Yang vote nya sedikit, jadi aku update nya sekarang.
Kalian yang baca tapi gak vote, gak menghargai karya orang bangt deh.
Btw siapa yang udah gak sabar sama part ini?
Happy Reading
Leon terbeku ditempat, ia masih mencerna apa yang baru saja terjadi, tubuhnya terkhusus wajah terciprat cukup banyak darah.
"AURORAAAAAAAAA."
Leon tersentak dengan suara Mr. Fransesco yang begitu menggelegar memenuhi satu ruangan. Leon menatap ke arah Aurora, ia ikut tersentak kaget melihat kening Aurora yang sudah bolong akibat peluru yang menembus keningnya, darah menciprat kemana-mana, tubuh Aurora sudah terkulai lemas di tangan Leon, Aurora mati di tempat.
Leon mengarahkan pandangannya ke arah Mr. Fransesco, ia melihat pistol yang tadinya dipegang Mr. Fransisco kini berpindah tangan ke tangan Ola. Tangan Ola masih mengacungkan pistol ke arah Aurora yang sudah tanpa nyawa, tangannya terlihat gemetar, air matanya turun deras.
"MATI KAU SIALAN!" Mr. Fransesco yang tersulut emosi lantas mengambil alih pistol yang digenggam Ola. Pistol itu terambil dengan mudahnya karena tangan Ola yang sudah bergetar lemas tanpa tenaga.
DORRR
Dor dor dor dorr
Belum sempat Mr. Fransesco menarik pelatuknya, Leon sudah lebih dulu menembak kepala belakang Mr. Fransesco yang tentu membuatnya mati di tempat. Dilanjut suara tembakan dari para anak buah Leon yang saling adu tembak dengan anak buah Mr. Fransesco. Seluruh anak buah Mr. Fransisco sudah banyak yang mati, beberapa juga ada yang kabur menyelamatkan diri.
Dirasa situasi cukup aman, Leon melepaskan Aurora begitu saja, Leon menghampiri princessnya yang masih syok di tempat. "Haii.... It's daddy pretty girl," sapa Leon. Leon memeluk Ola erat melepaskan rasa rindunya.
"LEPASSSSS!" Bukan pelukan balik yang Leon dapatkan, justru Ola memberontak ingin lepas dari pelukannya.
Leon lepaskan pelukannya pada Ola karena tubuh Ola yang memberontak heboh, "OLA BENCI SAMA DADDY!" Ola berlari keluar gedung tersebut sembari menangis, tak peduli banyak mayat di depannya.
Empat kata yang keluar dari mulut Ola membuat Leon terguncang. Sadar akan kepergian Ola, Leon kejar secepat mungkin.
Ola yang sudah berada di luar gedung tersebut melihat motor besar yang sudah Ola kira itu pasti bekas di naiki oleh Leon dan Aurora. Ola menendang motor tersebut hingga jutuh, tidak hanya menendang Ola juga menginjak-injak motor tersebut hingga rusak, beberapa bagian motor sudah copoot dari tempatnya dan juga sudah banyak goresan-goresan pada body motor tersebut.
Merasa Leon sudah semakin dekat, Ola segera berlari kembali. "UNCLE HELP!" Sembari masih berlari, Ola teriak pada seorang anak buah Leon yang sudan stand by di depan mobil.
Belum sempat Ola membuka pintu mobil, Leon lebih dulu menarik tangan Ola dan memeluknya seerat mungkin. "LEPAS! OLA GAK MAU SAMA DADDY, LEPAS! PLISS LEPASSS!" Kali ini Leon tidak mengindahkan perkataan Ola, ia tetap memeluk Ola erat tanpa ada niatan melepaskan. Sementara itu Ola menangis tersedu-sedu dipelukan Leon. Merasa usahanya untuk lepas dari Leon sia-sia, Ola pasrah, ia menyerah, memilih untuk memangis melampiaskan kekesalannya pada sang daddy.
Dirasa Ola sudah mulai tenang, Leon usap-usap punggung Ola pelan. "I'm sorry baby girl, I'm sorry for my mistake, I'm sorry for my bad. Maafkan daddy, sayang telah jauh darimu, maafkan daddy tidak bisa menjagamu, maafkan telah membuatmu tidak aman, maafkan lama menjemputmu pulang, sayang." Leon cium-cium puncak kepala Ola, terakhir Leon kecup lama kening Ola. Dalam hati beribu kata maaf Leon utarakan, betapa marahnya ia pada diri sendiri karena lalai menjaga princess kecilnya, karena ia telah melanggar janjinya untuk membuat Ola aman dan bahagia selalu. Tak terasa air mata Leon pun turun mewakili isi hatinya yang berkecamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, DADDY!
RomantikTentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar