✨️HAPPY READING✨️
.
.Kedua pasang kaki sedang melangkah melewati kerumunan orang-orang yang sedang berjalan kaki. Mereka saling bergandengan tangan, dengan pria yang kecil menggandeng erat lengan pria yang lebih besar darinya.
“Apa kau lelah?,” tanya Billy kepada Babe.
“Tidak, aku suka pemandangan malam kota ini, kau tahu ini pertama kali aku pergi keluar negeri,” dengan girang Babe berceloteh.
“Mulai sekarang kau ingin kemanapun, maka akan kukabulkan,”
“Benarkah? Wah aku senang sekali,” berjinjit dan memeluk leher Billy erat.
“Aku ingin makan semua makanan yang ada disini, apakah boleh?”, menunjukkan tatapan menggemaskan sebagai jurus merayu Billy.
“Jika kau ingin aku belikan seluruh saham disini, aku mampu sayang,”
“Ish, dasar orang kaya."
Billy yang merasa gemas, mengusak rambut Babe pelan. Hampir 3 jam mereka menikmati kebersamaan berdua di California. Setelah Babe merasa kenyang, ia merengek ingin segera pulang ke apartemen. Tentu saja dituruti oleh Billy.
Saat ini mereka sedang menuju parkiran. Disana sudah ada beberapa bodyguard yang menunggu.Saat ingin membuka pintu, tiba-tiba handphone Billy berbunyi. Langsung saja ia mengangkatnya.
“Sebentar Baby, Poom menelfon,” ucapnya lalu melepaskan genggaman tangan Babe.
Merasa obrolan Billy penting Babe hanya diam mendengarkan dengan seksama apa yang sedang prianya bicarakan. Beberapa detik setelahnya, Babe merasakan ingin buang air kecil. Langsung saja Babe berlari untuk mecari toilet terdekat.
Cukup lama Billy menelpon, ia kemudian menutup telfonnya. Namun tidak melihat dimana keberadaan Babe.
“Dimana Babe?”,
“Tuan Babe tiba-tiba berlari Bos, sepertinya dia ingin ke toilet,”
“Lalu kenapa tidak kalian ikuti dia? Kalian bodoh atau bagaimana? Dia belum paham daerah sini. Cepat cari dia!,” Billy benar-benar marah, bagaimana bisa bodyguardnya tida becus sama sekali.
Dengan panik para bodyguard itu berpencar disetiap pintu masuk.
“Bos, kami tidak menemukan Tuan Babe.”
“Ditoilet sebelah sana juga tidak ada Bos,”
Billy yang mendengar laporan dari bawahannya hanya bisa mengepalkan tangannya menahan amarah.
“Sialan! Jika terjadi apa-apa dengan Babe ku, akan kubunuh kalian semua!”,
Dengan cepat Billy menelfon, namun tidak kunjung diangkat oleh si pemilik handphone.
—✨️—
Sementara itu, Babe sedang kebingungan bagaimana dia bisa ketempat Billy tadi. Babe benar-benar lupa jalan. Padahal Babe rasa toiletnya tidak jauh dari parkiran. Mendengar handphonenya bergetar, ia langsung mengangkatnya.
“Phi, sepertinya aku tersesat. Jemput aku,”
“Sayang, kamu dimana? Tunggu disana. Aku sudah melacak GPS mu. Tetap disitu oke? Jangan kau tutup telfonnya,” Suara Billy terdengar sangat panik dan terdengar ter engah-engah karena secepat kilat ia berlari.
“Iya Phi. Cepat ya, disini sungguh gelap, aku- “
Belum sempat Babe meneruskan bicaranya, ia melihat laki-laki yang tingginya tidak jauh dengan Billy menghampirinya. Babe terkejut dengan siapa yang ia lihat, saat hendak membuka suara, tiba-tiba dari arah belakang, ada yang membekap dirinya menggunakan kain yang sudah diberi obat bius.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]
FanfictionBilly Patchanon Ounsa-ard, merupakan seorang mafia kejam tak mengenal kata ampun. Ia tidak segan untuk membunuh siapapun yang mencoba menghalanginya. Ber tempramen buruk dan bengis. Tidak percaya dengan "cinta". Disebuah tempat yang sepi, dia tidak...