"Mommy..Mommy okey?"tanya Faiq yang melihat sang ibu terus menerus mengelamun
Bukannya menjawab Mellia malah makin mengabaikan Faiq.Saat Faiq di dekatnya dan bahkan menutup tingkap bilik tidurnya pun Mellia masih tetap mengelamun seakan dirinya sedang menatap kearah luar rumah dan melihat hujan yang saat ini turun dengan lebatnya...
"Mommy!"panggil Faiq sambil menguncangkan bahu ibunya perlahan
"Ahhh haa Faiq..Kenapa sayang?"tanya Mellia yang baru tersedar akan lamunannya
"Mommy okey?"tanya Faiq lagi
"Mommy okey sayang."lalu Mellia memberikan senyum indahnya kepada terhadap Faiq namun jelas senyum itu adalah sebuah senyum yang penuh keterpaksaan..
"Mommy fikirkan apa? Tak nak cerita dekat Faiq?"sambil Faiq menyisir rambut putih ibunya
"Mana ada mommy berfikir sayang..Mommy sedang melihat hujan.."nafi Mellia
"Hemm sampai bila mommy akan terus macam ni..Sampai bila mommy akan hidup dalam sebuah penyesalan dan kerinduan.."batin Faiq sambil dengan hati-hati menyisir rambut ibu angkatnya itu..Sedari kecil dia sering melihat Mellia mengelamun dan menangis..Bahkan pernah suatu ketika Mellia lepas kendali dan mengamuk.Mellia hidup dengan penuh penyesalan kerana dirinya tidak dapat menyelamatkan Hambali..Kerana dirinya Hambali harus mati..Dia juga hidup dalam kerinduan yang berpanjangan..Rindunya pada sang pujaan hati
"Mommy dah terlihat bertambah cantik..Jom kita turun..Mommy nak ikut Faiq jalan-jalan tak??"tanya Faiq
"Kamu tiada kerjaan lain sayang?Kalau kamu sibuk mommy boleh sendiri..Lagipun mommy pernah juga tinggal di sini dulu."balas Mellia
"Tak sibuk..Hari ni Faiq akan habiskan masa dengan mommy..Jadi kita akan jalan berdua ya..Dekat sini dah banyak benda berubah dan Faiq yakin mommy akan suka nanti."ucap Faiq dengan nada lembut
"Baik..Mommy ikut apa kata kamu..Tapi boleh kan kalau kita singgah satu tempat nanti?"tanya Melli
"Of course boleh..Kemana pun mommy nak pergi Faiq akan bawa mommy.."sambil memberikan senyum indahnya..
Keduanya menghabiskan masa sebagai ibu dan anak berdua dan saat ini Mellia sedang menatap sebuah kuburan yang setelah sekian lama dia dapat lawati.
Matanya terpandang sebuah kuburan lainnya di sebelah kuburan tersebut..Namanya..Namanya terasa sangat biasa namun Mellia tidak dapat mengingatinya.
"Jelita?"batinnya menatap nama yang terukir di batu nisan tepat di sebelah kuburan Hambali
"Mommy..Lepas ni mommy ingin kemana?"tanya Faiq
"Mommy nak pergi taman"jawab Mellia
"Okey baik.."
"Maafkan aku Hambali..Maafkan aku sebab terlalu egois ingin terus memiliki kamu!"batin Mellia menatap kubur Hambali tanpa berkedip
Setelah beberapa minit disana kemudian Mellia dan Faiq beransur untuk bergerak pergi dari sana..Kerinduan yang dalam itu akhirnya dapat terlepas walau hanya sedikit.
Namun mereka berdua berdua berselisih dengan Alana dan Nuqman.
Mata Mellia dari jauh telah menyedari kehadiran Alana dan entah kenapa dadanya terasa sesak melihat wajah Alana..Kilasan wajah Hambali seakan muncul saat senyum indah Alana terpancar.
"Heii korang dekat sini?"tanya Faiq ceria seperti biasa dan Mellia hanya menatap interaksi mereka..Lebih tepatnya matanya tidak berkedip memandang ke arah Alana
"Ya..Kami datang nak minta restu."jawab Nuqman mewakili Alana
"Ahh okey bro..Majlis korang kan tak lama lagi..So semoga semua dipermudahkan."balas Faiq sambil tetap memberikan senyuman namun ada yang berbeza dengan senyumannya dan Mellia menyadari itu..Senyum yang seakan terlihat terpaksa..
YOU ARE READING
Hilman Aydan S3 (OG)
Fiction généraleWajah kaku dan dingin milik seorang Hilman Aydan ternyata memiliki luka yang amat dalam..Seakan dirinya tidak peduli tapi antara semua dialah yang paling tersakiti dan sensitif..Perwatakannya yang kasar hanyalah bentuk tembok penghalang agar tiada s...