The General's Wife Part 43: Kesempatan Kedua

13 2 0
                                    

Begitu meloncat turun dari helikopter salju di atap rumah sakit militer Marakesh City, Jenderal Akira melangkah cepat sambil membawa Asia yang masih dipeluk di dalam gendongannya. Pintu-pintu langsung terbuka untuknya oleh para pasukan militer hitam yang bergegas berjalan mendahului Sang Jenderal dan menyiapkan jalan untuk atasan mereka.

Ketika sampai di ruang penanganan Jenderal Akira meletakkan Asia yang lunglai di atas ranjang yang sudah disiapkan sementara tim dokter yang sudah menunggu langsung bergerak menangani Asia.

Pakaiannya yang penuh darah diganti, bekas-bekas darah ditubuh Asia dibersihkan dan beberapa langsung menangani luka sobek yang cukup parah di kepala Asia. Selain itu, sebelum pakaian baru dipakaikan pada Asia, seluruh tubuh Asia diperiksa untuk menentukan adakah luka dalam yang perlu mereka perhatikan lebih serius.

Asia akan diperiksa secara lebih intensif berikutnya dan Jenderal Akira melangkah mundur sementara mata cokelat gelapnya terpaku pada wajah Asia yang terpejam lunglai dengan kulitnya yang tampak lebih pucat dari biasanya.

Jenderal Akira mengernyitkan kening, memejamkan mata sejenak untuk mengusir ketakutan yang merayapi jiwa. Tangannya mulai gemetaran sementara napasnya terasa sesak, membuat Sang Jenderal memilih untuk meninggalkan ruang penanganan intensif itu dan beralih melangkah menuju area toilet yang terletak di luar ruang penanganan.

Jenderal Akira membuka keran, membiarkan air hangat jernih mengalir deras dari keran itu. Diulurkannya tangannya yang basah oleh darah Asia dan air keran langsung membasuh darah di tangannya, mengalirkan darah dan melunturkannya hingga membuat warna air yang sedang bergerak mengalir untuk meninggalkan tangannya berubah warna menjadi semu merah.

Setelah selesai mencuci tangan, Jenderal Akira membungkuk untuk mencuci wajah, digosoknya kulitnya dengan keras, berusaha mengalihkan rasa sakit yang menyiksa di dalam dada.

Jenderal Akira kemudian menegakkan tubuh dan menatap dirinya sendiri di cermin dengan tatapan mata kosong.

Dia sudah berhasil melindungi Asia bukan? Dia bahkan yakin bahwa dirinya sudah melingkupi seluruh tubuh Asia dengan tubuhnya untuk menghalangi ledakan itu mengenai diri Asia.

Tetapi kenapa Asia masih terluka? Apakah dia kurang cepat tadi?

Jenderal Akira menunduk, menatap kedua telapak tangannya yang masih gemetar, lalu lelaki itu mengepalkan tangannya dengan begitu keras hingga berubah warna, menahankan perasaan.

***

"Berhenti."

Cesar tiba-tiba kembali pada kesadarannya dan berseru keras, membuat Letnan Paris dan pasukan militer hitam yang mengelilingi untuk mengawalnya langsung berhenti tanpa sadar, terpaut pada perintah yang diucapkan oleh genetik B kepada mereka.

Letnan Parislah yang segera tersadar kemudian, Sang Letnan yang sejak tadi berjalan di depan Cesar langsung membalikkan badan dan menatap Cesar dengan sinis.

"Ada lagi yang kau butuhkan, Cesar?" ujarnya dengan tak kalah sinis.

Cesar melirik ke arah gua kayu tempat persembunyiannya, tahu bahwa Keiro masih ada di sana. Dirinya lalu menatap Letnan Paris dengan tatapan serius.

"Jenderalmu sudah berjanji tidak akan melukai pasukanku apapun yang terjadi." ucapnya dingin.

Letnan Paris mengangkat bahu, "Janji itu mungkin bisa berubah kalau terjadi sesuatu yang tak diinginkan kepada Asia."

Mendengar nama Asia disebut, kelebat bayangan tubuh Asia yang lunglai dalam gendongan Jenderal Akira berikut seluruh kulitnya yang memucat membuat dada Cesar dipenuhi rasa sesak yang menyakitkan. Lelaki itu menghela napas panjang berkali-kali, berusaha tetap fokus karena saat ini dia harus memprioritaskan Asia apapun yang terjadi.

The General's Wife I | The General's Wife Revolution by Author5 PSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang