The General's Wife Epilog: Masa Lalu dan Masa Depan (Bagian 2)

33 2 2
                                    

Mendengar kata-kata Asia, Jenderal Akira langsung bertindak sigap, hasil dari pelatihan militer bertahun-tahun yang membuatnya mampu mengatasi kepanikan dengan tindakan efektif. Dengan gerakan cepat Jenderal Akira langsung menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh Asia, Sang Jenderal langsung tertegun ketika melihat seluruh bagian bawah tubuh Asia basah kuyup.

Bukan darah... syukurlah... tapi ini... air ketuban?

"Apakah kau merasa sakit, Asia?" Jenderal Akira langsung memusatkan perhatiannya kepada Asia, menatap wajah istrinya yang kini pucat pasi ketakutan.

Asia menggelengkan kepala, dia memang tidak merasa sakit, bahkan ketika cairan itu keluar dari rahimnya hingga membasahi pakaiannya.

Ada kelegaan di mata Jenderal Akira melihat gelengan kepala Asia. Lelaki itu langsung bangkit dari ranjang, membungkuk lalu mengecup dahi Asia lembut seolah ingin menyalurkan kekuatan.

"Aku akan memanggil Dokter Frederick." Jenderal Akira menurunkan bibirnya dan mengecup bibir Asia, "Bertahanlah, sayang. Kau perempuan kuat, aku percaya kepadamu." ucapnya menguatkan sambil bergegas melangkah keluar untuk memanggil Dokter Frederick yang memang sudah bersiaga di rumah ini.

***

Beberapa pelayan langsung bertindak sigap, mengganti alas ranjang dengan penutup lain yang telah disterilkan lalu mengurus Asia sampai bersih dan cukup kering sehingga bisa berbaring dengan nyaman di ranjangnya. Dokter Frederick sendiri telah mengambil sampel cairan yang dikeluarkan Asia dan kembali dalam sekejap setelah melakukan pemeriksaan.

"Itu cairan ketuban." ujarnya memastikan apa yang sudah menjadi dugaan sebelumnya, "Nyonya Asia mengalami pecah ketuban dini, sebagai bawaan komplikasi kehamilan kembar dan kondisi rahimnya yang lemah." Dokter Frederick menatap Jenderal Akira yang berdiri diam lalu berganti menatap Asia yang di luar dugaan tampak tegar dan kuat, "Saya rasa, saya akan melakukan operasi persalinan malam ini, lebih cepat beberapa hari dari jadwal untuk mengantisipasi semakin menipisnya volume cairan ketuban yang melindungi bayi anda,"

"Apakah kondisi bayinya sudah siap dilahirkan lebih cepat?" Asia bertanya perlahan, kecemasan muncul di matanya ketika membayangkan anak-anaknya harus melihat dunia lebih cepat dari usia seharusnya, sebagai seorang ibu, tentu saja Asia ingin agar anak-anaknya benar-benar siap sebelum menghadapi dunia ini.

Dokter Frederick menganggukkan kepala, "Saya sudah melakukan pemeriksaan tadi, kedua bayi anda sudah lebih dari siap, mungkin nanti masih memerlukan penanganan khusus di inkubator setelah dilahirkan, tetapi resiko akan lebih kecil untuk melakukan operasi persalinan sekarang dibanding membiarkan bayi itu di dalam sana dengan cairan ketuban yang semakin menipis."

"Apakah Asia siap untuk operasi persalinan itu?" Jenderal Akira menyela, suaranya terdengar datar tetapi menyiratkan kecemasan yang menggayuti. Mereka semua sudah menjaga supaya Asia tidak mengalami pendarahan dengan sungguh-sungguh ketika kandungan Asia sudah semakin beranjak tua, memenjarakan Asia di atas ranjang dan bahkan membatasi gerakannya untuk menjaga supaya pendarahan tidak terjadi. Tetapi hal ini sungguh tidak diduga dan membuat mereka harus mengambil resiko dengan melakukan operasi persalinan lebih cepat daripada seharusnya.

"Persediaan darah lebih dari cukup, dan Tuan Cesar sudah menginap di sini sejak dua hari lalu untuk berjaga-jaga jika situasi seperti ini terjadi. Saya akan memberitahu Tuan Cesar untuk bersiap-siap malam ini untuk diambil persediaan darahnya." Dokter Frederick menjawab cepat, tahu bahwa pendarahan Asialah yang membuat Jenderal Akira cemas.

Jenderal Akira mengangguk tipis, lalu melangkah mendekati Asia.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya lagi memastikan.

Asia mau tidak mau tersenyum ketika menyadari entah sudah berapa kali Jenderal Akira memastikan kondisinya, seolah-olah kondisi Asialah yang terpenting untuknya. Hal itu sungguh menghangatkan hati Asia, sungguh bentuk perhatian yang samar tetapi begitu dalam, menunjukkan bahwa Jenderal Akira sudah berubah, bahwa bukan anak-anaknya saja yang menjadi tujuan hidupnya tetapi juga keberadaan Asia di sampingnya.

The General's Wife I | The General's Wife Revolution by Author5 PSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang