BAB 54

39.6K 2.7K 89
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Waktu semakin larut, hampir pukul 11 malam.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Ponsel Gabriel berdering, menandakan ada nya panggilan masuk. Dengan terpaksa pun, dansa mereka selama kurang lebih setengah jam, harus di sudahi.

Pria itu mengangkat telfon nya di pojok ruangan, agar terdengar saat bicara di telfon. Sedangkan, Keira memilih kembali duduk di tempat nya.

"Loh? Yang lain mana?" tanya Keira mendudukkan bokong nya ke kursi.

"Bima, Lisa, Renza, udah pada pulang," jawab Jessica. "Gue sama Mars juga udah mau pulang nih. Ngantuk. Udah malem banget ini," sambung nya.

Mars mengangguk, "Gue sama Jessica pulang duluan lah ya, Kei, Ken, kakak - kakak," pamit nya pada Keira dan kakak - kakaknya.

Setelah mendapat anggukan, Jessica dan Mars pun pergi. Pamit dulu pada Rea selaku pemilik acara, lalu baru pulang.

"Lo belum ngantuk, Kei?" tanya Jendra.

"Belum terlalu, sih," jawab Keira apa ada nya. "Jadi, belum mau pulang?" tanya Jendra lagi.

"Tadi mama udah nelfon, ngingetin, jangan pulang malem - malem." Kenan menambahkan.

Keira berpikir sejenak, melirik Gabriel yang tengah sibuk berbicara di telfon nya. "Yaudah, ayo pulang," putusnya.

Mereka pun berdiri dari tempat masing - masing. Berpamitan pada Rea, baru setelahnya berjalan ke parkiran.

"Gue duduk depan, ya," ujar Keira yang mendapat persetujuan dari ketiga saudaranya.

Posisi mereka di mobil, Juan yang mengendarai, di sebelahnya, Keira duduk di kursi penumpang. Di kursi tengah, ada Jendra dan Kenan.

Mobil pun di jalankan, meninggalkan basement hotel.

"Kei, lo gamau tidur? Tidur aja dulu. Nanti, kalau udah sampe rumah, gue bangunin," ujar Kenan.

Keira menganggukkan kepala nya, menyenderkan kepala nya ke senderan kursi. Pandangan nya menatap keluar kaca mobil.

Mobil berhenti, karena lampu merah. Gadis itu melirik lampu merah sekilas, sampai tiba - tiba..

Brukk..

Mobil mereka terlompat sedikit ke depan. Keira, Juan, Kenan dan Jendra sama - sama terlonjak kaget. Mereka dengan serentak menoleh ke belakang.

"Tck! Tuh orang gimana sih bawa mobil?!" sebal Juan. Pria itu membuka seatbelt nya, berniat turun untuk melihat bagian belakang mobil yang di tabrak.

"Tunggu!" cegah Keira. "Jangan turun," sambung nya. Juan mengernyit, menatap aneh pada adik perempuan nya. "Kenapa?"

Lima detik diam, wajah Keira terlihat serius. "Pindah. Biar gue yang bawa mobil nya."

"Kena--"

Brukk..

Lagi, mobil sedikit melompat akibat tabrakan dari mobil berwarna abu - abu di belakang.

"Gila ya tuh orang?!"

"Cepet pindah, Juan! Jangan banyak bac*t dulu!" sentak Keira menarik lengan Juan. Maka, dengan terpaksa dan tak paham situasi, Juan dan Keira bertukar tempat. Dengan segera, Keira melajukan mobilnya, bertepatan dengan lampu yang berubah hijau.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang