"Sebenarnya apa tujuanmu ke sini? Tidak mungkin hanya teriak memaki di jembatan dan menghirup udara penuh polusi, kan?" tanya Boom
Aou tersenyum penuh arti dan berkata, "Pertanyaan yang sangat bagus"
Aou mendekat dan menatap tepat di mata Boom, "Tujuanku adalah menjagamu... agar kau tetap hidup"
Boom mengalihkan pandangan ke arah lain dan menghindari tatapan Aou, "Huh, omong kosong"
"Biarkan aku membuktikan bahwa ucapanku bukan omong kosong" jawab Aou dengan yakin
"Tidak perlu. Pada akhirnya, kau juga akan pergi dari hidupku seperti mereka"
"Mereka? Mereka siapa?" tanya Aou
Boom kembali menatap Aou dengan mata yang mulai berkaca-kaca, "Semuanya, semua orang yang pernah ada dalam hidupku. Kau tak perlu repot untuk menjaga agar diriku tetap hidup. Kau pasti memiliki kehidupan sendiri, kan? Kehidupan yang pastinya sangat bahagia"
"Aku akan membagikan kebahagiaanku denganmu" bujuk Aou
Boom tetap menganggap perkataan dan sikap Aou adalah agar menghiburnya semata. Boom kembali diam dan sibuk pada pikirannya sendiri, keputusannya untuk mengakhiri hidup sedikit goyah karena bertemu dengan seseorang yang baru ia kenal di jembatan itu.
"Cukup dengan tindakan dan perkataan yang menghiburku itu, kau pasti sibuk, kau boleh pergi melanjutkan aktivitasmu" ucap Boom
Aou mengernyitkan dahi dan berkata, "Lalu.. kau akan kemana?"
"Aku akan tetap di sini"
"JANGAN!!" teriak Aou yang membuat Boom segera menutup mulut Aou dengan telapak tangannya
Boom berkata dengan suara pelan, "Kecilkan suaramu, jangan menarik perhatian orang sekitar lagi. Buat malu saja"
'Kalau aku meninggalkan Boom di sini sendirian, usahaku akan sia-sia lagi. Setidaknya, aku harus bersama Boom 1 x 24 jam dan memastikan ia tetap hidup' batin Aou
Aou menurunkan tangan Boom yang menutup mulutnya, "Kalau kau tidak pergi, aku juga tidak pergi dari sini"
Boom menghela napas, "Sebenarnya kau mau apa?"
"Aku sudah bilang, aku akan menjagamu agar kau tetap hidup. Kau masih menganggapku berbohong dan omong kosong!?" Aou mulai kesal, pertama ia kesal karena waktunya terus menerus berulang, sekarang ia kesal karena harus meyakinkan Boom
Boom tidak menjawab apapun lagi, ia bingung harus menanggapi seperti apa.
Kini Boom hanya berdiri di dekat pembatas jembatan dan melihat ke perairan di bawah serta pemandangan sekitar. Tentu saja Aou menghampiri Boom dan menjaga jika saja Boom mengambil posisi ingin lompat lagi. Aou berdiri di sebelah Boom.
Suara kendaraan yang sedang berlalu-lalang, suara angin yang bertiup, suara klakson kendaraan yang saling bersahutan seakan menjadi pengisi suara yang menemani keheningan mereka.
Aou dan Boom larut dalam pikiran mereka masing-masing tanpa berbicara apapun.
Krruukkkkk Krukkkk
Boom memegang perutnya yang berbunyi. Hal tersebut membuat Aou melihat jam di handphone
"Tak terasa sudah jam dua belas. Mau makan apa? Aku juga sudah lapar" tanya Aou
"Aku tidak lapar" ucap Boom bohong
"Wah, kau pikir aku tidak mendengar? Kau meremehkanku atau bagaimana? Perutmu sudah protes meminta untuk diisi makanan dan masih bilang tidak lapar?"
"..."
Aou yang melihat Boom hanya diam, ia segera menarik tangan Boom untuk ke mobilnya dan pergi ke tempat makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alive Please [AouBoom]
FanfictionAou, seseorang yang menjadi detektif karena paksaan orang tua, menjadikan dirinya sebagai detektif yang cuek, menyelesaikan kasus dengan acuh tak acuh, dan tidak ingin terlibat terlalu jauh dengan kehidupan orang lain. Namun, bagaimana jika semesta...