SIXTEEN

153 28 4
                                    

Disclaimer:

All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.

***

Nara berbaring di samping Taksa, menyeka peluh di tubuhnya. Ia tidak ingin terdengar buruk tapi hubungan itu mulai menyenangkan untuknya. Contohnya ketika ia frustasi dan kesal setengah mati dengan puzzle yang harus ia selesaikan satu per satu, Taksa membuatnya merasa lebih tenang.

Is it his existence or his sexual appeal that helps her?

Or perhaps, she is just sex deprived. 

Ia sekarang mengerti mengapa orang-orang yang sudah pernah melakukannya tidak bisa berhenti. Setiap sentuhan Taksa menenangkan sarafnya, setiap kali pria itu menghujamnya dan kata manis yang keluar dari bibirnya, Nara seperti hilang sesaat dari dunia. Hanya ada dirinya, Taksa dan kenikmatan yang membuatnya lupa dengan semuanya. Apakah ia terdengar seperti pervert saat ini?

"Julien, I have a question." Tanya Nara memanggil nama tengah Taksa. Nama yang ia gunakan setiap kali keduanya berada di sekitar keluarga, atau berada di ranjang. 

Pria itu mengangguk, "Shoot it!"

"Sebagai Limawan, kamu memiliki semuanya. Kami bisa meneruskan usaha Limawan tapi kamu memilih memulai usaha sendiri. Kamu bisa fokus dengan bisnis kamu, tapi kamu terjun ke dunia politik. Aku tidak mengerti. Apa yang ingin kamu capai?" Tanya Nara penasaran.

"That's a heavy after-sex question." Ucap Taksa yang menggoda Nara.

"Aku serius. Aku tahu kamu suka memegang kendali. Kamu adalah strategic thinker, dan kami enjoy semua ini. Tapi kenapa? Kamu bahkan tidak mementingkan interest Limawan Corporation atau perusahaan kamu sendiri."

Nara awalnya berpikir bahwa Taksa melakukan semuanya untuk memiliki kekuasaan. That's true, he wants to have the ability control. Hanya saja ia tidak mengerti mengapa Taksa tidak menginginkan lebih. Selama ini, apapun keputusannya, semua dilakukan untuk masyarakat. To make the world a better place. Taksa tidak pernah mengambil keuntungan untuk usahanya ataupun Limawan Corporation. 

Tentu saja ini tidak termasuk misi menjatuhkan Hartono dan orang yang berada di belakangnya. Dan ini sangat make sense. Hartono is the bad guy and there's something wrong with him. Nara tidak sepolos itu untuk tidak menyadari apapun yang mereka lakukan dengan Hartono, partai dan orang dibelakang Hartono berhubungan erat dengan kasus ayahnya. 

Taksa bertatapan dengan Nara, "Kamu ingin jawaban jujur, ma princesse?"

Nara mengangguk.

"Kita terlahir dengan privilege. Aku bisa gak melakukan apapun dan masih bisa membiayai keturunanku kelak." Mendengar permulaan yang tidak ia tebak itu membuatnya tersenyum. "Terus?"

Taksa bangun dan membaringkan tubuhnya ke ujung ranjang. Ia bertelanjang dada dan menutupi bagian bawahnya dengan selimut. Nara mengikuti langkahnya.

"In my career as a businessman, I can take it or leave it. Aku tidak pernah takut gagal." Ucapnya santai. "Tapi semuanya tidak penting karena pencapaian terbesarku nantinya adalah apa yang aku tinggalkan di dunia ini. My legacy would be my children. Dan semua yang aku kerjakan saat ini adalah membangun fondasi yang kokoh untuk keluargaku di masa depan hidup. This is what I am striving for."

Limawan Series: PASSIONATE ALLIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang