19. Flashback -2

20 1 0
                                    

Assalamu'alaikum para pembaca Shaquille. 

Maaf ya kalau updatenya kelamaan dan bikin kalian digantung sama ceritanya 

Tapi, aku juga punya kabar baik, kalau aku juga ada karya di fizzo novel. 

Kalian bisa lihat lengkapnya di profil aku aja ya, promosi dikit nggak apa-apa kali hehe ><

Kalau gitu lebih baik langsung baca aja bab ini dan jangan lupa votenyaa^^

Selamat membaca^^

***

Seharian penuh Deva mencari pengasuhnya hingga ke seluruh penjuru rumah. Namun, dia tak menemukannya. Ketika Deva bertanya pada semua pelayan pun mereka tak ada yang menjawab. Akhirnya, Deva memilih mogok makan sebelum mereka memberitahu dimana Leana. Tentunya keputusan Deva membuat semua pelayan kelimpungan. Mereka takut, Arsa marah, karena membiarkan putra Tuannya itu tidak makan tepat waktu. 

"Tuan muda saya ...." David tak melanjutkan kalimatnya saat seseorang mengambil alih nampan yang dipegangnya. Dia menatap tak percaya pada Leana yang kini berdiri di hadapannya. Wajahnya pucat dan lesu sehingga David tak bisa menyembunyikan perasaan ibanya. 

"Biar aku saja," katanya yang diakhiri dengan senyum tipis. 

David hanya mengangguk, lantas memberikan nampan di tangannya pada Leana.

"Tuan ini saya."

Ajaib! Setelah mendengar suara Leana, Deva mau membuka pintunya. Anak lelaki itu langsung memeluk kaki Leana begitu erat hingga membuat Leana sekuat tenaga menahan rasa sakit sekaligus perih di kakinya, karena  hukuman yang diberikan Arsa kemarin. 

David yang memperhatikan ekspresi Leana pun, berusaha membuat Deva melepaskan pelukannya pada kaki Leana. Dia menarik lembut tubuh Deva hingga pelukan anak lelaki itu pada kaki Leana terlepas. 

"Baiklah, sekarang Tuan muda makan ya," bujuk David pada Deva. 

"Aku hanya ingin makan dengan bibi Lea," jawab Deva yang langsung diangguki oleh David. 

Leana pun mengikuti tuan mudanya masuk ke dalam kamar dengan langkah kakinya yang terpincang-pincang. Tentunya hal itu tak luput dari pandangan Deva. 

"Ada apa dengan kaki bibi Lea?" Deva bertanya. 

"Ah tidak ada," jawab Leana seraya berusaha memberikan senyum tipisnya pada Deva. 

Sementara Deva hanya memperhatikan Leana yang enggan menatapnya ketika menjawab pertanyaannya. Deva tahu, kalau pengasuhnya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Namun, Deva tak banyak bertanya lagi. Dia hanya terus memperhatikan Leana yang selama menyuapinya makan sering meringis.

Deva yang merasa kalau Leana tengah sakit pun menepuk ranjangnya dan meminta pengasuhnya untuk berbaring di ranjangnya demi beristirahat. Tentunya melihat hal itu, Leana tak langsung menyetujuinya, karena dia tahu diri kalau dirinya hanyalah seorang pengasuh. Dia tidak bisa bersikap lancang dengan berbaring di ranjang tuannya. 

"Tidak apa-apa, aku akan menjaga bibi Lea," ucap Deva seakan-akan tahu apa yang menjadi kekhawatiran Leana.

Dengan gerakan ragu-ragu, Leana pun mulai berbaring di ranjang Deva. Sesekali dia meringis ketika kakinya terasa perih, karena menggesek seprai kasur. Tetapi, tak berselang lama dia akhirnya tertidur.

Deva pun menyelesaikan makannya sendiri. Akan tetapi, di sela-sela makannya, tak sengaja Deva melihat luka di kaki Leana yang cukup lebar. Itu bukan luka, karena terjatuh, tetapi seperti luka bakar. Lantas, Deva menatap wajah Leana yang pucat. Mungkinkah ini ulah ayahnya lagi?

SHAQUILLE { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang