Chapter 9

1.2K 80 3
                                    

" Lis!—" jennie terpekik kaget.

Lisa pun ikut kaget mendengar pekikkan jennie barusan. " Kamu kenapa?"

" Kenapa tidak bilang jika ada orang dikamar mu?" Lirihan jennie membuat Lisa tercengang kaget.

" Apa?" Lisa melirik orang yang duduk dikasurnya dengan senyuman manis dan lebar.

" Aku tidak tahu jika hyung sedang menikmati projekmu disini?" Lisa kembali beraut datar. Tentu saja itu adalah adik kandungnya yang paling bungsu diantara mereka.

Ya juga. Lisa lupa kalo adiknya itu pintar orangnya. Paling lisa sulit untuk menghindari adalah adik bungsunya itu.

" Ck! Kau kenapa disini? " Lisa mendengus kesal. Ia memilih mengajak jennie duduk sejenak disofa yang berhampiran kasurnya.

" Aku ingin meminta bantuanmu, hyung." Lisa melipat tanganya didada dengan penuh tanya. Jennie terdiam kerana canggung dihadapan adik kakak ini.

" Bantuan? Apa?" Sang adiknya terkekeh gemas dan membisikkan sesuatu membuat lisa menatapnya dengan lebih datar.

" Aku ingin balapan." Lisa heran. Entah sejak kapan sikap adiknya makin manja padanya sejak akhir ini.

" Kau mahu eomma appa membunuhku, Canny-ya." Lisa menyebut nama manja adiknya dengan penuh nada kesal. Canny terkekeh manis. Sekilas ia melirik jennie yang kikuk malu ditatapnya.

" Kalo hyung menolakku, akanku bilang pada eomma appa jika hyung punya pacar cantik sekaligus seksi. Apa lagi eomma menunggu menantu pertamanya." Keluhnya kecil. Lisa menatapnya geram.

" Ck. Baiklah. Kapan? " Lisa mengalah pada canny. Nyatanya, Lisa lebih mengenal canny berbanding yang lain kerana sikap adiknya ini memang manja pada Lisa. Didepan lain canny cenderung sikap tegas dan sopan.

Lisa memberikan nomor ponsel balapan yang ia kenal kerana kenalan Lisa peroleh dari acara legendaris F1 tempoh harinya. Ini juga hobi Lisa yang suka balapan jika ia bosan atau melampiskan rasa amarahnya.

" Nah." Canny menerimanya dengan senang hati. Canny sekilas mengedipkan matanya pada jennie yang sudah terkikuk malu. Benar tampan juga keluarga Lisa.

" Jangan mengodanya. Hanya aku yang bisa." Lisa menyentil dahi canny dengan kesal. Jennie tersenyum kikuk pada canny yang sudah ingin berkenalan dengannya.

" Noona. Tolong ubah dia yah? Bye!" Canny langsung berganjak pergi setelah meninggalkan kecupan dipipi jennie dengan gemas.

Blam!

" Yak!" Lisa ingin membanting canny kerana pipi berharga jennie ia kecup. Pengen lisa bunuh itu anak.

Setelah canny keluar dari kamarnya. Jennie terkekeh gemas menatap Lisa yang cemberut wajahnya. Benar imut dan ganteng.

" Apa dia yang paling dekat denganmu, Lisayah?" Jennie melihatnya dengan biasa. Lisa malah tersenyum tipis. Jennie heran. Kenapa?

" Iya. " Lagi-lagi ia tersenyum tipis. Jennie menarik tangan lisa dan meletakkannya pada wajahnya lembut. Lisa terkekeh.

" Mulakan proyek kita." Lirih jennie kecil. Lisa langsung tertawa keras. Benar gila.

" Jangan dulu jennie-ya. Perlu ada kata kuncinya." Lisa berujar. Jennie mengerut keheranan. Sejak kapan ada kata kuncinya? Apa barusan?

" Kata kunci?"

" Eum. Ayo bilang padaku Lisa Oppa." Jennie tergerik ngeri mendengarnya. Bulu kaduknya menaik merinding kerana syok dengan ucapan Lisa.

[✔️]AFFAIR |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang