The General's Wife Part 10: Percikan

12 2 0
                                    

Asia memejamkan matanya, kakinya berjinjit, bahunya ada dalam pegangan jemari Akira nan kuat, kedua lengannya melingkar di leher kokoh sang Jenderal. Dan bibirnya.... entah keberanian dari mana, bibirnya menempel di bibir Akira yang terkatup rapat dan menciumnya!

Asia mencoba melumat bibir sang Jenderal, belajar dari apa yang pernah dilakukan Akira kepadanya, dan kemudian bibir Akira terbuka sedikit, hanya sedikit hingga bibir Asia bisa menyelip di selanya.

Lekaki itu tidak bergerak sedikitpun, hanya membiarkan Asia melumat bibirnya, tidak tercermin apa yang ada dibenaknya, Akira tidak mencoba membalas ciuman Asia, tetapi tidak juga mendorong Asia.

Jantung Asia berdegup kencang ketika dia menghentikan ciumamannya, napasnya terengah ketika dia menarik bibirnya dari bibir sang Jenderal. Dengan gemetar Asia melepaskan belitan lengannya dari leher Akira, dia berusaha menjauh, tetapi kedua pundak mungilnya masih ada dalam genggaman jemari sang Jenderal.

Asia mengintip dari balik bulu matanya, merasa malu dan menyesal setengah mati karena telah melakukan tindakan impulsif seperti itu.

Apa yang ada di benaknya? Kenapa dia memutuskan mencium sang Jenderal tiba-tiba? Apa yang dipikirkan Akira tentang dirinya sekarang?

Mata Akira yang tajam berkilat ketika menyambar tatapan mata Asia.

"Kenapa kau menciumku?"

Pertanyaan itu lebih seperti ungkapan keterkejutan daripada ejekan. Akira benar-benar tampak terkejut karena Asia menciumnya tanpa peringatan.

Kenapa suaminya begitu terkejut ketika Asia menciumnya?

Pipi Asia memerah, terasa panas, dia hendak menjauh tetapi jemari sang Jenderal menahannya, lelaki itu menjaganya tetap dekat, tetap intim. Matanya menyipit dan wajahnya makin mendekat,

"Biar kutunjukkan seperti apa aku ingin kau menciumku." Suara Akira serak, lelaki itu makin menunduk hingga napasnya terasa panas di bibir Asia. Lalu bibir itu melumatnya, tanpa permisi, tanpa permintaan izin.

Akira melumat bibir Asia seolah memang Asia miliknya sejak lama, dia mencecap, melahap, menikmati tanpa pembatas apapun, membuat Asia tergeragap, tidak bisa melakukan apa-apa selain membuka bibirnya yang meranum, pasrah akan lumatan hangat sang jenderal.

Lidah sang Jenderal menggodanya dengan sabar, mengajarinya, memberinya kelembutan yang sebelumnya tidak pernah diberikannya seutuhnya kepada Asia.

Dan tiba-tiba saja tubuh Asia terangkat, Akira mendorongnya ke tembok, memposisikan Asia terdesak dengan kaki membuka, lalu menempatkan pinggul kokohnya di antara kedua kaki Asia, sebelah tangan Akira memposisikan kaki Asia supaya terangkat, membuat tungkainya melingkari pinggul sang Jenderal.

Akira masih melumat bibir Asia, menyatukan napas panas mereka dan sensasi manis menggoda dari gairah yang mulai meletup, memaksa untuk dipuaskan.

Lelaki itu dengan vulgar menekan pinggulnya di antara kedua paha Asia, membuat Asia terkesiap, merasakan kekerasan di sana.

Ada senyum di mata Akira ketika melepaskan ciuman panas mereka, lelaki itu mengusapkan ibu jarinya di bibir Asia yang bengkak dan membara karena dilumat habis-habisan, sentuhannya meninggalkan jejak panas di sana, begitupun dengan tatapannya yang membara.

"Bagaimana.." Akira menghadiahkan kecupan-kecupan kecil di bibir Asia yang mendamba, "Kalau..." diberikannya kecupan lagi di sela ucapannya, seolah-olah sang Jenderal kesulitan memilih antara mencium Asia ataukah meneruskan kalimatnya, "Kita lanjutkan....."

Suara ketukan pintu menghentikan keintiman mereka. Tubuh Akira berubah kaku, ekspresi dingin dan keras langsung melingkupi wajahnya. Lelaki itu menurunkan kaki Asia yang melingkar di pinggulnya, dan menopang tubuh Asia yang lemas dan terengah-engah. Tetapi tubuhnya menjauh, keintiman yang tercipta di antara mereka musnah begitu saja.

The General's Wife I | The General's Wife Revolution by Author5 PSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang