31. Classmeeting

8 0 0
                                    

Assalamualaikum selamat malam semuanya.

Cerita Shaquille kembali update.

Hayo siapa yang nungguin kelanjutan kisah Lanita & Deva mari acungkan tangan (☝️)

Kalau gitu, dari pada penasaran langsung aja baca bab 31 ini.

Semoga suka.

Selamat membaca ^^

***

"Tadi siapa?"

"Hah?" Lanita sedikit memajukan wajahnya untuk mendengar jelas perkataan Frey. Suara bising lalu lalang motor membuat pendengarannya sedikit terganggu.

"Cowok yang tadi itu siapa? Temen lo?" ulang Frey.

"Oh, dia Deva, teman sekelas gue," jawab Lanita.

Frey hanya manggut-manggut paham. Namun, sempat terlintas perkataan ibunya tadi malam, tentang seorang lelaki di masa lalu Lanita yang katanya satu sekolah dengan Lanita. Mungkinkah lelaki tadi?

"Ta?"

"Hm? Kenapa?" sahut Lanita.

TIN! TIN!

Frey mengumpat saat mendengar suara klakson motor yang begitu kencang. Hampir saja dia kehilangan fokus karena terkejut. Lantas, dia menoleh kesal ke sebelahnya setelah menepikan motornya. Begitu pun dengan Lanita yang ikut menoleh.

"Deva?" Lanita langsung bisa mengenali lelaki itu meskipun hanya melihat dari motor besar dan jaket kulit khas yang biasa dipakai oleh lelaki itu.

"Cih ngapain lagi sih nih bocah!" sewot Frey yang kini sudah membuka kaca helmnya. Sementara Deva sama sekali tidak mempedulikan gerutuan Frey. Dia menatap Lanita sesaat, kemudian beralih pada Frey yang jelas sekali menampakkan wajah kesal padanya.

"Bawa motornya yang bener," kata Deva kemudian dia pergi begitu saja meninggalkan Lanita dan Frey yang menganga bingung. Hanya itu saja?

"Dia kenapa?" Lanita masih melongo kebingungan sembari menatap motor Deva yang semakin menjauh.

"Bocah nggak jelas!" kesal Frey kemudian melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

***

"Ada informasi apa Arsen?" tanya Arsa ketika melihat orang kepercayaannya memasuki ruang kerjanya.

"Seperti yang Anda perintahkan, saya mencaritahu tentang gadis itu," kata Arsenio sembari menunduk hormat. Sementara Arsa yang mendengar hal itu, tersenyum miring.

"Lalu?" Kini Arsa menatap Arsenio sepenuhnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada, bersiap menunggu kelanjutan informasi dari Arsenio.

"Dia gadis yang sama."

"Sudah ku duga!" seru Arsa begitu senang seolah-olah dia menemukan harta karun.

"Apa Deva mengetahuinya?" tanya Arsa.

"Mereka sering terlihat bersama. Kemungkinan dia tahu," jawab Arsenio.

"Wah! Mungkinkah dia akan berusaha melindunginya?" Senyum miring Arsa berubah menjadi menyeramkan saat mengatakan itu.

"Tapi ada satu hal lagi tuan." Kali ini Arsenio menatap serius Arsa.

"Gadis itu kehilangan ingatannya," lanjutnya.

Yah! Selama ini, Arsenio selalu mengintai Deva melalui beberapa anak buahnya. Terkadang mereka menyamar dengan berbagai profesi. Mulai dari, siswa, guru bahkan sampai ada yang menjadi penjual di luar sekolah. Mereka ditugaskan untuk melaporkan setiap kegiatan Deva dan siapa saja orang-orang di dekatnya.

SHAQUILLE { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang