✨️ HAPPY READING✨️
.
.WARNING (21+++)
Pasien sekarang sudah melewati masa kritisnya, untung saja segara mendapat pertolongan dan operasinya berjalan dengan lancar. Pasien akan kami pindahkan keruang ICU.” Ucap dokter yang menangani Billy setelah keluar dari ruang operasi.
Poom dan Great menghela nafas lega setelah mendengar kabar tersebut. Berbeda dengan Babe yang duduk dikursi panjang sedang menangis, dipelukan Bibi Song. Mereka sengaja menjemput Bibi Song dari Thailad berangkat ke Amerika untuk menemani Babe.
Disinilah mereka saat ini, berada diruang ICU dengan Billy yang masih terbaring dengan mata yang terpejam.
“Phi, cepatlah sadar. Dadaku sakit melihatmu terbaring seperti ini. Mana janjimu hah? Kau bilang tidak akan terluka, kau ingkar janji.” Menggenggam tangan Billy dengan erat.
“Istirahatlah Babe, aku sudah membelikan makanan untukmu. Kau belum makan dari tadi. Kasihan Bayimu,” ucap Poom sambil menenteng beberapa kantong plastik.
Babe sampai lupa kesehatan dirinya sendiri dan bayinya, karena terlalu fokus pada keselamatan Billy. “Kau pulanglah dulu bersama Bibi Song, biar kami yang menemani Bos.” Sambung Great yang dibalas gelengan kepala oleh Babe.
“Bolehkan aku disini saja? Aku ingin melihat Phi Billy membuka mata.” Memandang satu persatu anak buah kepercayaan kekasihnya.
“Baiklah, aku akan menyuruh pelayan menyiapkan semua keperluanmu dan akan diantar oleh Bibi Song kesini,”
“Kalian istirahat saja. Terimakasih karena sudah bekerja keras hari ini,”
Mereka makan malam dengan suasana hening. Hanya terdengar alat medis dari ruangan tersebut.
—✨️—
Dengan perlahan, Billy berhasil membuka matanya. Hal yang pertama yang dia lihat adalah atap putih dan disekelilingnya, kemudian mengedarkan pandangannya dan melihat Babe yang sedang tertidur di sebelahnya dengan posisi duduk.
Billy menyingkirkan alat bantu pernafasan dari mulutnya dan meringis ketika dia tidak sengaja membentuk pergerakan.
“Bos, anda sudah sadar. Sebentar aku panggilkan dokter,” Great memencet tombol disamping ranjang Billy.
“Selamat, Tuan. Anda sudah bisa melewati masa kritis anda. Untuk sementara anda belum diperbolehkan banyak bergerak karena bekas operasi anda belum sepenuhnya sembuh,” jelas dokter tersebut dan mendapat anggukan dari Billy.
Setelah kepergian dokter, Billy memerintahkan Great untuk memindahkan Babe tidur disampingnya. Rumah Sakit tempat ia dirawat mempunyai fasilitas yang mewah. Dengan ukuran ranjang yang besar dan tentu saja lengkap.
Billy membawa pandangannya kepada Babe yang masih tertidur damai disampingnya. Mengamati wajah cantik kekasihnya. Dia heran, kenapa Babe tidak kunjung bangun padahal tubuhnya tadi dipindahkan.
“Tuan Babe tidak berhenti menangis, aku rasa dia begitu kelelahan hingga tidak terbangun sama sekali,” Jelas Great sambil melihat pemandangan didepannya itu.
“Maafkan aku,” Billy menggerakkan badannya menyamping dan mencium kening Babe pelan.
“Bagaimana dengan Heng?,”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]
Fiksi PenggemarBilly Patchanon Ounsa-ard, merupakan seorang mafia kejam tak mengenal kata ampun. Ia tidak segan untuk membunuh siapapun yang mencoba menghalanginya. Ber tempramen buruk dan bengis. Tidak percaya dengan "cinta". Disebuah tempat yang sepi, dia tidak...