𝐁𝐀𝐁 - 𝟏𝟓 𝐉𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐒𝐚𝐤𝐢𝐭

383 42 15
                                    

✨️Happy Reading✨️
.

.

Hari demi hari berlalu. Sikap Billy berubah semenjak kepulangannya dari California. Dia menjadi pribadi yang begitu dingin. Dia juga sering pergi ke club dan pulang dalam keadaan mabuk. Tak jarang Poom selalu meminta bantuan Babe untuk memapah tubuh besar Billy menuju kamarnya.

Yang selalu Babe dengar dari mulut Billy ketika mabuk adalah umpatan-umpatan tidak jelas. Entah siapa yang membuat Billy menjadi seperti ini.

Babe termenung didalam kamarnya. Entah perasaan apa yang ia rasakan didalam hatinya saat ini. Tapi rasa sedih yang begitu kuat ia rasakan. Bagaimana jika Billy bosan dengannya, bagimana jika Billy membuangnya dan tidak membutuhkannya lagi.

Pertanyaan-pertanyaan itu yang sering muncul dibenaknya. Babe selalu memperingati dirinya sendiri untuk tidak terbawa perasaan pada perubahan sikap Billy kepadanya. Dan benar saja sekarang sikap Billy sudah kembali seperti dulu.

Billy memang sudah tidak bersikap kasar padanya, tapi pria itu mengacuhkannya. Beberapa hari itu juga Babe selalu menghindar dari Billy. Dia lebih sering menyibukkan diri didalam kamar daripada harus melihat wajah dingin pria itu.

Jika dulu Babe terlihat lemah didepan Billy, sekarang sebisa mungkin dia akan menyikapinya dengan lebih dewasa.

“Babe, kenapa belum tidur?” pintu terbuka dan Bibi Song masuk menghampiri Babe.

“Aku belum mengantuk Bi, bibi kenapa belum tidur?,” jawab Babe sambil menggeser duduknya mempersilahkan Bibi Song duduk.

“Bibi sengaja ingin mengunjungimu. Kebetulan sekali kau belum tidur,”

“Ada yang ingin bibi bicarakan?”,

“Apa kau sedang memikirkan Tuan Billy?”. Bukannya menjawab, Bibi Song malah bertanya  sambil mengelus kepala Babe.
Mendengar nama itu disebut, raut wajah Babe murung kembali.

“Jangan terlalu difikirkan. Tuan memang seperti itu. Tapi Bibi lihat dia sudah tidak pernah bersikap kasar dan membentakmu,” dia ingat sekali waktu dulu Babe sering dibentak oleh Billy dan diperlakukan dengan kasar. Ia yakin Tuannya itu belum sadar akan perasaannya kepada Babe.

“Rasanya sungguh sesak Bi,” Babe menghirup udara sedalam-dalamnya dan menghembuskannya untuk sekedar mengurangi sesak didadanya.

Bibi yakin suatu saat nanti Tuan akan menyadari perasaannya padamu Babe, kau bersabarlah sebentar lagi,”  ucap Bibi Song dalam hati.

“Tidurlah, agar sesakmu hilang. Bibi akan menemanimu,” Bibi Song menyuruh Babe tidur dan dituruti oleh Babe. Bibi Song mengelus kepala Babe seperti seorang Ibu yang menidurkan anaknya. Setelah terdengar dengkuran halus dari Babe, ia memutuskan untuk pergi dari kamar tersebut.

Sementara itu, Billy sedang berada ditepian sungai dekat pusat kota. Angin berhembus dan membawa sedikit ketenangan untuknya. Malam ini dia tidak datang ke club. Dia memutuskan untuk menyendiri. Pemandangan malam yang indah dan banyak lampu-lampu gedung menyala dengan terang. Sungguh suasana yang romantis dan menenangkan.

“Jika Babe kuajak kesini pasti dia akan suka,” Billy sedikit tersenyum ketika melihat keadaan disana. Sadar akan nama Babe yang ia sebut, dia berfikir sikapnya sudah keterlaluan.

Bahkan dia mengabaikan Babe beberapa hari ini. Perasaan bersalah menyeruak kedalam hati Billy. Hanya dengan Babe, Billy bisa merasakan rasa bersalah.

Jujur saja dia merindukan senyum dan tawa pria manis itu. Berjam-jam Billy duduk dan memikirkan banyak hal. Hingga angin malam berhembus sangat kencang membawa hawa dingin yang menusuk kedalam tulang, untuk menunutun Billy agar segera pulang.

𝐀 𝐇𝐞𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝 [𝐁𝐢𝐥𝐥𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang