✨️Happy Reading✨️
.
🔞 WARNING! ++🔞
.
.Flashback on...
"Aku ingin kau," ucap Billy membalikkan badannya, menatap Babe dengan pandangan yang sulit dijelaskan.
"S-Saya? Tapi saya seorang Bartender Tuan. Jika tuan ingin ada yang menemani akan saya carikan servant yang sedang luang." Jelas Babe dengan sopan.
"Apa kau tuli? Aku bilang aku ingin kau. Dan siapa kau berani mengaturku!". Tukas Billy dengan nada yang meninggi.
"Tapi saya tidak bisa tuan, itu diluar tugas saya." Jawab Babe dengan tenang.
Tidak, dia tidak boleh takut. Yang ia lakukan sudah benar. Ia rasa harus bersikap tegas dengan pelanggannya ini. Prosedur tetap menjadi prosedur. Jangan mentang-mentang pria yang didepannya ini memiliki uang maka ia bisa seenaknya. Begitulah menurut Babe.
Billy mulai mendekat kearahnya, tatapannya saat ini siap memangsa korbannya. Babe mundur beberapa langkah hingga menabrak pintu. Sial, pintunya terkunci otomatis.
"Kau menolakku? Seumur hidupku aku tidak pernah menerima penolakan. Tapi lihat siapa ini? karyawan rendahan sepertimu berani menolakku." Billy mengikis jarak diantara keduanya. Bisa Babe rasakan aroma tubuh maskulin Billy.
"Maaf tuan, sesusai prosedur kerja bahwa -"
Cup!Ucapan Babe terpotong saat ia merasakan belahan bibir Billy mencium bibirnya. Masih dengan keterkejutannya, ia hanya bisa diam mematung saat Billy mulai melumat bibir atas dan bawahnya. Ingin rasanya ia mendorong dan memukul pria ini yang dengan lancang menciumnya tanpa izin.
Merasa tidak ada balasan dari Babe, Billy menjauhkan wajahnya. Persetan dengan pekerjaan. Babe tidak ingin lama-lama diruangan ini."Saya permisi tuan," ucapnya cepat ketika Billy menjauhkan badannya. Niat hati ingin berbalik badan namun tubuhnya tiba-tiba melayang, dan dihempaskan diatas ranjang dengan cukup keras.
Dengan kepala yang sedikit pusing, Babe bangkit tapi tubuhnya ditahan oleh Billy yang jauh lebih besar dan mengungkungnya diantara lengan kokohnya. Billy langsung menyambar bibir Babe dan melumat rakus bibir manis itu. Babe memberontak namun kedua tangannya ditahan oleh Billy dibawa keatas kepalanya agar ia tidak bisa bergerak."Ya Tuhan cobaan apalagi ini, siapapun tolong aku."
Babe tidak merespon lumatan yang Billy berikan. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
Memang dasarnya Billy pencium yang handal, ia menggigit bibir bawah Babe, dan saat itu juga Babe reflek membuka mulutnya. Sadar mendapatkan akses, lagsung saja melesakkan lidahnya kedalam mulut Babe. Lidah hangat Billy sudah bersarang didalam mulut Babe dan menjelajahi seluruh rongga mulut Babe yang entah mengapa itu membuatnya candu.
"eugh~, lenguh Babe tanpa sadar karena lidah Billy benar-benar mengisi penuh mulutnya.
Masih dengan mengajak lidah Babe beradu, tangannya dengan cepat melepaskan rompi dan dasi Babe secara paksa, lalu menyelusup kedalam baju yang digunakan oleh Babe, memilin nipple Babe dengan menariknya sedikit kencang.
"Umhhhh.. shh, lep-pashh!" teriak Babe dengan berani hingga ciuman mereka terlepas.
Plak!
Satu tamparan yang cukup kuat Babe dapatkan dari Billy. Bisa ia rasakan rasa asin dimulutnya. Ujung bibir Babe berdarah. Namun, rasa sakit akibat tamparan Billy tidak sebanding dengan rasa sakit pada hatinya saat ini.
"Diam kau sialan! jangan merusak moodku jika kau masih ingin hidup!." Ujar Billy dengan kerasnya.
Billy yang sudah dikuasai emosi dan alkohol semakin bersemangat untuk menikmati kembali bibir pria manis yang ada dibawahnya. Kali ini dengan lumatan-lumatan kasar dan terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]
FanfictionBilly Patchanon Ounsa-ard, merupakan seorang mafia kejam tak mengenal kata ampun. Ia tidak segan untuk membunuh siapapun yang mencoba menghalanginya. Ber tempramen buruk dan bengis. Tidak percaya dengan "cinta". Disebuah tempat yang sepi, dia tidak...