Bab 16 | danau, malam, beda agama

29 3 7
                                    

Happy reading

Halo jangan lupa vote + komen.
kalo ada yang typo tandain guys

"Jangan pernah berharap bahwa kamu dan seseorang akan berada bersama selamanya. Suatu saat nanti, mungkin karena jarak atau mungkin karena alam semesta, kamu akan terpisah satu sama lain."
~Marven Antariksa

"Tidak semua hal yang indah selalu bertahan untuk selamanya. Kadang-kadang, jarak atau alam akan membawa perpisahan yang menyedihkan. Ada saatnya di mana kita harus menghadapi kenyataan bahwa terkadang, kita akan terpisah dari seseorang, entah jarak atau alam semesta."
~Ayara Nazira Adhitama

"Jika nanti kita terpaksa harus berpisah, ingatlah bahwa kamu akan selalu menjadi bagian dari hidupku. Hatiku akan selalu menyimpan kenangan indah tentang waktu setiap kita bersama, tentang hari-hari manis dan momen-momen kita tertawa bersama."
~Raka Diaskara

"Kita bagaikan dua bintang, bersinar terang di langit yang sama, tapi orbit kita tak pernah bersinggungan. Cinta kita, sebuah keajaiban, namun tak diizinkan oleh takdir."
~ Raden Satria Pratama

••••

Di kantin mereka semua makan dengan tenang, namun Ara dan Etheniel sedari tadi bertatapan tajam. Karena memperebutkan kecap padahal ada lagi di meja.

"Apa lo?" sinis Ara kesal.

"Lo yang apa?" sahut Etheniel dingin.

Tidak peduli dengan di sekitar, Aca dan Raka saling menyuapi mereka berdua saling melempar senyum.

"Mau lagi, hm?" tanya Raka lembut membersihkan bibir Aca pake tisu.

"Mau, mau."

Raka terkekeh dia menyuapi bakso ke mulut Aca. "Lucu banget sih princess nya Raka." Raka mengusap rambut Aca lembut.

"Hari ini aku berasa lebih manis, ternyata karena aku punya kamu."gombal Raka mengedipkan matanya ke Aca.

"Huek mau muntah gue," celetuk Marven.

"GOMBALAN BUAYA ITU, CA," teriak Raden padahal dekat malah teriak.

"Iri aja lo berdua, dasar jomblo." ketus Raka tidak terima menatap tajam Raden dan Marven.

"GUE ADA ANAYA."

"GUE ADA AYARA, CEWE GUE YANG PALING CANTIK SE-INDONESIA." membuat Ayara antara malu dan salting.

"Nafasku tertahan setiap kali aku melihatmu karena kamu membuatku tak bisa bernapas." gombal Raka tidak memperdulikan sahabat-sahabatnya.

"UDAH RAK UDAH, MAU MUNTAH GUE," teriak Marven.

"Alay." celetuk Angkasa bicara.

"Sialan, di ajarin Raden lo?" tanya Bara.

"NUDUH LO, BAR," teriak Raden.

Takdir KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang