DUA NAMA S4

SISI LAIN PAKDE

⬜SISI LAIN PAKDE

▫️
▫️
▫️
▫️
▫️

Minggu selanjutnya, bapak mulai menjalankan usaha kecil barunya dengan atas dasar dirinya sendiri setelah kutinggal kerja di toko.  Tapi, ia masih tetap nagih untuk membuatkan sebuah stiker supaya orang lebih mengenal dan mudah dihubungi apabila ada pesanan.

Sebenarnya aku sudah serahkan ke mbak Denis selaku pemasak dan dia adalah anak dari pak Slamet yang pertama.  Dia sudah berpengalaman dalam mengolah maupun menciptakan cemilan yang baru karena emang sudah dituruni sifat pinter masak dari emaknya.

Tapi lagi lagi dia juga malah menangkis ulang dan memberikan ke aku untuk masalah stiker tersebut.

Ya..

Sejujurnya kalau masalah desain sih bisa pakai ciri khas tersendiri ataupun menggunakan refrensi dari internet.  Tapi, adakalanya jika kita menciptakan desain sendiri supaya tidak ada campur tangan orang lain dan terkesan eksklusif.

Aku juga paham makna logo itu seperti apa.  Makanya kali ini aku harus berfikir keras untuk mendesain dan mencetaknya jadi stiker dalam jumlah yang banyak dan bisa diperbanyak sesuai dengan kebutuhan nanti.

Ketika aku nanya sama bapak, jawabannya adalah...

👨🏻▫️Ya pokoknya kamu.
👨🏻▫️Coba kamu pikir gimana yang bisa mencerminkan atau menggambarkan.

👲🏻▫️Tapi gimana?
👲🏻▫️Aku aja bukan penggambar lho.

👨🏻▫️Lah.. emang bikin logo harus jadi penggambar?  Kan yang penting makna sama keunikan.😒

👲🏻▫️Ya tau..

👨🏻▫️Udah.. pokoknya jangan ngomong sama aku kalau kamu belum dapat.  Nggak mau tau aku pokoknya.😒

👲🏻▫️Apa sih?😒
👲🏻▫️Kok maksa?

👨🏻▫️😑...

👲🏻▫️Seenaknya aja lama lama.
👲🏻▫️😒

👨🏻▫️😑...

Dan itu adalah pembicaraan terakhir kami.

Ya.. itulah sifat bapak.  Dimana apapun yang ia kehendaki untuk aku, maka harus terjadi.  Nggak bisa dibantah dan dirubah.

Tapi lagi lagi, itu hanya berlaku ke aku.  Ke aku saja, tidak ke orang lain. 

😑

Berhubung karena aku memerlukan waktu untuk berfikir dan membuat sebuah desain, aku akan menenangkan pikiran sejenak supaya otakku bisa membuat sebuah goresan untuk stiker yang diminta oleh bapak.

Aku bener bener menghabiskan banyak waktu di depan laptop demi mendapatkan sebuah ide berkarakter tapi simpel dan bermakna tinggi.  Bahkan udah puluhan gambar yang aku sudah hasilkan tapi belum mantap untuk menunjukkan ke bapak sehingga Yap..  aku belum boleh ngobrol sama dia.😑

Dan...

Kupikir dia cuman bercanda.  Soal omongan nggak boleh ngomong itu mungkin cuman gimmick dia. Tapi ternyata dia bener bener diam dan nggak menanyakan apapun ke aku.  Kita kayak orang sedang satru.😣

▫️

Karena hari Sabtu itu aku dibuat onar hati, maka aku memutuskan untuk berjalan jalan kaki di area rumah bapak sekalian supaya aku menemukan refrensi yang mantap.

Pakde?

Kenapa aku tiba tiba pengen kesana ya?  Apa ini jawabannya?  Tapi pakde kan malah nggak pernah tau soal begituan.  Bahkan gadget aja nggak paham banyak.  Tapi, aku bisa mencobanya dahulu.  Siapa tau ada sedikit jawaban.