BAB 50

45.3K 2.9K 114
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

"Baru pulang?"

Keira meringis pelan, menatap Kenan yang sudah duduk di teras rumah, menunggu nya pulang. "Lo ngapain di depan? Jadi satpam?" canda Keira.

Kenan mendengus pelan, namun penasaran juga dengan kondisi Gabriel. "Itu, Gabriel gimana?" tanya Kenan.

"Gak gimana - gimana. Cuma kepala nya doang yang kebentur, berdarah. Tapi ga parah, kok," jelas Keira. "Gue masuk dulu ya, cape nih," lanjutnya.

"Yaudah, istirahat sana. Ganti baju dulu tapi. Nanti seragam nya bau," pesan Kenan. "Seragam gue mah mau di pake puluhan kali juga tetep wangi," celetuk Keira sembari melangkah meninggalkan Kenan.

Kenan acuh saja, malas membalas ucapan Keira. Karena, gadis itu juga pasti akan menjawab terus nantinya.

Gadis itu kini berada telentang di atas kasur. Tenang, ia sudah mengganti seragam nya dengan kaos oversize dan celana pendek rumah, kok.

Menatap langit - langit kamarnya, ia tiba - tiba teringat tentang sesuatu. Lantas, gadis itu duduk, kemudian meraba kolong bawah kasur nya. Menemukan sebuah kotak, Keira menarik kotak itu keluar dari kolong, meletakkan nya di atas kasur. Kotak itu di gembok dengan sebuah sandi yang tak Keira ketahui.

"Sandi nya apa ya? Keira ga pernah di ceritain punya ginian sih.." monolog nya sembari berpikir. Kotak itu ia temukan saat akan pindah ke rumah baru nya. Ada di lemari bagian bawah yang memang tak pernah ia lihat sejak di tubuh Keira. Sudah di coba dengan tanggal ulangtahun nya, namun salah.

Keira tampak berpikir keras, semenit kemudian ia teringat akan sesuatu. Memutar angka - angka Di gembok itu, benar saja, gembok berhasil terbuka. Gadis itu mendengus pelan, 'Ultah nya Tama ternyata,' batin nya. Keira asli memang bucin sekali pada Tama.

Berhasil membuka gembok, Keira membuka tutup kotak itu. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah buku dengan judul 'The Perfect Girl'.

Gadis itu mengerjap pelan. "Novel?" gumam nya. Melihat buku novel tak di kenal seperti ini, mengingatkan Keira pada kejadian sebelum kecelakaan dan berpindah tubuh.

Menelan ludah nya, "Kalau gue baca, gue pindah dimensi lagi ga ya?" monolog nya. Ia meraih buku, kemudian melihat isi di dalam kotak lagi. Kosong.

Keira mendengus pelan, 'Cuma ginian doang ternyata,' batin nya dalam hati.

Ia kembali memasukkan buku novel itu ke dalam kotak, kemudian mengunci nya kembali dengan gembok. Menyimpan kotak ke kolong kasur lagi.

Setelahnya, gadis itu memilih untuk tidur.

-----------

Hari hari berlalu. Keira selalu mengunjungi Gabriel selama 3 hari pria itu berada di rumah sakit. Sekarang, Gabriel sudah berada di rumah nya, bersama Keira yang menemani.

Saat pulang sekolah tadi, Grace menelfon pacar putranya itu, meminta tolong pada Keira agar menemani Gabriel di rumah. Karena, wanita itu ada kerjaan hari ini.

Maka di sini lah kedua oknum yang katanya berpura - pura pacaran. Keira juga menganggap begitu sih, hanya pura - pura. Tapi, tak tau dengan partner nya.

"Di depan mama gue jangan kaku - kaku banget kek."

Keira mengernyit, melirik Gabriel. "Engga kaku tuh. Biasa aja," jawab nya.

Gabriel sedikit mendengus. "Maksudnya, romantisan dikit. Kemarin, mama gue tiba - tiba nanya, kita beneran pacaran ga sebenernya. Gitu," jelasnya.

Keira terdiam sejenak, "Tapi, lo udah ga di ganggu Mina lagi, kan? Jadi, kalau ketauan pura - pura juga, ga masalah dong?"

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang