𝐁𝐀𝐁 𝟏𝟒 - 𝐒𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡

308 32 8
                                    

✨️Happy Reading✨️

.

.


"Ini tentang ayahmu," seketika langkahnya terhenti dan kalimat itu membuat Billy mengepalkan tangannya hingga punggung tangan itu memutih.

"Aku dengar, ayahmu akan mewariskan seluruh kekayaannya kepada anak angkatnya. Sangat disayangkan bukan? Bahkan anak kandungnya sendiri tidak mendapat sepeserpun kekayaannya.

Terdengar tawa yang memekikkan telinga dari mulut wanita paruh baya itu. Kemudian dia berjalan dan memeluk pundak Billy dari belakang sedikit mengelusnya.

"Tawaranku masih berlaku. Jika kau ingin saham ayahmu jatuh ke tanganmu, maka turuti perintahku, Billy," bisiknya kemudian mundur beberapa langkah.

Billy mengabaikan ucapan wanita itu, kemudian berjalan keluar aula dengan amarah menggebu-gebu. Sesaat sampai dikamarnya, dia merebahkan dirinya diranjang dan menutup mata dengan lengannya. Ingatannya kembali pada 20 tahun lalu.

-Flashback On-

Dulu Billy adalah anak yang periang namun sedikit pemalu. Sedari kecil ibunya selalu mengajari apa arti mengasihi orang lain. Ayahnya mempunyai sikap yang bijaksana, juga mengajarkan Billy menjadi sosok laki-laki yang bertanggung jawab dan apa itu kesetiaan. Billy merasa hidupnya sempurna kala itu.

Mempunyai orang tua dengan tidak kurang kasih sayang ditambah dia akan mempunyai seorang adik yang sangat ia nanti-nantikan.

Namun, kebahagiaan itu perlahan memudar semenjak Natcha memasuki kehidupan rumah tangga orang tuanya. Berawal dari Natcha yang menjabat sebagai sekretaris pribadi ayahnya, hingga kabar perselingkuhan Ayahnya dengan Natcha terdengar sampai telinga Ibunya dan Billy.

Ibunya jadi sering melamun, dan tiba-tiba menangis. Billy memang masih kecil saat itu, tapi dia anak yang cerdas. Bukan hal sulit untuk Billy memahami situasi yang sedang terjadi dengan kedua orang tuanya. Billy bisa melihat seberapa dalam wanita yang paling ia cintai itu terluka karena ulah sang ayah.

Hari-harinya dia selalu melewatkannya dengan sang ibu. Bahkan ketika sedang hamil besar pun, Ibunya masih bisa menyiapkan segala keperluan Billy.

Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 10 tahun, Billy harus menyaksikan Ibunya, wanita yang paling ia cintai tewas tertabrak didepan matanya sendiri. Lebih parahnya lagi, yang menabrak adalah ayah dan selingkuhannya.

Billy kecil menangis dengan memeluk erat jasad ibunya yang sudah terbujur kaku dan berlumuran darah ditengah jalan yang sangat sepi. Billy mengelus perut ibunya yang sudah besar itu. Adik yang ia nantikan kedatangannya juga menyusul sang ibu, karena ia melihat darah yang keluar sangat banyak dari bawah perut ibunya.

"Ibu, aku bersumpah akan membalaskan dendam kepada Ayah atas kematianmu. Setelah aku dewasa nanti aku berjanji akan membuat laki-laki dan wanita itu membayar semuanya. Karena nyawa harus dibayar dengan nyawa,"

Sejak saat itu, dia begitu membenci ayahnya. Sosok yang menjadi panutannya sedari dulu justru yang menghancurkan kebahagiaan Ibunya. Baginya, arti kesetiaan yang Ayahnya ajarkan padanya hanya omong kosong dan semua yang ayahnya ajarkan adalah kebohongan.

Billy menjadi anak yang pembangkang dan sering disiksa oleh ayahnya. Pada akhirnya, Billy memutuskan bergabung kedalam komplotan mafia. Bahkan diusianya yang masih 15 tahun dia sudah berhasil membunuh 10 orang dalam waktu 30 menit.

𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang