Chapter 22

853 64 1
                                    

Setelah berurusan publik. Sekarang mereka kembali ke mansion rumah Lisa yang sudah mengajak mereka makan malam bersama-sama. Semua hadir, orangtua jennie, chaeyoung dan kakek mereka. Tidak lupa sepupu Lisa tidak senang dengan kesenangan mereka sekarang.

Lisa tidak melepaskan tanganya yang asyik berpaut dengan jennie. Jennie sedikit risih dengan tingkahnya merengek. Jennie melirik wajah Lisa yang terlelap disamping bahunya.

" Entah siapa bayi disini." Gumam jennie menatap wajah damai Lisa yang bersandar dibahunya nyaman. Lisa tentunya tidak terganggu dengan jennie.

" Tengil." Lagi jennie lontarkan.

" Kulkas." Lisa masih mendengarkannya.

" Bandel." Lisa bangun membuka matanya menatap benar kearah jennie dengan tatapan kesal pada ucapan jennie yang menyindirnya.

" Ehehe.." kekehnya. Merasa tidak berpuas hatinya Lisa langsung mengecupi bibirnya dengan kesal. Jennie? Dia pasti menerimanya.

Kerana habis sesak dadanya, ia menghentikan Lisa dengan dorongan kecil dengan tatapan geram dengan tingkah cemberutnya. " Pikir bayinya sayang." Lirihnya kesal. Mahu kehabisan oksigen gitu?

Lisa menurunkan rasa kesalnya kerana bayinya. " Maaf. Tidak sengaja, sayang." Bujuknya. Jennie mengangkat sukut bibirnya tersenyum tipis melihat Lisa mengelus-elus perut ratanya.

Cup...!

" Jangan membuatku kesal." Lisa berbisik pelan pada jennie yang terkekeh mengangguki ucapan Lisa yang sedang menarik-narik hujung baju jennie dengan imut.

" Arra-yo."

Selangnya, keduanya tiba di hadapan halaman parking mansion manoban. Lisa turun sambil memimpin jennie keluar dari mobilnya dengan anggun. Tanpa membuang masa keduanya langsung masuk.

Langkah kaki keduanya benar pasangan serasi seperti model yang sedang melakukan catwalk difashion show. Banyak mata melihat mereka dengan senyuman merkah kerana kehadiran yang dinanti-nantikan.

" Aigoo uri Lisa." Sambutnya dengan nada riang melihat cucunya yang paling tampan diantara keempat beradiknya dan paling the best ever grandchildren.

" Harabeoji? Anda sihat saja bukan?" Lisa melayangkan kecupan pada pipi kakeknya dengan manja. Jennie bisa melihat keakraban mereka sebagai kakek cucu.

" Jennie-ya.." bisik nya pelan memanggil putri mereka dengan manis. Jennie melihat keluarganya sudah tiba kemari.

" Jadi ini ayahnya jen?" Taehyung benar kesal mendengar berita yang membuatnya syok. Syok kerana orang paling ia kenal ternyata banjingan membuat adiknya begitu.

" Pelankan suaramu tae." Tegur ayahnya. Jennie menghembus napasnya mendengar ungkapan kakaknya kerana masih kesal.

" Kumohon tae oppa. Jangan melakukan sesenaknya." Jennie berbisik pada telinga taehyung. Taehyung mendengarnya tapi matanya menatap Lisa yang sedang mendatar melihatnya.

Tatapannya benar membuatku kesal. Taehyung menatap sengit kearah Lisa yang menatapnya biasa. Jennie ingin mengatakan itu, tapi tertahan kerana ucapan Taehyung.

" Kalau dia terluka kecil. Aku pasti menghajarmu, Lisa." Tanpa sopan santun nya. Jennie memukulinya pelan. Lisa tidak membantah hanya menatap datar kearahnya.

" Hajar saja. Aku tidak takut." Balasnya.

Jennie menariknya pengen bangkit. " Oppa. Ini masih acara makannya, jangan berbuat ulah." Jennie menahannya. Lisa mendatar lagi kearahnya.

[✔️]AFFAIR |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang