✨️Happy Reading✨️
.
.Setelah kepergian Bos nya, Poom menghampiri Gap yang sedang berdiri memantau keadaan sekitar.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Gap kepada Poom.
"Begini, Bos Billy ingin anak muda itu untuk menemaninya malam ini." dengan sedikit ragu menunjuk kearah dimana Babe sedang duduk dimeja bartendernya.
Gap yang mendengar itu seketika menjatuhkan rahangnya. Siapa yang tidak tahu Billy Patchanon. Gap juga tahu kalo keinginan bos mafia itu tidak dituruti maka nyawa menjadi taruhannya.
"Maaf sebelumnya, Tuan. Tapi anak muda itu bukan servant kami. Dia bartender. Dan sudah jelas sekali itu diluar pekerjaannya." Jelas Gap dengan sopan.
Poom yang merasa kebingungan seketika mendapat telfon dari Billy.
"Halo Bos," jawabnya setelah mengangkat telfon.
"Apa jarak meja pria itu ke ruanganku sangat jauh? Kenapa dia tidak kunjung sampai? Dalam waktu 2 menit jika pria itu tidak ada disini, club ini akan rata dengan tanah."
Tut
Panggilan terputus begitu saja. Gap yang ikut mendengar perkataan Billy karena Poom mengaktifkan mode speaker hanya bisa menelan ludah dengan kasar.
--
Babe berjalan menyusuri lorong mencari nomor pintu sesuai dengan kartu yang ada ditangannya. Sambil membawa minuman yang dipesan oleh pelanggannya.
Babe berfikir sejenak. Ruang VVIP ini tidak sembarang pelanggan bisa menyewanya. Pastinya dia terlampau kaya dan bukan orang sembarangan.
Sebenarnya Babe sedikit bingung, ini pertama kalinya ia mengantarkan pesanan pelangganannya secara langsung.
Sedikit merutuk dan kesal kepada Gap, mengapa harus dia yang mengantar padahal ada servant yang menganggur. Tapi, Gap bilang pelanggan kali ini meminta sendiri bahwa Babe yang harus mengantar. Daripada gajinya dipotong karena tidak bersikap profesional, mau tidak mau ia herus menuruti perintah itu.
Setelah berjalan dengan umpatan-umpatan kecil, sampailah ia didepan pintu nomor 14. Dia menemukan kamarnya."Permisi, pesanan anda datang Tuan." Ia mengetok pintu tersebut sedikit keras. Namun tidak ada sahutan dari dalam. Beberapa menit setelahnya juga tidak ada sahutan.
"Apa dia sudah tidur?" monolog Babe.
Babe memutuskan akan mengetok kembali
"Masuk." tiba-tiba terdengar suara cukup keras dari dalam.
Babe yang kaget mendengar suara rendah dan besar itu hampir saja menjatuhkan minuman yang ia bawa.
Ia dengan hati-hati mulai memasuki ruangan tersebut."Permisi tuan, ini pesanan anda," ucapnya sopan dengan meletakkan minuman dimeja sebelah pintu.
"Apa ada yang anda butuhkan lagi Tuan?". lanjutnya dengan kepala menunduk.
Tidak ada jawaban dari orang itu. Babe memutuskan mengangkat kepalanya sedikit mengintip aktifitas apa yang sedang dilakukan orang itu. Disana bisa ia lihat seorang laki-laki tinggi semampai dengan balutan bathrobe membelakanginya, netra laki-laki itu sepertinya sedang menikmati pemandangan kota di malam hari. Postur tubuhnya seperti tidak asing, Babe merasa pernah melihat laki-laki dengan postur yang sama sebelumnya.
"Tuan?" panggil Babe dengan hati-hati.
"Aku ingin kau." jawab Billy seraya membalikkan badan, menatap Babe dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Jangan lupakan senyum miring yang ia tunjukkan.
Saat itu juga pandangan mereka bertemu.
Deg!
"S-saya?". ucap Babe dengan tubuh yang menegang.
--
Saat ini, Gap sibuk mondar mandir di koridor Club. Jujur saja dia sangat khawatir. Bagaimana jika terjadi apa apa dengan Babe. Rasa bersalah menyeruak didalam hatinya ketika dia harus menyuruh Babe untuk mengantarkan minuman kepada Bos Mafia itu
"Babe, semoga kau baik-baik saja, maafkan aku," gumamnya memandang pintu koridor club yang sepi.
--
Babe keluar dari kamar yang Billy sewa dengan keadaan kacau. Jejak air mata masih terlihat dipipi mulusnya, dasinya entah kemana, 3 kancing kemejanya terbuka, beberapa jejak kissmark dilehernya, dan rompi kerja yang ia kenakan juga tak tahu kemana. Babe berjalan sempoyongan di lorong koridor seorang diri. Babe ingin menangis sekarang, ingin menangis sekeras kerasnya meluapkan apa yang ia alami barusan. Babe memutuskan pergi ke belakang bangunan club. Duduk sendirian sambil memeluk dirinya sendiri.
"Pho, Mae. Kenapa hidupku harus seperti ini? Kapan aku akan bahagia?". adunya dengan suara bergetar.
.
Tbc...
Hayoloh. Babe diapain ama si Billy. Disini aku emang sengaja bikin karakter Billy brengsek ya. Tapi tenang aja nanti dia akan dapat karmanya.
✨️See you on the next chapter✨️
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]
FanfictieBilly Patchanon Ounsa-ard, merupakan seorang mafia kejam tak mengenal kata ampun. Ia tidak segan untuk membunuh siapapun yang mencoba menghalanginya. Ber tempramen buruk dan bengis. Tidak percaya dengan "cinta". Disebuah tempat yang sepi, dia tidak...