Bab 11 | Meninggal

21 3 0
                                    

Happy reading

Halo jangan lupa vote + komen.
kalo ada yang typo tandain guys

"Kamu harus belajar untuk menerima takdirmu, kamu harus belajar untuk hidup dalam penderitaan."
~Etheniel Aksara Baskara

"Kekecewaan terbesar dalam hidup adalah kehilangan seseorang yang kamu cintai akibat kematian. Mereka mungkin sudah tidak bersamamu secara fisik, tapi ingatan tentang mereka akan selalu hidup dalam jiwamu. Mereka mungkin tidak ada lagi, ingatan dan kenangan tentang mereka akan terus hidup melalui kamu."
~Queen Arabella Dirgantara

••••

Etheniel memejamkan matanya merasakan sakit di semua tubuh nya karena di tampar mama nya, di tendang, di pukul, dan di cambuk. Etheniel berusaha kuat dia tidak boleh tumbang dia anak cowo harus kuat tidak boleh lemah.

Bugh

Bugh

Ayah nya yang bernama Rafael Baskara memukul punggung Etheniel dengan balik kayu, membuat Etheniel terhuyung ke depan dan terjatuh.

"Udah biasa."batin Etheniel tersenyum sendu.

"Kapan kamu mati? Kamu gak pantas hidup, saya tidak menginginkan anak seperti kamu."celetuk Mama nya Etheniel yang bernama Azalea Baskara.

"Ma? Ethe ada salah apa? Kenapa kalian ga mau ethe ada?"tanya Etheniel pelan.

Plak

"SALAH KAMU KARENA SUDAH LAHIR DARI RAHIM SAYA,"bentak Mama Azalea.

Etheniel terduduk di lantai, air mata mengalir deras di pipinya dia dengan cepat mengusap air matanya.

Rasa sakit di tubuhnya terasa semakin menusuk, namun rasa sakit yang lebih dalam adalah luka di hatinya. Kata-kata Mama Azalea menusuknya lebih dalam dari cambukan yang mendarat di punggungnya. "Aku tidak pantas hidup?" bisiknya lirih, suaranya bercampur dengan isak tangis.

Rafael, ayahnya, hanya diam, matanya menatap tajam ke arah Etheniel. Di matanya, Etheniel bukan anak, melainkan beban.

"Kamu bodoh, kamu lemah, kamu tidak berguna,"ucap Ayah Rafael.

Etheniel terdiam. Kata-kata ayahnya bagaikan pukulan telak yang membuatnya semakin terpuruk. Dia ingin berteriak, ingin melawan, ingin menunjukkan bahwa dia bukan anak yang bodoh dan lemah. Namun, rasa takut menguasainya, dia lemah kalau berurusan sama kedua orang tuanya. Dia takut akan kemarahan orang tuanya, takut akan pukulan yang semakin keras, takut akan rasa sakit yang semakin menusuk.

"Kamu harus belajar untuk hidup sendiri, kamu harus belajar untuk tidak mengharapkan kasih sayang dari kami,"ucap Mama Azalea, suaranya dingin dan menusuk, Mama Azalea dan Papa Rafael pergi menaiki tangga menuju kamar mereka.

Etheniel merasakan hatinya hancur berkeping-keping. Dia tak pernah berharap untuk mendapatkan kasih sayang, dia hanya ingin diterima, ingin di sayangi mereka. Namun, semua harapannya sirna. Dia sendirian, terisolasi dalam dunia yang penuh dengan kekerasan.

Takdir KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang