Chapter 26

1.3K 82 3
                                    

Tepat jam makan malam. Jennie dan Lisa turun tingkat bawah. Kedua nya memandang lurus pada makan diatas meja itu dengan banyak. Mereka kira hanya satu dua lauk saja. Ternyata ayahnya hampir memenuhi meja sebesar itu.

" Waah. Apa kita memiliki tetamu untuk diundang?" Suara seulgi yang mengema diruangan makan sana. Ia barusan pulang dari menghabiskan masanya yang lanjang.

" Tidak. Ini hanya untuk jennie dan Lisa. Masakan special dari pada appa kalian." Lirih Larissa yang tersenyum senang kearah lisa dan jennie yang baru tiba.

" Benarkah?" Seulgi menatap dua kali ayahnya yang sedang bernada senang kerana Kehamilan jennie yang cukup special.

" eoh eomma. Jisoo dimana? Kok belum kemari?" Seulgi yang langsung duduk dimeja makan. Jennie dan Lisa pun ikut duduk bersama disamping tempat duduk Manoban.

" Jangan bertanya! Mereka sedang membuatmu keponakkan." Desis manoban membuat seulgi berdecak kesal dengan ucapan ayahnya benar keterlaluan.

" Eommaa!" Rengek seulgi pada larissa yang sudah terkikih dengan ledekkan suaminya pada putranya. Lisa mahu pun jennie malah ikut meledek seulgi yang belum menikah. Kalau canny dia masih lambat.

" Aigo-ya. Menantuku, putraku mari makan, kalian pasti lapar. Ayo makan." Ujar manoban menatap jennie yang sudah mengangguk ucapan manoban. Lisa pun sejak tadi matanya bebinar melihat lauk makan itu.

" Udahlah. Kita makan." Tegur larissa ke arah seulgi yang cemberut wajahnya kerana ayahnya menjelir lidahnya. Seulgi benar kesal pada manoban.

" jangan memulakan pertengkaran kalian nanti berhujung tidur luar rumah." Ancam larissa dengan sesuap nasi lalu memakannya dengan santai.

Keduanya saling memandang lalu ikut makan. Lisa dan jennie sedang menikmati masakkan manoban yang tidak bisa membuat keduanya bicara lagi.

Hening

Makan malam tanpa berbicaraan lagi, setelah selesai makan malam. Kini mereka masing-masing kembali ke kamar tidur untuk beristrahat.

Kamar Lisa. Jennie memilih bersandar dikasur milik Lisa lalu menunggu Lisa kemari. Suaminya sedang mencari bantal lebih untuk jennie. Jennie hanya tersenyum melihatnya begitu berusaha membuatnya senyaman mungkin.

" Sayang ngapain?" Pinta jennie. Lisa berbalik menatapnya dengan kedipan.

" Buat ngelindungi bayi kita. Aku takut kamu jatuh sayang." Sahut Lisa yang menempeli sisi jennie dengan bantal-bantal itu.

Jennie langsung mengerti dan tersenyum merkah pada tingkah Lisa yang pinter mencari perhatian nya. Prianya sedang menyibuk dirinya sendiri tanpa gangguan jennie.

" Sayang. Sepertinya kakiku bengkak." Gumam jennie melirik kakinya. Lisa menoleh lalu menghentikan ativitas nya.

" Sakit?" Tanya Lisa.

Jennie menganggukinya pelan. " Aku pijatin ya?" Lisa menawarnya.

Lisa duduk hujung kasurnya lalu meraih kaki jennie dan memijatnya lembut dan pelan-pelan. Jennie hanya tersenyum tipis melihat tingkah Lisa. Sekali sekala Lisa meledekinya kerana kesal dengan gumaman jennie.

Tidak lama, suasana nya sepi. Lisa tahu jennie sudah terlelap.

Tok-tok..!

" Masuk." Sahut Lisa pelan yang sedang memijat kaki jennie yang sudah tertidur. Kakinya melangkah masuk membawakan sesuatu buat Lisa dan jennie.

" Menantuku sudah tidur?" Lisa menolehnya. Ternyata ayahnya membawakan air hangat untuk jennie dan Lisa. Lisa menerimanya. Manoban malah tersenyum cerah kerana Lisa terlihat kantuk kelopak matanya.

" Appa belum tidur?" Lisa menahan rasa kantuknya agar tetap memijat kaki jennie. Wanitanya sudah terlena kerana pijatannya benar nyaman. Manoban hembus napasnya pelan.

" Tidurlah. Istrimu sudah nyenyak tidurnya. Sudahi pijatanmu." Tegurnya lalu meninggalkan Lisa yang menggangguk pelan teguran ayahnya.

Klakk..!

Lisa menarik napasnya lalu memandangi wajah polos jennie yang tidur lena dikasurnya. Seiring waktu bibirnya tergerak naik lalu terkekeh. Lisa membaringkan tubuhnya disamping jennie lalu memeluknya.

Jennie mengubah posisi tidurnya agar Lisa dapat memeluknya dari belakang. Jennie masih saja alam tidurnya tapi ia menyamankan posisi tidurnya. Diam-diam Lisa terkekeh.

Cup!

Jennie tersenyum dalam tidurnya. Lisa? Hanya bergumam kecil melihat wajah ngigau jennie begitu lucu. Lisa mengelus-elus perut jennie yang sedikit terbentuk itu. " Bayi-bayi ganteng jangan kagetin mommy yah sayang." Diakhiri kecup nya.

Cup..!

" Cepat keluar..." Bisik Lisa. Setelah bicara. Lisa kembali tidur disamping jennie.













































































Tepat jam pukul 4 pagi, jennie merengek Lisa sesuatu membuat pria itu harus keluar membelikan hal yang jennie ingin kan. Dengan jam segini? Lisa harus mencari askrim mint.

Soalnya dirumah tidak ada jadi Lisa harus keluar mencarinya. Padahal Lisa masih belum lama keluar membelikan kimchi yang ia harus dapatkan di toko mini yang sudah ada dalam pack. Ini kali ketiga Lisa keluar.

Wajahnya sudah seperti gembel yang harus berjaga semalaman. Jennie yang tidak mahu orang lain selain Lisa sendiri yang akan keluar mencarinya. Kalau tidak bayinya akan merajuk dengan Lisa.

Lisa menarik napasnya dalam-dalam. Ia segera kembali membawakan sekantung jajan dan askrim mint yang jennie minta. Kesian banget jadi Lisa. Pasrah gue.

Tanpa menunggu lagi, Lisa mendatangi jennie. Istrinya sudah kegirangan melihat sekantung jajan dan askrim yang ia mahu. Ia sendiri bingung kenapa harus kam segini?

" Maaf sayang." Jennie mengelus pipi lisa yang sudah kemerahan kerana kesejukkan keluar. Lisa tidak kesah hanya keinginan jennie, ia akan turuti semuanya.

" Tidak apa-apa sayang. Makan ya?" Lisa memberikan sekantung itu pada jennie. Jennie tersenyum sengih padanya lalu menerima kantung dari Lisa itu.

Sekarang jam hampir 6 pagi. Lagi dua jam lebih sudah ada yang bangun berangkat kerja dan sarapan. Sepertinya Lisa telat bangun. Jennie membiarkan Lisa kembali tidur disampingnya.

" Jalja-yo nampyeon." Jennie menarik selimut hingga menutupi dada Lisa yang sudah kesejukkan kerana keluar. Jennie hanya bisa tertawa melihat suaminya bisa nurut jam segini.

Jennie menikmati makanannya. Kali ini ia menang. Jennie menghabiskan semuanya tanpa tersisa lagi. Kerana enak jennie melahapnya habis. Dengan kaki mungilnya tergoyang-goyang diatas bantal. Ia layak seperti orang kaya.

Jennie memang kaya.

Selang nya menikmati askrim nya. Jennie segera tidur setelah membuang sampah plastik nya. Diam diam ia membersihkan dirinya lalu kembali tidur.

Kakinya yang sedikit bengkak tadinya menyusut kerana pijatan lisa. Jennie sepertinya bersyukur memiliki lisa. Jennie melayangkan sebuah kecupan pada pipi Lisa. Wajah suaminya hampir Jennie tidak kenal kerana kumis nya mulai terbentuk tipis.

" Besok harus rapi sayang." Jennie berbisik pelan. Lalu berbaring memeluk Lisa. Pria yang tidak terganggu apapun dengan jennie yang sudah memeluknya girang.

Tangannya mengelus-elus rambut berantakkan Lisa yang kucar-kacir seperti sarang burung. Jennie pengen tertawa melihatnya membawakan jajan tadinya. Untung ganteng dan kaya.

" Aigoo-ya. Kamu terlalu ganteng sayang. Nggak tega liat kamu kayak gambel. Besok kamu harus tampan." Keluh jennie. Lalu memejam matanya terasa kantuk.

—05 Ogos 2024—

Guys maaf. Kakthor nggak sihat selama beberpa hari lalu jadi nggak punya tenaga mau ngetik, soalnya demam. Maaf yah.

[✔️]AFFAIR |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang