5. SESEORANG YANG TERLUKA

39 12 11
                                    

Hai semuanya, seperti biasa jangan lupa vote dan komennya ya ☺️

Happy reading 💗

✧✧✧

Terkadang kita akan lelah untuk menghadapi semua luka, tapi jangan jadikan lelah itu sebagai alasan untuk menyerah.

✧✧✧

Tepat hari minggu biasanya orang-orang akan pergi untuk jalan-jalan di hari yang libur ini. Semua orang akan berbondong-bondong menghabiskan waktu sebelum kembali pada aktivitas masing-masing. Saat ini Gibran sedang duduk di balkon kamarnya, tatapan nya yang kosong melihat ke arah depan. Tanpa sadar bulir air mata mulai jatuh dari pelupuk matanya.

Cowok itu mengalihkan arah pandang nya lalu melihat tabung botol obat yang sengaja ia taruh di atas meja. Lagi, Gibran menatap kosong tabung botol obat itu.

"Keluarin aja kalau itu memang berat," ucap seseorang dari belakang Gibran. Sontak cowok itu pun langsung menghapus jejak air matanya lalu menoleh ke belakang. Ia melihat kehadiran Kinan bibi nya.

Kinan pun mulai melangkahkan kakinya untuk menghampiri Gibran, setelah sampai ia langsung duduk di samping remaja laki-laki itu. Kinan melihat ke arah tabung botol obat yang di taruh di atas meja, banyak pil yang keluar dari tabung obat itu serta banyak juga yang berserakan di lantai.

"Semuanya mustahil," ucap Gibran.

"Semuanya nggak akan mustahil jika kamu tidak menyerah sekarang," sanggah Kinan. Wanita cantik itu bangkit dari duduknya lalu memeluk tubuh keponakannya dengan begitu erat. Ia melakukan ini hanya untuk sekedar menyalurkan kekuatan untuk Gibran agar tidak menyerah saat ini juga.

"Disini ada bibi, kamu jangan merasa sendiri, kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk cerita sama bibi," ucap Kinan. Tangan lentiknya mulai mengusap surai rambut Gibran yang sedikit berantakan. Ia tahu ini adalah hal yang begitu menyakitkan bagi Gibran, harus meminum obat setiap hari nya agar menjaga kewarasannya.

"Bibi akan selalu ada disisi kamu," lanjutnya. Kinan sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Gibran sebagaimana Viola menjaga Gibran. Kinan sudah berjanji untuk memastikan kondisi mental keponakannya, ia tidak akan pernah bisa melihat jika keponakannya sendiri harus tenggelam lebih dalam lagi.

✧✧✧

Gibran keluar dari kamar karena perutnya sudah berbunyi pertanda harus di beri makan. Namun saat sampai di lantai bawah Gibran sudah melihat kehadiran Wijaya disana yang sudah duduk di sofa ruang tamu. Gibran melihat papa nya begitupun dengan Wijaya yang melihat Gibran.

Saat Wijaya melihatnya dengan segera Gibran langsung memutuskan pandangan nya dan pergi ke dapur untuk mengambil makanan. Sedangkan Wijaya terus memperhatikan punggung Gibran sampai punggung itu hilang saat Gibran berbelok ke arah dapur. Kinan yang kebetulan berada di sana melihat betapa tajam nya saat Wijaya melihatnya Gibran.

"Ternyata penampilannya doang yang berubah tapi tidak dengan sikap nya," monolog Kinan.

Wanita cantik itu pun mulai turun dari anakan tangga lalu duduk di hadapan Wijaya setelah sampai di lantai bawah, "Mas, enggak ke kantor?" tanya Kinan pada Wijaya.

"Enggak. Kamu sendiri? Bukannya udah jadi psikolog," kini giliran Wijaya yang bertanya pada Kinan.

"Lagi libur, jadi aku bisa santai di rumah," jawab nya. Memang setiap hari minggu adalah hari dimana Kinan bisa bebas dengan pekerjaannya.

Rumah Tanpa PintuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang