✨️Happy Reading✨️
.Derap langkah kaki yang tegas menggema diruangan luas dan sedikit gelap. Billy dengan angkuhnya berjalan untuk menemui seseorang. Lebih tepatnya menemui mangsanya.
Ketika sudah sampai, Billy melihat laki-laki dengan posisi tangan kaki terikat ditiang dengan kondisi yang memprihatinkan.
Banyak bekas luka sayatan ditubuh pria itu dan darah yang sudah mengering disekitar mulutnya. Anak buah Billy memang tidak pernah mengecewakan soal menyiksa orang. Tentu saja itu atas ajaran Billy."Poom, apa dia masih tutup mulut?", tanya Billy kepada anak buahnya itu.
"Masih Bos, kami sudah menyiksanya dengan berbagai cara tapi dia masih teguh pada pendiriannya".
Billy berjalan mendekati pria tersebut.
"Rupanya, kau kuat juga. Masih ingin menambah jamuan dariku hm? Sangat disayangkan, sebentar lagi kau akan mati." Ucap Billy berdecak remeh.
"Hahaha, kau pikir aku akan mengaku? Bahkan jika kau membunuhku sekalipun, aku tidak akan buka mulut. Dan aku pastikan, Bos ku akan membunuhmu!" jawab pria tersebut dengan suara yang lemah.
"Sialan, dasar keras kepala!"
Satu tendangan pria itu dapatkan diwajahnya. Telinganya terasa berdengung bahkan ia merasakan rahangnya bergeser. Tendangan Billy memang tidak main-main. Dua tendangan, tiga tendangan dan seterusnya. Ia bahkan sudah memuntahkan darah dari mulutnya.
"Baiklah, kau ingin mati rupanya. Maka keinginanmu akan kuwujudkan". selanjutnya Billy menembakkan 10 peluru berturut-turut ketubuh pria itu. Mula dari kepala hingga jantung. Sudah dipastikan pria itu meregang nyawa saat itu juga.
Setelah puas, ia menyuruh anak buahnya membereskan mayat pria itu.
"Seperti biasa belah tubuhnya, dan jual organnya. Karena stok organ kita sudah menipis. Pastikan dijual dengan harga sangat mahal".
"Baik Bos."
-✨️-
"Babe, kau yakin?", tanya Gap menatap Babe dengan raut khawatir.
"Iya Phi, aku sudah yakin dengan keputusanku. Aku ingin mengundurkan diri."
"Tapi, bagaimana kau bisa bertahan hidup nantinya? Kau bilang sendiri kau butuh pekerjaan ini untuk bertahan hidup dan melunasi semua hutang-hutang orang tuamu. Aku sungguh mengkhawatirkanmu".
"Akan aku pikirkan nanti Phi, terimakasih karena sudah mengkhawatirkanku". Ucap Babe tersenyum.
Setelah satu minggu kejadian menyakitkan itu, Babe memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai bartender. Ia tidak ingin bertemu lagi dengan Billy di club itu. Selama itu juga Billy belum terlihat mengunjukkan batang hidungnya.
"Baiklah Babe, jika itu keputusanmu. Semoga keputusan yang kau ambil ini benar. Sayang sekali aku harus melepasmu. Padahal kau adalah salah satu staff kami dengan kinerja terbaik. Tapi aku tidak bisa mencegahmu. Dan aku minta maaf atas kejadian tidak mengenakkan yang kau alami satu minggu yang lalu. Jika kau butuh apa-apa hubungi aku. Jangan sungkan."
"Iya Phi, Phi tidak perlu meminta maaf. Itu bukan salah Phi Gap. Kalau begitu aku pamit ya Phi. Jaga diri Phi baik-baik." ucap Babe dengan senyum tipisnya.
Babe berjalan meninggalkan Club dengan menunduk. Ia yakin ini keputusan terbaik agar ia tidak bertemu dengan Billy. Babe tidak tahu siapa Billy sebenarnya. Tapi yang ia tahu Billy adalah laki-laki brengsek yang pernah ia temui seumur hidupnya.
Beberapa jam kemudian...
Babe sampai didepan pintu apartemennya. Namun saat sampai didepan pintu ia menemukan sebuah catatan kertas tertempel disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]
FanfictionBilly Patchanon Ounsa-ard, merupakan seorang mafia kejam tak mengenal kata ampun. Ia tidak segan untuk membunuh siapapun yang mencoba menghalanginya. Ber tempramen buruk dan bengis. Tidak percaya dengan "cinta". Disebuah tempat yang sepi, dia tidak...