DUA

92.6K 424 5
                                    

Ada typo tandain😉

Happy Reading

Ola Pov

Hari ini adalah hari terakhir masa pengenalan sekolah. Di hari terakhir  pula seluruh perlengkapan masa pengenalan dari awal masuk hingga hari ini harus di bawa dan di periksa oleh kakak kelas.

"Aduh, Daisyi kok topi yang Ola gak ada ya... gimana ini Daisyi?" Aku merogoh kocek tasku, mencari topi dari karton yang sebelumnya di tugaskan.

"Yah, gimana dong? Ketinggalan atau gimana? Coba inget-inget."

Aku berpikir sebentar mengingat-ngingat dimana topiku. "Kayanya ketinggalan  di mobil tadi deh," kataku lesu.

"Coba telepon daddy, biar nanti daddy antar kesini," usul Daisyi.

Aku hanya diam lesu, "Kayanya percuma deh, pasti gak bakalan sempet."

"Coba dulu  Ola."

"Itu liat kakak kelasnya udah mau ke kita, udah deh gak papa kalau Ola di hukum juga." Aku menunjuk ke beberapa OSIS yang sudah berada di dekat aku dan Daisyi memeriksa perlengkapan yang di bawa siswa baru, dan memisahkan orang yang barang bawaannya tidak lengkap.

"Semoga aja nanti gak di hukum yang berat-berat," kata Daisyi.

"Hem semoga saja," harapku.

Lalu datanglah anak OSIS memeriksa  perlengkapanku dan Daisyi. "Topimu mana?" tanya salah seorang anggota OSIS ber-name tag Arrabella.

"Ke-ketinggalan, kak," jawabku gugup.

"Masih jadi siswa baru udah pelupa, gimana kedepannya. Sana misah sama yang lain," ucapnya ketus, menunjuk perkumpulan orang yang tidak membawa perlengkapan lengkap ataupun kesalahan lainnya.

"Iya kak..." Akupun berdiri dan memisahkan diri.

"Semangat ya Olla," Daisyi mengangkat tangannya ke atas memberi semangat.

"Iya, Daisyi juga semangat," balasku.

Namun belum sempat aku berjalan aku mendengar suara seseorang  yang ku kenal. "Princess?" seluruh orang menatap orang yang memanggilku.

Orang itu mendekatiku dan memasangkan topi yang semalaman aku buat bersama daddy di kepalaku. "Kau aman sayang," katanya.

"Daddyy...." Aku memeluknya meembenamkan wajahku di dadanya.

"It's oke princess, kembali lah, ikuti kegiatan sampai selesai nanti daddy jemput oke?" Daddy menarik ku dari pelukannya dan mengelus rambut panjangku lembut.

Aku mengangguk. "Maafkan anaku karena lupa membawa topi. Sekarang sudah lengkap biarkan anaku menjalani kegiatan hari ini," ujar daddy pada salah seorang ber-nametag Gionathan.

"Baik, Pak. Silahkan kembali, dek," titahnya.

"Baik-baik ya sayang. Kalau ada apa-apa telfon daddy, oke?"

 Aku mengangguk,  "Oteyy!"

"Pintarnya... Daddy pergi ya sayang." Sebelum daddy pergi ia meninggalkan satu kecupan lembut di dahiku.

"Hati-hati, daddy. I love you."

"Love you too, princess. "

Akupun segera berlari kecil menghampiri Daisyi. "Daisyiiiii Ola selamattt," ujarku girang.

"Iya, untung aja daddy kamu dateng."

"Hu'um."

"Oke buat adik-adik semua yang barang bawaannya lengkap bisa ke kelas masing-masing ya." Gionathan, pria yang tadi berbicara dengan daddy itu berujar di depan seluruh siswa baru melalui toa yang ia pegang. Ah iya! Aku baru ingat bahwa Gionathan adalah ketua OSIS di sekolah ini, saat awal masuk ia sempat memperkenalkan diri di hadapan siswa baru.

YES, DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang