7. Troublesome

25 4 0
                                    

Assalamu'alaikum para pembaca Shaquille, cerita Selamat membaca ^^

***

"Gimana kalau cowok yang ada di mimpi lo itu ternyata gue, bukan Juan?"

Pertanyaan Deva membuat Lanita sedikit kaget. Lanita sampai menoleh hingga keduanya saling bertatapan. Namun, dengan gerakan cepat Lanita mengalihkan pandangannya. Kemudian Lanita tertawa yang kesannya dipaksakan.

"Nggak! Nggak mungkin lo yang muncul di mimpi gue," elak Lanita.

Respon Lanita yang salah tingkah membuat sudut bibir Deva berkedut, tak tahan ingin tertawa. Ternyata sangat menyenangkan mengerjai gadis itu.

"Hujan sudah berhenti."

"Eh?" Lanita mengangkat kepalanya untuk menatap Deva yang sudah bangun dari duduknya. Lelaki itu sudah berjalan menghampiri motor besarnya.

Lanita pun ikut menyusul Deva sembari mengeratkan jaket kulit milik Deva yang masih dikenakannya. Udara hari ini benar-benar dingin, mungkin karena baru saja turun hujan. Begitu pikir Lanita.

"Lo nggak mau pulang?"

"Hm?"

Deva berdecak ketika respon Lanita hanya seperti orang kebingungan.

"Ayo naik."

"Lo ngajak gue?"

Deva mendengus sebal, karena menurutnya itu, adalah pertanyaan konyol. Deva rasa juga butuh kesabaran ekstra, jika berhadapan dengan Lanita.

"Menurut lo ada siapa lagi disini, selain lo dan gue?" Deva balik bertanya.

"Ah iya!" Lanita merutuki dirinya sendiri dalam hati. Kenapa tiba-tiba ia jadi linglung setelah pertanyaan Deva beberapa saat lalu.

"Tunggu!" Deva menghentikan Lanita yang hendak naik ke atas motornya.

Lanita mengernyit, karena tiba-tiba Deva melepas satu persatu kancing seragam yang dipakainya. Sontak Lanita yang melihat itu pun membelalakkan kedua matanya. Reflex Lanita menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari mengeratkan jaketnya. Lanita menatap was-was Deva.

"Lo ... lo mau ngapain?"

Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Lanita. Bukan tanpa alasan. Hanya saja Lanita merasa takut, jika Deva akan melakukan hal-hal aneh. Apalagi di tempat mereka berada saat ini sangat sepi dan sejak tadi belum ada orang yang lewat.

Sementara Deva yang mendapat pertanyaan itu mengalihkan perhatiannya dari aktivitas membuka kancingnya, jadi pada Lanita. Deva menatap bingung Lanita yang menatapnya dengan ketakutan. 

"Lo nggak akan berbuat mesum, 'kan Deva?" tanya Lanita lagi.

Salah satu sudut bibir Deva terangkat membentuk sebuah seringaian. Sulit dipercaya, ternyata Lanita berpikir seperti itu tentangnya.

"Apa wajah gue terlihat seperti orang mesum?" Deva bertanya kembali. Bahkan dalam nada bicaranya terdengar kesal. Setelahnya Deva kembali menyelesaikan aktivitas melepas kancing seragamnya. Kemudian dia melemparkan seragam sekolah miliknya pada Lanita hingga yang tersisa hanya kaus putih yang masih melekat di tubuh Deva.

Lanita menatap bingung seragam milik lelaki itu yang ada di tangannya.

"Ini?"

"Rok lo pendek dan motor gue tinggi. Lo bisa pakai seragam gue buat menutup bagian kaki lo. Itu pun kalau lo mau," ucap Deva seakan menjawab pertanyaan yang ada dibenak Lanita.

"Gue --"

"Cepat pakai, nggak usah lamban!"

Lanita berdecih kesal ketika dengan seenaknya Deva memerintahnya. Masih dengan perasaan kesal, Lanita menuruti keinginan Deva. Selesai melilit seragam Deva ke pinggangnya, Lanita naik ke atas motor lelaki itu. Untungnya seragam Deva cukup besar dan bisa menutupi pahanya. 

SHAQUILLE { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang