.☘︎ ݁˖ 𝔅𝔞𝔟 ℑℑ

15 7 0
                                    

Langit-langit itu terasa asing, ruangan itu dipenuhi sesak orang-orang asing yang tidak Mareta kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit-langit itu terasa asing, ruangan itu dipenuhi sesak orang-orang asing yang tidak Mareta kenal.

"Kamu sudah sadar Reta?" Seorang wanita paruh baya matanya berkaca-kaca saat menatap Mareta.

"Bagaimana keadaanmu apakah lebih baik?" Pria paruh baya di sebelahnya menatap dengan tatapan serupa.

"Di mana ini?" Mareta tidak menjawab pertanyaan siapa pun, ia penasaran di mana tempatnya berada saat ini.

"Tentu saja ini rumah kamu, kami ini orang tuamu, apa kamu melupakan sesuatu?"

Mareta menggeleng, ia tak tahu harus menjawab apa, jika tiba-tiba ada yang mengaku sebagai orang tuanya.

"Di sini adalah kediaman keluarga Maladewa, Papi bernama Gatra dan Mami bernama Seruni, kamu juga memiliki adik bernama Alina. Apa kamu mengingat kami?" Gatra merasa telah terjadi sesuatu dengan putrinya Reta, mungkin saja putrinya ini hilang ingatan.

Dua tahun lalu, saat bertugas untuk menyelidiki Luminous lab, Reta tidak pernah kembali, tidak ada yang mengetahui keberadaannya termasuk para anggota SSI yang saat itu berada di atas Reta.

"Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa bisa aku berada di sini?" Mareta harus mengetahui situasi sebenarnya, kenapa ia bisa sampai berada di sini, terakhir kali ia mengingat kalau dirinya pingsan saat seseorang memukul tengkuknya.

"Kamu di bawa pulang Raven, ia tidak sengaja membuatmu pingsan saat berada di Luminous lab kemarin," jelas Seruni.

"Raven?" satu lagi nama asing yang harus Mareta dengan.

"Sejak kamu menghilang dua tahun lalu, Raven memiliki keyakinan, kalau kamu masih hidup, dia selalu mencarimu," jawab Seruni.

Mareta bisa menyimpulkan, kalau mereka telah salah paham dengan keberadaan dirinya, keluarga ini mengira kalau ia adalah Reta, putri mereka yang hilang.

Jadi tempat di mana ia muncul adalah Luminous lab

"Luminous lab, tempat apa itu?"

Gatra dan Seruni saling padang saat Mareta menanyakan hal yang menurutnya aneh, sudah di pastikan kalau putrinya sudah mengalami hilang ingatan.

"Kamu pasti sudah mengalami hal yang buruk," ucap Seruni memeluk Mareta, menumpahkan kesedihannya selama ini.

"Kamu tahu, dunia ini sudah tidak baik-baik saja, sejak pemerintah berambisi menjadi negara super power, mereka mendirikan Luminous lab untuk menciptakan makhluk-makhluk yang sekarang berkeliaran bebas di luar."

Mareta masih mencerna informasi yang ia dapat, apakah apakah embrio-embrio yang ia lihat kemarin adalah makhluk percobaan yang di jelaskan pria yang mengaku sebagai ayahnya tersebut.

"Pi, jangan membuat Reta mengingat hal-hal yang melibatkan Luminous lab, biarkan dia beristirahat lebih dulu," ujar Seruni.

Gatra terlihat mengangguk mengerti, bersamaan itu, seorang gadis kecil berusia sekitar 12 tahunan datang menghampiri Mareta, gadis itu langsung menghambur ke pelukan Mareta, "Kakak sudah sadar?"

𝐓𝐰𝐢𝐬𝐭𝐞𝐝 𝐏𝐚𝐫𝐚𝐥𝐥𝐞𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang