The General's Wife Part 2: Jenderal Akira

18 2 0
                                    

"Apakah anda yakin Asia tidak akan melarikan diri dari kamar itu, Yang Mulia?"

Akira mengalihkan pandangannya dari peta strategi yang terbentang di mejanya yang luas, hari ini dia menerima laporan bahwa pemberontakan di ujung perbatasan selatan After Earth telah berhasil di tumpas, tanpa tersisa tentunya, sesuai instruksinya. Beberapa bulan terakhir ini, mereka direpotkan oleh pemberontakan militan bawah tanah yang ingin membentuk negara sendiri, merdeka dari pemerintahan militer di After Earth, dan tentu saja Akira tidak akan membiarkan itu semua terjadi.

Di After Earth ini, Semua orang yang ingin berbeda akan dimusnahkan. Ruangannya ini berada di pusat komando militer terbesar Marakesh City, Sering disebut sebagai Benteng Besar, bentuknya adalah sebuah bangunan dari beton terbaik dan kerangka baja terkuat, dibuat serupa benteng raksasa dengan pengawalan berlapis-lapis dan pasukan pembunuh terlatih yang ada di bawahnya. Ruangan Akira adalah yang terbesar dan terluas dari semua ruangan di gedung itu, dengan dekorasi dari panel-panel kayu termahal yang memenuhi dinding, lantai dan seluruh perabotannya, sisa-sisa dari kejayaan masa lalu dunia sebelum perang berkecamuk.

Keseluruhan ruangan itu bernuansa cokelat, cokelat yang kosong, tanpa lukisan, foto atau apapun yang mengisi dinding-dindingnya. Satu-satunya dekorasi yang ada di sana hanya sebuah bendera terpancang di sudut ruangan, berwarna hitam dengan bintang emas di tengahnya, lambang After Earth, yang mengartikan dataran mereka yang hanya ada satu, di tengah samudera hitam nan gelap tak berujung. Mata Akira melirik ke arah Paris, salah satu letnan pengawal sekaligus sahabatnya yang paling setia.

Paris-lah satu-satunya orang di dunia ini yang dipercaya olehnya. Penampilan sahabatnya ini bertolak belakang dengan dirinya, jika Akira berambut gelap dengan mata cokelat dan sikap yang dingin sedikit menakutkan, Paris lebih tampak manusiawi, lelaki ini suka mengumbar senyum, rambutnya yang pirang pasir serasi dengan mata birunya, dan meskipun mengenakan seragam militer hitam yang menakutkan, Paris tetap tampak mempesona dan bisa membuat jantung perempuan manapun berdebar termakan pesonanya.

"Dia kehilangan ingatannya dan terluka, mungkin untuk berjalan saja dia masih susah. Aku yakin pikiran untuk melarikan diri tidak akan terlintas di benaknya."

Paris berdehem, seolah tak setuju, "Tapi ini Asia, Jenderal..."

Akira terkekeh mendengar bantahan Paris,

"Percayalah Paris, Asia yang ini berbeda. Ingatan terakhirnya adalah ketika dia berusia enam belas tahun, dua tahun yang lalu. Itu berarti dia tidak ingat pertemuannya denganku dan segala kejadian setelahnya, ..... dia bahkan beringsut ngeri ketika aku menyentuhnya." Mata Akira menerawang mengingat kembali kejadian di Rumah Sakit tadi, "Dan dia sedang mengandung anakku. Kali ini tidak akan kubiarkan dia terluka lagi, setidaknya sampai anakku lahir."

Paris menatap Akira dengan tatapan cemas, "Kalau begitu, Anda harus memperlakukannya dengan baik."

"Apa maksudmu?" Akira mengerutkan keningnya.

"Ingatan Asia seluruhnya tentang anda sudah hilang. Yah, meskipun tipe amnesia seperti itu biasanya tidak akan berlangsung lama, seiring dengan berbagai hal dia akan mendapatkan kilasan tentang ingatannya kembali sedikit demi sedikit dan pada akhirnya pulih, tetapi pada masa-masa ini, Anda bisa memperlakukannya dengan 'berbeda', setidaknya itu akan meredam semua kemungkinan akan tindakan Asia yang mungkin tidak kita inginkan."

Akira merenung, tampak menimbang-nimbang, "Maksudmu aku harus berperan sebagai 'suami' yang sesungguhnya?", tanyanya.

Paris menganggukkan kepalanya, menatap Akira dengan pandangan penuh pengertian,

"Setidaknya anda bisa membuat Asia merasa sebagai 'Isteri' sesungguhnya, Jenderal. Bukankah itu yang anda inginkan sejak dulu?"

Akira menelaah kalimat Paris dalam diamnya, lalu sebuah senyum tipis muncul di sudut bibirnya, senyum tipis yang kejam dan penuh perhitungan.

The General's Wife I | The General's Wife Revolution by Author5 PSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang