The General's Wife Part 27: Bimbang

15 2 0
                                    

Asia membuka matanya dan terbangun dalam kesendirian, matahari sudah mulai naik meski udara pagi tetap saja terasa dingin akibat hujan salju yang sangat pekat dan tidak berhenti bahkan meskipun hari sudah mulai berganti. Suasana kamar itu sedikit dingin karena perapian di sudut ruangan telah mati dan hanya menyisakan bara kecil yang masih berderak di sana berusaha menghabiskan sisa kayu supaya lebur menjadi abu.

Mata Asia yang masih setengah mengantuk terbuka sedikit dan dirinya melirik ke arah jendela kamar, gorden telah dibuka untuk membiarkan sinar matahari yang redup masuk menembus kamar, mengirimkan sinarnya yang tampak kewalahan menembus hujan salju yang semakin menderas dan pekat.

Dengan sedikit menggigil sebagai respon alaminya terhadap udara dingin, Asia menggeliat dan duduk di atas ranjang, dirinya mengerjapkan mata dan menatap kembali ke sekeliling ruangan. Sisi sebelah ranjangnya kosong, dan rapi, seolah tidak ditiduri semalaman. Sepertinya Jenderal Akira sudah pergi sejak lama. Lelaki itu memang selalu pergi pagi-pagi sekali ke pusat kendali di benteng Marakesh City dan tidak pernah ada ketika Asia membuka mata, hanya kemarin saja lelaki itu datang dan memberikannya sarapan yang sudah dijanjikan kepada Asia setiap paginya.

Hari ini sudah siang dan Asia yakin bahwa Jenderal Akira pasti sudah berangkat. Mata Asia melirik ke arah meja di samping ranjang dan dahinya langsung mengerut kesal ketika menemukan meja itu bersih dan tidak ada apapun di sana, dirinya langsung cemberut menyadari bahwa dia belum mendapatkan sarapannya pagi ini.

Lelaki itu sepertinya melupakan kompromi mereka dan pergi begitu saja. Ternyata janji untuk membuatkan sarapan hanya bertahan sesaat saja dan setelah itu tidak dilakukan lagi.

Sambil menggigit bibirnya Asia langsung berpikir untuk membalas kelakuan curang Jenderal Akira dengan sengaja tidak mau makan hari ini. Biar saja lelaki itu marah, kalau nanti dia memarahi Asia karena tidak mau makan, Asia tinggal membalikkan saja kata-katanya dan mengatakan bahwa jika Jenderal Akira ingin Asia melaksanakan bagiannya dalam komprominya, dia juga harus konsisten melakukan komprominya.

Asia tersenyum puas, membayangkan bisa melemparkan kata-kata itu ke muka Jenderal Akira. Tetapi kemudian tangannya tanpa sengaja menyapu perutnya dan senyum puasnya tidak bertahan lama.

Ada bayi yang sedang tumbuh dan berkembang di dalam perutnya saat ini, dan jika Asia hendak melakukan sesuatu, seharusnya dia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri melainkan juga memikirkan bayi di dalam kandungannya. Mungkin dengan tidak makan dirinya bisa merasa puas membalas dendam dan dirinya juga memang tidak selera makan, tetapi kasihan bayi di dalam perutnya kalau dia mengutamakan keegoisannya. Bayi itu sedang tumbuh dan berkembang di dalam sana, dan makhluk kecil ini pasti membutuhkan nutrisi untuk melakukan itu.

Tegakah Asia membuat bayinya kelaparan?

Tidak perlu lama bagi Asia untuk mendapatkan jawabannya, insting seorang ibu yang mengambil alih. Dulu dia membenci anaknya karena proses pembuahan yang dipaksakan dengan kasar dan menghancurkan hati. Sampai sekarang dia masih menyesal karena tidak sempat menerima serta menyayangi anaknya itu sebelum dia kemudian dipaksa kehilangan anaknya. Sekarang Asia ingin sekali menebusnya, dan entah kenapa dia merasakan ikatan yang kuat dengan anaknya ini. Ada perasaan takjub dan senang yang tumbuh tanpa sadar di dalam jiwanya ketika menyadari ada makhluk lain yang sedang bertumbuh di dalam dirinya, bergantung padanya untuk terus berkembang.

Asia mengusap perutnya kembali dan menghela napas panjang. Kalau memang Jenderal Akira tidak bisa membuatkan sarapan untuknya, dia akan mencari sarapannya sendiri demi bayinya. Hal itu lebih baik karena dia sekaligus bisa menunjukkan sikap mandiri tanpa bergantung pada Sang Jenderal.

Dengan tegas Asia melangkah turun dari ranjang dan menyingkirkan selimutnya, dia berdiri dengan ragu dan kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

The General's Wife I | The General's Wife Revolution by Author5 PSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang