Bab 5 | putus

31 3 5
                                    

Happy reading

Halo jangan lupa vote + komen.
kalo ada yang typo tandain guys

••••••

"Tidak perlu membuang waktu dan tenaga untuk seseorang yang jelas-jelas tidak menghargai perasaan kamu. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari itu. Dan siapa tahu, begitu kamu melepaskan orang itu dan mulai berfokus pada diri sendiri, kamu mungkin akan menemukan seseorang yang benar-benar menghargai dan membalas perasaan kamu."
~Queen Arabella Dirgantara

"Tidak ada gunanya terpaku pada seseorang yang tidak menghargai kamu. Lebih baik fokus mencari seseorang yang akan memperlakukan kamu dengan benar dan membuat kamu merasa dihargai. Hidup ini terlalu singkat untuk membuang waktu pada orang yang salah."
~Ayara Nazira Adhitama

••••

Jam istirahat Ara dan sahabat barunya yang bernama Anaya, berada di atas pohon karena mau mengambil buah mangga yang berada di belakang sekolah.

"Nywam nywam."kunyah Ara memakan mangga dan tenang saja sudah dia kupas kulitnya dengan belati yang di bawa sama Anaya.

"Alhamdulillah puas banget makan mangga,"ucap Ara.

"TAPI INI GIMANA KITA TURUNNYA?"teriak Ara membuat Anaya menutup telinga nya.

"IYA JUGA, AAAA MAMA LONTONG EH TOLONG."teriak Anaya.

"TOLONGIN ARA."teriak Ara melihat ke bawah dan ternyata sangat tinggi.

"Masa kita di sini aja sampai jam pulang."sahut Anaya memeluk pohon nya yang ada di atas juga.

Sedangkan di tempat lain, 2A mencari Ara yang tiba-tiba menghilang.

"Nih bocah kemana ya, apa dia di culik om-om? terus om-om nya jual ARA OMG JANGAN SAMPAI AYO KITA CARI."teriak Aya di akhir, dan berjalan mencari Ara dengan menarik tangan Aca.

"Pikiran lo negatif."

"Hehehe."

"Tuh ada Quin dan inti Xavior kita ke sana ayok."Aya masih menarik tangan Aca.

"Hai, kalian ngapain di sini?"tanya Aya ramah tersenyum manis.

"Lagi cari Anaya, kak, dia tiba-tiba hilang."jawab Quinsyah.

Aca siap-siap menutup telinga nya, dia curiga Aya akan berteriak.

"WHAT? SAMA KE ARA DIA JUGA HILANG, JANGAN-JANGAN MEREKA DI CULIK OM-OM."teriak Aya nyaring membuat mereka semua menutup telinga.

"Berisik."ketus Marven menatap sinis Aya.

"APA LO? GA SUKA?"

"Dih dasar mak lampir."

"WHAT? LO BILANG GUE MAK LAMPIR? LO GA LIHAT GUE SECANTIK DAN SEIMUT INI."teriak Aya lagi.

Raka sedari tadi menatap Aca dengan tersenyum tipis.

"Kalo suka langsung tembak."guman Angkasa yang di sebelah Raka, dia selalu memperhatikan sahabat-sahabat nya.

"Ck,"decak Raka memalingkan wajahnya ke arah lain.

Takdir KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang