Chapter 20

1K 85 3
                                    

Cup

" Jennie sayang bangun." Suaranya berbisik kecil kearah wanita yang tidur nyenyak dikasurnya. Semalam ia baru saja dikeluarkan dari rumah sakit. Sekarang ia berada dipenthouse Lisa.

Jennie terganggu dengan sebuah kecupan mendarat dibibirnya. Matanya menerjab dua kali melihat siapa yang menciumnya? Atau ia sedang bermimpi.

" Ini aku sayang. Lisa—cup...!" kecupnya lagi. Jennie membuka matanya melihat.

" Sayang? Sudah kembali? Kapan?" Jennie duduk dengan posturnya. Lisa duduk disampingnya lalu menyeka surai milik jennie dengan kemas.

" Semalam. Jujur aku mau mampir tapi aku benar lelah. Jadi semalam aku langsung tidur dirumah orangtuaku." Lisa menjelaskan nya.

" Aku percaya."

Jennie tidak memikirkan hal lain selain melilit tanganya pada perut Lisa. Lisa kaget tapi membalas pelukkannya. Jennie menyukai bau hormon Lisa. Baginya Lisa adalah tempat ternyamannya.

Lisa meraih tangan jennie lalu membuat jennie memandangi tanganya dengan aneh. Jarinya seperti ada yang melekat. Lisa tersenyum tipis dengan tatapan jennie menatapnya heran.

" Suka cincin nya? Eommaku memilihnya buat kamu." Jennie mengangguki cepat. Lisa menyarung cincin ditanganya?

" Cantik sekali." Kerana senang jennie lupa yang Lisa sedang tersengih kecil, jennie tidak berhenti menatap ukiran cincinnya.

Jennie melepasnya dan melihat bentuk cincinnya. " Tarikh?" Lisa senyum.

" Hari pernikahan kita." Sahut Lisa. Jennie tentunya senang. Secepat itu kah? Lisa benar membuat nya kehilangan kata-kata yang ia belum terucapkan.

Lisa memandangi jennie dengan lekat. Jennie bingung dengan tatapan Lisa. Lisa mengangkat tanganya beralih pada perut rata jennie. Jennie tersenyum simpul dengan tingkahnya.

Elus-elusnya melembut pada perut rata jennie. " Halo bayi kecil yang ganteng." Lirihnya. Jennie terkekeh tapi malah aneh dengan ucapan Lisa.

" Belum keluar udah panggil ganteng." Soal jennie. Lisa terkikih dengan ujaran Jennie. Lisa tidak tahu kerana ini kali pertamanya memiliki bayi kecil darinya.

" Soalnya aku ganteng." Balasnya lagi. Jennie memulas kesal matanya dengan ucapan Lisa.

Tok!tok..!

" Nyonya kopinya." Pinta bibi yang barusan masuk kekamarnya. Lisa menatap heran. Kapan ada bibi?

" Sayang aku—"

Huekkk...!

Perut Lisa naik mual mencium aroma kopi yang pekat dibuat bibinya. Jennie menatapnya bingung. Kenapa? Lisa sakit? Lisa bercicit kekamar mandi dengan pantas meninggalkan jennie bingung.

Huekk...!

Kerana khawatir jennie turun kasur dan melihat keadaan pacarnya kenapa apa? " Kamu kenapa sayang?" Jennie mengusap-usap punggung Lisa dengan lembut.

" Kalau dipikir pikir gejalamu sama dengan gejalaku." Gumam jennie sambil mengusap punggung Lisa.

Huekkk..!

" Kata doktor kerana kehamilanmu. Aku tidak suka bau kopi." Lirih Lisa yang menyeka bibirnya dengan air bersih. Jennie tersenyum kecil mendengarnya.

Usai memuntahkan cairannya tadi. Jennie meminta air lain selain kopi. Kerana Lisa akan muntah jika jennie meminta kopinya lagi. Padahal jennie pengen minum kopi. Lisa memijat pangkal hidungnya terasa menyengat pusing.

[✔️]AFFAIR |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang