34. Dejavu

18 0 0
                                    

Assalamualaikum selamat malam semuanya.

Mohon maaf cerita Shaquille baru update 🙏

Soalnya authornya di bulan ini sibuk ngurus agustusan wkwk :v

Kalau gitu, nggak usah lama-lama lagi. Langsung aja baca bab 34 ini.

Semoga suka.

Selamat membaca ^^

****

"Lo pikir gue nggak perhatikan lo dari tadi?"

Untuk kesekian kalinya Lanita tertegun, tapi kali ini disertai dengan degup jantungnya yang menggila. Itu hanya beberapa kalimat, namun mampu membuat Lanita kesulitan untuk berkata-kata.

"Lo ... lo perhatikan gue?"

"Iya."

"Kenapa lo perhatikan gue?"

Baik, ini adalah salah satu pertanyaan yang terlintas dibenak Lanita sejak tadi.

"Karena gue suka."

"Suka?" Lanita benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Tentu saja, keterkejutan Lanita tidak luput dari pandangan Deva.

"Lain kali lo bisa lebih hati-hati?"

Baiklah, ini rekor terbesar Lanita merasakan jantungnya dalam kondisi tidak baik. Dan semua itu, karena ulah Deva.

"Ta?"

Lanita menganggukkan kepalanya gugup tanpa mau menatap Deva yang berdiri di hadapannya.

"Good." Deva tersenyum tipis sembari menepuk pelan puncak kepala Lanita.

Tentunya tindakan Deva barusan mampu membuat Lanita tertegun untuk kesekian kalinya. Tidak, lebih tepatnya, Lanita salah tingkah hanya dengan cara Deva menyentuh puncak kepalanya, seperti ada perasaan aneh di hatinya. Perasaan yang sulit untuk Lanita deskripsikan. 

"Ayo ke uks," ajak Deva dengan sebelah tangannya hendak menggandeng Lanita lagi, namun Lanita yang baru tersadar dari lamunannya langsung menolak dengan sedikit memberi jarak dari Deva.

"Gue mau ke kelas aja," cicit Lanita sembari menundukkan kepalanya, masih gugup. Lantas, dia berjalan lebih dulu meninggalkan Deva tanpa menunggu respon lelaki itu. 

"Tapi, di kelas sepi," kata Deva yang diakhiri helaan nafas pelan, karena Lanita terlihat semakin menjauh darinya.

Padahal, niatnya membawa Lanita ke uks hanya karena ingin memastikan kalau Lanita sungguh baik-baik saja. Sebab, Deva sendiri tahu sekencang apa tadi wajah Lanita terkena bola. Dan Deva juga yakin kalau lemparan tadi cukup menyakitkan. 

***

Suasana kelas XII Ips 2 terlihat sepi. Wajar saja, karena seluruh siswa/ siswi kelas itu tengah melaksanakan jam pelajaran olahraga dan hanya tersisa Lanita serta Deva yang masih nyaman dengan keheningan di dalam sana. Yah, Deva memutuskan untuk tidak membiarkan Lanita sendirian di kelas. 

Akan tetapi, sudah cukup lama mereka di dalam satu ruangan yang sama. Namun, tidak ada obrolan sama sekali. Hingga akhirnya Deva yang berinisiatif lebih dulu menghampiri meja Lanita dan duduk tepat di sebelah gadis itu. 

"Eh?" Lanita nampak kaget. Apalagi saat melihat Deva seperti tengah meneliti setiap jengkal wajahnya. 

Sial!

Lanita kembali dibuat gugup sampai dia harus memalingkan wajahnya ke samping kirinya sembari menutupi wajah Deva menggunakan telapak tangan kanannya. Tetapi, secara tiba-tiba Deva meraup wajahnya agar kembali menghadap lelaki itu hingga mereka saling bersitatap.

SHAQUILLE { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang