Masih setia gak nih nunggu kelanjutannya cerita Gibran? Kalau masih nunggu absen dulu dong.
Seperti biasa jangan lupa vote terlebih dulu sebelum membaca.
Happy reading 💗
✧✧✧
Di setiap perjalanan pasti akan ada seseorang yang selalu ada untuk kita entah itu teman, sahabat, atau cinta.
✧✧✧
Acara pentas seni di SMA Bhintara akan segera di mulai, saat ini semua warga sekolah sedang mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk merapikan stand makanan dari kelas mereka. Acara pentas seni kali ini bukan hanya untuk pengembangan bakat saja tapi juga kreativitas mereka untuk belajar bagaimana cara untuk mempromosikan produk yang mereka buat. Lapangan kini sudah di penuhi oleh semua warga sekolah untuk menyambut acara pentas seni kali ini.
Namun tidak teruntuk anggota Cariozz yang memperhatikan semua anak kelas-kelas lain yang mempersiapkan stand makanan. Mereka lebih memilih untuk memperhatikan ketimbang untuk membantu. Untuk acara pentas seni kali ini anggota Cariozz akan kembali bertugas sebagai keamanan agar tidak terjadi masalah yang membuat acara hancur. Mereka sudah di tugaskan oleh Pak Viki selaku kepala sekolah di SMA Bhintara untuk berjaga agar acara berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.
"Kita nggak bantu nih?" tanya Andhika pada mereka semua.
"Sok kalah lo mau bantu," sahut Gilang.
"Kita kan cuma di suruh untuk menjaga keamanan," timpal Kenzo.
"Iya menjaga keamanan, tapi harus bantu-bantu juga lah anjir!" sungut Rafa. Memang benar mereka hanya di tugaskan untuk menjaga keamanan dan ketertiban semasa acara. Namun bukan berarti mereka tidak membantu dalam hal mempersiapkan pentas kali ini kan?
"Bacot! Buruan bantuin," suruh Varel lalu mereka pun turun dari atas rooftop untuk membantu kelas mereka.
✧✧✧
Di stand XI IPA 4 Kinara sedang membereskan stand makanan kelas mereka. Ia dan yang lain sedang menghias stand mereka agar bisa menarik perhatian orang-orang untuk membeli makanan di stand kelas mereka. Tak lupa juga dengan tambahan balon di sisi samping stand mereka.
"Duduk dulu, Ra," kata Firza menyuruh Kinara untuk beristirahat terlebih dahulu. Kinara yang mendengar ucapan Firza pun langsung ikut mendudukkan dirinya sendiri setelah semuanya selesai.
Firza Syakira teman Kinara yang baru saja pindah dari sekolah lain ke sekolah ini. Mereka berdua memang baru saja kenal namun entah kenapa ada magnet yang selalu membuat mereka dekat satu sama lain.
"Gue seneng deh, bisa ikut acara begini," ucap Firza. Sontak Kinara pun langsung menengok lalu melihat ke arah Firza.
"Emang lo nggak pernah ikut acara gini?" tanya Kinara pada Firza. Gadis itu pun menengok lalu menggeleng pelan. "Kenapa?"
"Gue dulu itu homeschooling makanya setiap ada acara kayak gini gue nggak tau," jawab Firza. Ya, selama ini Firza memang sekolah dari rumah. Ada satu kejadian yang menimpa keluarga mereka dan mengharuskan Firza untuk sekolah dari rumah. Kejadian itu membuat orang tua Firza jadi takut jika mereka membiarkan Firza pergi tanpa pengawasan mereka. "Gue di larang sama ortu untuk sekolah di rumah aja, dengan alasan karena mereka nggak mau gue kenapa-napa," lanjut Firza bercerita.
"Terus kenapa orang tua lo ngizinin untuk sekolah luring?" tanya Kinara lagi.
"Gue berusaha untuk menyakinkan mereka bahwa gue nggak akan kenapa-napa. Lagi pula kalau terlalu lama gue sekolah di rumah, gue nggak akan mendapatkan teman," kata Firza lagi. Alasan Firza membujuk kedua orang tuanya untuk bersekolah di tempat lain selain di rumah karena hanya ingin mendapatkan teman. Sudah beberapa tahun mereka tidak mengizinkan nya untuk sekolah di luar seperti anak-anak lain. Bahkan untuk berinteraksi dengan tetangga mereka pun orang tuanya tidak mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Pintu
Teen Fiction"cemara adalah kebohongan bagi seorang anak broken family." -Gibran Wijaya Pradipta Menurut mereka rumah adalah tempat untuk berpulang dimana mereka akan di sambut dengan pelukan dan tepukan yang lembut. Tapi itu tidak berlaku bagi Gibran. Rumah ad...