The General's Wife Part 35: Langit dan Bintang

8 2 0
                                    

Jenderal Akira meletakkan Asia ke atas ranjang, sementara dirinya berbaring di sebelahnya, setelah memastikan Asia berbaring dengan nyaman, Jenderal Akira mengulurkan lengannya dan memeluk Asia rapat, menenggelamkan Asia ke dadanya.

"Tidurlah." ucap Sang Jenderal serak sementara telapak tangannya bergerak mengusap rambut Asia dengan lembut.

Asia mengerutkan kening. Tadinya dia berpikir setelah ciuman panas yang diberikan Jenderal Akira kepadanya, lelaki itu akan bercinta dengannya seperti semalam, tidak diduganya Jenderal Akira malahan memeluknya dan menyuruhnya tidur.

Gerakan telapak tangan Jenderal Akira yang mengusap rambutnya malam ini pun terasa asing, karena dari pengalamannya di masa lampau Asia tahu bahwa Sang Jenderal jarang sekali melakukan sentuhan yang mencerminkan kasih sayang.

Bahkan di hari-hari sebelumnya, ketika memeluknya setiap malam, Jenderal Akira hanya memberikan lengan dan bahunya sebagai bantal untuk Asia, dan ketika Asia berbaring miring merapat, Jenderal Akira melingkarkan lengannya di pinggang Asia, hanya itu tanpa bergerak sampai pagi.

Lelaki itu hanya menyentuh, mengusap dan menggoda ketika bercinta, seolah-olah bagi Jenderal Akira kedekatan dua anak manusia dalam bentuk sentuhan fisik hanya bisa dilakukan ketika mereka melakukan hubungan seksual. Padahal sebenarnya, sentuhan fisik yang mengungkapkan kasih sayang bisa dilakukan dalam hal-hal kecil setiap harinya, seperti seorang suami yang mengecup dahi istrinya sebelum berangkat kerja, elusan bangga orang tua ke anaknya, kecupan di ujung hidung ketika dua pasangan saling bercanda, dan lain sebagainya.

Asia mendesah keras ketika benaknya berpikir kenapa suaminya bukanlah lelaki biasa saja yang memahami bagaimana cara berinteraksi seperti manusia normal, bukannya bersikap kaku layaknya robot.

Desahan Asia rupanya terdengar oleh Jenderal Akira karena lelaki itu menunduk dan menatap kepala Asia yang tenggelam di dadanya.

"Apa yang mengganggu pikiranmu?" Jenderal Akira bertanya, memecah malam yang senyap.

Asia sendiri mendongak dengan berani, menatap mata cokelat itu dengan tatapan ingin tahu.

"Kenapa kau tidak..." Asia sebenarnya ingin bertanya kenapa Jenderal Akira malahan memeluknya dan tidak bercinta dengannya, tetapi kemudian pipinya memerah karena malu ketika menyadari bahwa pertanyaannya itu terlalu vulgar. Suara Asia langsung tercekat di tenggorokan, bingung hendak melanjutkan pertanyaannya dengan kalimat seperti apa.

Sementara Jenderal Akira membalas tatapan Asia dengan masam.

"Kenapa aku tidak merobek pakaianmu saat ini juga dan bercinta denganmu?" Lelaki itu memilih menerjemahkan pertanyaan Asia dengan kalimat vulgar, membuat pipi Asia memerah dan melotot ke arah Jenderal Akira.

Sang Jenderal menunduk, menatap perempuan yang ada di dalam pelukannya dengan ekspresi frustasi.

"Aku dilarang. Dokter Frederick melarangku menyentuhmu terlalu intens karena bisa membahayakan kandunganmu."

Jenderal Akira sebenarnya ingin marah kepada Dokter Frederick, tetapi dia menahannya. Sang Dokter sepertinya ingin membalas dendam secara tidak langsung kepada dirinya. Ketika Jenderal Akira mengatakan bahwa dia ingin mempertahankan kedua bayi yang ada di perut Asia dan mengancam supaya Dokter Frederick melakukan segala macam cara untuk menyelamatkan Sang ibu berikut bayi kembarnya, Dokter Frederick langsung mengatakan bahwa salah satu cara untuk memastikan kondisi Asia aman adalah dengan menahan diri untuk bercinta dengan Asia.

"Bukankah boleh jika kita... menggunakan cara-cara lain?" Asia bertanya pelan, tiba-tiba terdorong untuk menundukkan kepala sehingga tidak perlu menatap Jenderal Akira.

Mata Jenderal Akira menyipit ketika memperhatikan Asia yang tampak tersipu dan pasrah dalam pelukannya. Rasa frustasi langsung memberatinya, membuatnya menggertakkan gigi.

The General's Wife I | The General's Wife Revolution by Author5 PSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang