𝐁𝐀𝐁 𝟐𝟑 - 𝐃𝐢𝐚𝐫𝐲 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢?

452 40 9
                                    

✨️HAPPY READING✨️
.

.

Disinilah Babe dan Love sekarang. Dengan riang gembira mereka berdua memasuki area Timezone. Tapi anehnya kenapa tidak ada orang sama sekali? Hanya ada petugas dan mereka berdua.

"Love, apa Timezonenya libur? Kenapa sangat sepi?"

Love benar-benar mengutuk Billy saat ini, rupanya perkataan Billy untuk menyewa Timezone tersebut benar adanya. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran laki-laki itu.

"Aku tidak tahu, iya ya kenapa begitu sepi, seperti tempat ini memang dikhususkan untuk kita," Ucap Love sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tidak ingin berfikir lebih keras lagi, Love mengajak Babe bermain wahana sampai benar-benar puas. Apalagi tadi mereka tidak disuruh membayar sama sekali karena katanya sedang ada promo.

"Wah, keren sekali sering-seringlah kita berkunjung kesini anakku saat ini sungguh senang." Babe berucap dengan mengusap perutnya yang sudah mulai membuncit.

"Kau atau anakmu, hah?"

"Ya... keduanya" ucap Babe dengan menampilkan gigi putihnya.

Tanpa mereka sadari, dibagian ujung berdiri sosok laki-laki menggunakan masker, topi dan kacamata hitam sedang mengamati kedua orang tersebut.

"Love, kau merasa tidak sepertinya daritadi ada yang memperhatikan kita,"

Love berfikir sebentar, ia ingat tadi menyuruh Billy datang jika ingin melihat Babe. Jadi itu adalah Billy.

"Mungkin perasaanmu saja, aku tidak melihatnya. Sudahlah jangan difikirkan. Ayo pulang, Ibu hamil tidak boleh terlalu lelah," menarik tangan sahabatnya untuk masuk ke mobil.

Sementara yang ditarik asik memperhatikan belakang masih penasaran dengan sosok laki-laki tinggi tadi.

Babe dan Love sudah sampai dirumah. Babe izin untuk istirahat terlebih dahulu. Melihat Babe yang sudah masuk kedalam kamar, ia mengelarkan handphonenya dan mengetik sebuah nama disana, kemudian menelfon si pemilik nomor.

"Halo, Phi. Apa tadi kau jadi datang ke Timezone untuk mengawasi Babe?"

"Tidak, aku hari ini ada kunjungan ke rangsit guna memantau perkembangan disana. Aku lupa untuk memberitahumu jika aku tidak bisa datang," jelas Billy.

"Lalu yang aku lihat tadi siapa? Aku fikir kau Phi. Karena Babe melihat dia mengawasi kami berdua,"

"Love, aku akan mengirimkan beberapa pengawal untuk berjaga di rumahmu,"

"Untuk apa? Jika Babe curiga bagaimana?",

"Saat ini keselamatan Babe dan anakku sangat penting, jadi aku harus meningkatkan keamaanan disana,"

"Jadi maksudmu keselamatanku tidak penting begitu hah? Aku jadi sedih kenapa aku tidak punya pasangan," terdengar tawa dari seberang sana.

"Makanya, jangan menjomblo."

"Diam kau! Sebelum Babe aku telantarkan di jalanan,"

"Iya,iya. Jika kau mau akan kukenalkan dengan orang-orangku. Mereka semua bisa diandalkan,"

"Tidak tidak terimakasih tawarannya. Lebih baik aku sendiri saja," Love tidak bisa membayangkan jika ia menjalin hubungan dengan anak buah mafia itu.

"Baiklah aku tak akan memaksa. Seperti biasa jika Babe butuh sesuatu kabari aku,"
Setelahnya sambungan itu terputus.

Billy menghela nafas panjang, ini sudah terhitung 3 hari ia seperti ini, hanya bisa memperhatikan pria manisnya itu dari kejauhan.

Bukan pengecut, tapi ia tidak ingin Babe semakin membencinya. Sambil memikirkan cara agar Babe mau kembali lagi bersamanya. Akhirnya Billy memejamkan matanya sebentar, menghalau rasa sesaknya sebelum ia pulang ke mansion.

𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang