DELAPAN

13.6K 191 14
                                    

Guyss maafin aku lama banget updatenya.

Aku lagi sibuk banget di rl, aku masih maba tapi kok tugasnya udah bejibun yaa, tolong dongg wisuda kapan ya? yakinin aku bahwa 4 taun itu sebentar T___T

Oh iyaa buat kalian yang udah lama gak baca book ini sebaiknya baca ulang part sebelumnya biar gak lupa alur

Makasih banyak semuanya udah mau baca cerita ini dan masih setia nunggu, I loveyou all.

Jangan lupa vote and coment ya.

Happy Reading

Jika kalian pikir Ola itu orang yang pemalu, susah bergaul, atau nolep kalian salah besar. Ola itu orangnya cukup easy going, ia termasuk orang yang friendly, jadi tidak sulit untuknya berhubungan baik dengan orang-orang. Banyak juga yang menyukai Ola karena keramahan nya, tapi tidak sedikit juga yang membenci Ola. Mereka yang membenci biasanya karena Ola terlalu sering senyum, terlalu ramah, selalu menggunakan barang branded, hingga karena terlalu dekat dengan daddy nya as know as  Leon membuat Ola bisa dibenci.

Tentu saja ini bukan hal baru bagi Ola. Sebelum Leon mengadopsinya, Ola lebih dulu diperlakukan tidak baik oleh teman-temannya di panti, bahkan lebih kejam dari sekolah ini. Hal itu menjadikan Ola tau harus bersikap bagaimana menghadapi para pembencinya. Daddy  nya selalu berkata, jika ada orang yang membenci kita tanpa alasan, percayalah ia hanya iri dengan apa yang kita punya.

****

"Halooo, bocillll." Reylian memeluk Ola dari belakang tiba-tiba dan mencomot kentang goreng milik Ola.

"Ish, Reylian apaan sih." Ola menghempaskan tangan Reylian dari punggungnya.

Saat ini Ola dan Daisyi sedang istirahat di kantin sekolah. Ingat Reylian, Helena, Mauren, dan Jansen? Mereka teman-teman Ola saat MPLS di hukum bareng karena tidak membawa barang yang di suruh oleh kakak kelas. Sekarang mereka semua berbeda kelas dengan Ola tetapi masih berkomunikasi dengan baik.

"Ih, gue baru aja ulangan kimia masa. Udah sebelumnya gak ada info mau ulangan, terus hasilnya langsung di bagiin," curhat Helena.

"Pasti jelek ya nilai, lo? Yakin gue mah, pasti jelek," sahut Jansen bercanda.

"Enggak ya, gak jelek. Kkm nya kan 78, nilai gue 79, aman berati," balas Helena bangga.

"Segitu masih kurang bagus, Helena. Terlalu dekat nilainya dengan kkm," nasihat Daisyi polos.

Semua tertawa kecuali Daisyi dan Ola, "Ahahah, tingkatkan lagi, bro," ujar Mauren sambil menepuk pundak Helena.

"Heh, Daisyi. Gak nyemangatin banget sih lo jadi temen," ujar Helena kesal.

"Bukan gak nyemangatin, Helena. Daisyi cuman ngasih tau supaya Helena gak boleh merasa jumawa atas nilai yang mendekati kkm," balas Daisyi lemah lembut.

"Udah-udah. Kimia kan susah, lagian ini masih awal semester, masih banyak waktu untuk memperbaiki nilai," relai Ola.

"Eh, Ola kemarin jalan-jalan sama daddy ke mall, ya?" tanya Mauren.

Ola mengangguk, "Iya. Ola seneng banget, udah lama gak jalan-jalan sama daddy," jawab Ola semangat.

"Emang lo kemarin ke mall juga, Ren?" tanya Reylian.

Mauren mengangguk. "Sama siapa lo?" tanya Reylian seduktif.

"Sendiri. Gue cuman bawa pesenan baju yang udah lama gue incer," balas Mauren. Reylian mengangguk-angguk.

Jika di perhatikan lebih lagi, Reylian seperti memiliki rasa berbeda pada Mauren. Reylian selalu mendekati Mauren, Reylian selalu bertanya soal Mauren, Reylian selalu posesif pada Mauren, dan lainnya.

YES, DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang