Chapter 22

308 38 5
                                    

Aou berusaha memproses kalimat dari Earth, "Jadi maksudmu..."

Earth menganggukan kepalanya, "Boom bukan pekerja kantoran seperti yang ia ceritakan padamu. Boom adalah seorang detektif"

Kini jantung Aou berdetak lebih cepat, mulutnya terasa kaku untuk sekedar mengeluarkan sepatah kata, tubuhnya membeku seakan dirinya terdiam untuk memproses semua yang telah terjadi selama ini

Mendengar pernyataan Earth, membuat Aou perlahan mengingat semua yang telah Boom katakan padanya selama ini

'Benar, aku tidak percaya pada detektif, tidak percaya pada keadilan, tidak percaya pada orang lain'

Kilas balik ucapan Boom saat mereka bertemu di jembatan kembali teringat

'Menegakkan keadilan? Mengungkap kebenaran? Mengabdi pada profesi detektif? Berpihak pada korban? Berdasarkan bukti? Itu hanya omong kosong'

Tanpa Aou sadari, air matanya mengalir membasahi pipinya.

'Aou, semua kesaksian yang kau dengar, mulai dari AJ, Khaotung, Mark, Gemini, dan juga Perth, kesaksian itu bukan hanya sekedar kata-kata. Itu semua adalah hal yang mereka lakukan, itu semua adalah suatu kejadian tapi bagaimana kita bisa menemukan alibi di dalam semua kejadian yang mereka katakan itu. Bayangkan keadaannya, imajinasikan waktu dan tempatnya, urutkan kronologinya. Jangan mendengar secara terpisah begitu'

Duughhh... Dughhhh... Dughhhh...

"Hey! Hey! Aou, tenang. Kau kenapa?" tanya Earth yang panik karena Aou tiba-tiba memukul kepalanya berkali-kali dalam keadaan menangis

Dughh

Earth menahan pergelangan tangan Aou agar Aou tidak memukul kepalanya lagi, "Ada apa? Kenapa tiba-tiba reaksimu begitu? Apapun alasannya, tolong jangan salahkan Boom, dia pasti memiliki alasannya sendiri ketika berbohong padamu"

Earth mengira bahwa Aou kecewa karena Boom berbohong padanya. Kenyataannya, Aou kecewa pada dirinya sendiri karena tidak mengetahui siapa diri Boom yang sebenarnya, padahal ia setiap hari menjaga Boom.

Aou menundukkan kepalanya dengan air mata yang masih saja mengalir, "Bodoh... aku sangat bodoh. Seharusnya aku sudah dapat mengetahui kalau Boom adalah detektif. Ia sangat peka pada banyak kejadian di kasus sebelumnya."

"Aou, itu bukan salahmu." ucap Earth yang tidak tau lagi bagaimana cara menenangkan Aou

Aou masih saja terdiam dan tenggelam dalam tangisnya

Earth menatap ke arah langit dan berkata, "Mungkin sekarang Boom sedang melihat kita dari atas sana. Aku benar-benar kasihan padanya. Sedari kecil, dia sudah menerima kekerasan dari paman dan bibinya, hidup dia tidak bahagia, hingga sekarang pun..." ucapan Earth terhenti, menyiapkan hatinya untuk melanjutkan perkataan. "Ia juga telah tiada"

"Paman dan bibi? Apa yang terjadi pada orang tua Boom?" tanya Aou

Earth kembali menatap pada Aou, "Boom pernah bercerita padaku, orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Saat itu, mereka bertiga sedang bepergian untuk liburan namun saat di jalan, supir truk yang sedang mabuk menabrak mobil mereka. Sayangnya, hanya Boom yang selamat dalam kejadian itu. Semenjak saat itu, Boom diasuh oleh paman dan bibinya namun mereka menganggap Boom hanya beban dan Boom sering dijadikan pelampiasan amarah mereka saat paman dan bibinya sedang mendapatkan masalah. Beberapa tahun kemudian, saat Boom merasa ia sudah dapat hidup mandiri, ia mencari pekerjaan paruh waktu untuk mendapatkan uang sendiri dan keluar dari rumah itu. Perlahan ia kumpulkan dan mendaftar agar mendapatkan profesi detektif seperti yang selama ini ia inginkan"

Aou yang sedaritadi merasakan kesedihan dan cukup goyah, kini mulai mengembalikan kesadarannya agar ia dapat lebih siap pada time loop selanjutnya. Aou berkata, "Dan ketika ia mendapatkan profesi sebagai seorang detektif... ia dijebak oleh ketua kalian. Sebenarnya apa yang ketua kalian lakukan? Apakah ia terlalu berkuasa hingga Boom yang juga detektif tidak bisa menghentikannya?"

Stay Alive Please [AouBoom]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang