~ 25 ~

323 59 11
                                    

"jisooya"

Teriak taehyung dengan nafas yang memburu, melihat ke sekeliling yang ternyata dia sedang berada di dalam kamar nya

Mimpi buruk yang barusan di alaminya membuat jantung nya berpacu tak beraturan, Taehyung menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu berjalan keluar kamar dengan tergesa gesa

Dengan langkah cepat taehyung menuju kamar jeha, ternyata kamar itu kosong, tak ada sosok jeha maupun jisoo yang berada disana

Perasaan Taehyung kian dilanda rasa gelisah, segera dia berlari menuruni tangga, sampai di bawah sosok yang dicarinya pun tak kuncung terlihat

Jantung nya semakin bergemuruh, darah nya seakan membeku begitu juga kakinya yang hampir tidak kuat untuk menopang tubuhnya

Seakan tidak mau isi fikiran nya menguasai kenyataan, taehyung segera melangkah keluar rumah menuju taman belakang, namun nihil, jisoonya tidak ada disana

Perlahan bulir kristal meluncur dengan bebas nya, namun taehyung segera mengusap kasar, diremas nya lutut nya yang bergetar dengan sekuat tenaga, Taehyung berharap sakit itu akan memberinya sedikit kekuatan hanya untuk melangkah kembali masuk ke dalam rumah

Taehyung perlahan memandangi suasana dalam rumah nya, semua kosong, terasa hampa, tak ada jisoo nya yang biasa berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuknya, tak ada suara tangisan jeha yang biasa menemani paginya

"Kemana?" Lirih taehyung, dia menjatuhkan tubuhnya ke lantai yang dingin

Apakah dia yang kembali ke masalalu adalah mimpi? Atau justru saat ini dia sedang bermimpi?

Plakk

Suara tamparan itu begitu nyaring, bahkan bergema di telinga taehyung, berulangkali pria itu menampar wajah nya, berharap dia terbangun dari mimpinya saat ini, walaupun rasa sakit begitu nyata menjalar di permukaan wajah nya

Taehyung tau, ini bukanlah mimpi, namun pria itu seakan enggan menerima bahwa dia ada di dunia nyata saat ini

"Jisooya, kenapa?" Gumam taehyung yang mulai terisak

"Ini sangat sakit jisooya" taehyung meremas dada nya yang terasa sesak, bahkan untuk bernafas pun sangat susah rasanya

"Kenapa kau tidak memberiku peringatan kalau kau akan meninggalkan ku jisooya?" Taehyung membiarkan bulir kristal membasahi wajahnya, taehyung tidak lagi peduli dengan hal itu

"Aku bahkan belum meminta maaf dengan benar, tolong bawa aku bersama mu, aku bisa apa tanpa mu jisoo?"

Isak taehyung begitu memilukan, pria itu hancur, hatinya begitu rapuh, sungguh kenyataan begitu menyakitkan

"Hahaha, aku di beri kesempatan memutar waktu hanya untuk kehilangan mu untuk kedua kalinya? Ini sama sekali tidak lucu"

Taehyung meraung, sudah tidak terhitung berapa kali pria itu memukul dadanya sendiri, jika sudah begini taehyung bisa apa? Untuk bernafas saja taehyung sangat kesulitan

Taehyung menatap arah dapur, setelah dia menemukan benda yang dicarinya, pria itu tersenyum getir, dia sangat putus asa, dia ingin mengakhiri kepiluan nya, dengan tekad yang bulat, taehyung mengumpulkan kekuatan nya untuk bangkit

Belum sempat taehyung berdiri, sebuah tangan mungil menangkup wajahnya, menatap nya dengan sendu kemudian memeluk nya erat, sangat erat seakan tubuh pria itu adalah sebuah kapas yang bisa terhempas dengan mudah

Taehyung membeku, belum siap mencerna situasi yang ada, beruntung suara yang sangat dikenalinya masuk kedalam pendengaran nya, hal itu pula yang menyadarkan nya dari lamunannya

"Tae, kau kenapa? Kenapa menangis seperti ini?" Itu adalah suara jisoo, terdengar panik, wajar saja kalau wanita itu panik

Padahal tadi pagi saat dia bangun, suaminya itu masih terlelap dengan damainya, maka dari itu jisoo enggan untuk membangunkan taehyung walau sekedar minta izin untuk jogging bersama jeha dan pengasuh song

"Jisoo kau kah ini?" Tanya taehyung memandang wajah jisoo yang terlihat khawatir

"Iya Tae, ini aku" jawab jisoo sambil menganggukan kepalanya

Taehyung segera memeluk jisoo erat, perasaan yang tadi tak karuan kini terasa lega saat mengetahui jisoo nya masih ada dengan nya

"Jangan pernah menghilang seperti tadi, aku sangat takut jisoo, aku tidak bisa kehilangan mu lagi, tolong jangan tinggalkan aku"

Tidak, sampai kapan pun taehyung tidak akan sanggup kehilangan jisoo, sekarang jisoo adalah hidup taehyung, bagaimana mungkin dia bisa hidup tanpa kehadiran jisoo di dunia nya, tak bisa di bayangkan sekacau apa seorang Kim taehyung tanpa sosok Kim jisoo

"Aku tidak akan kemana-mana Tae, mungkin kau barusan mimpi buruk, tenang lah aku ada disini" di usapnya lembut punggung taehyung guna menenangkan sang suami

Tapi aku tak janji Tae, bisa bersamamu selamanya, batin jisoo menahan air matanya

*****

Taehyung terlihat menggeliat tak nyaman di atas ranjang, dahinya dipenuhi dengan keringat, namun dengan setia jisoo menyeka nya dengan penuh sayang

Sehabis drama menangis, tubuh taehyung tiba tiba demam, itulah sebab nya jisoo dengan telaten mengurus bayi besar nya sekarang

Taehyung terbangun, wajah nya menegang mencari sesuatu, namun saat mendapati jisoo berada di samping nya menatap nya dengan senyuman yang begitu menawan, taehyung langsung bernafas lega

"Peluk" ucap taehyung tiba-tiba yang membuat jisoo termangu, sebelum sempat merespon ucapan taehyung, pria itu sudah lebih dulu menarik tangan jisoo untuk dia peluk

Jisoo tidak tau harus bagaimana, kedua tangan nya ragu untuk membalas pelukan dari taehyung

"Biarkan seperti ini dulu" suara itu serak menandakan bahwa pria itu habis bangun tidur, berada di pelukan jisoo bagaikan ketenangan yang tiada taranya, bodoh, dirinya begitu bodoh tidak menyadari bahwa selama ini ada malaikat penenang hidup di samping nya

Jisoo yang sangat canggung dengan posisinya segera bergerak melepaskan pelukan taehyung

"Tae, aku ke bawah dulu, bubur nya sudah aku siapkan, kau tinggal memakan nya saja" ucap jisoo sambil menunjuk semangkuk bubur yang berada di samping tempat tidur

Setelah nya jisoo bergegas keluar kamar dengan detak jantung yang memburu, taehyung hanya menatap kepergian jisoo, seulas senyum muncul di kedua sudut bibir pria itu, lalu menyambar bubur buatan jisoo dan menyantapnya




Selamat membaca

SERENITY -VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang