06. 10 Years Ago

193 25 10
                                    

"Aku takut, kenapa kau membawaku kesini? Aku akan pulang saja."

"Tidak. Ada orang jahat diluar, kau harus bersembunyi sampai dia pergi."

"Tapi aku takut."

"Berjanjilah padaku kau harus tetap disini sampai aku datang. Dan ingat jangan berisik, jangan pergi kemanapun. Apa kau mengerti?"

"Kau mau kemana?"

"Aku akan segera kembali."

First berlari meninggalkan Khaotung yg sedang ketakutan didalam bangunan tak terpakai yg berada disebelah sekolah mereka. Entah apa yg terjadi sebelumnya sampai membuat Khaotung gemetar dan ketakutan seperti itu. Sementara First yg bersamanya kini meninggalkannya sendirian ditengah gelap malam yg semakin mencekam.

Jalanan dari sekolah kerumahnya yg biasanya terasa sangat pendek kini entah kenapa terasa sangat jauh. Secepat apapun kaki kaki kecil First berlari, langkahnya seakan semakin melambat. Bahkan nafasnya mulai tercekat bersamaan dgn keringat dingin yg mulai bercucuran tidak karuan.

"Baiklah First, kalau kau tidak ingin bermain denganku lagi aku akan bermain dgn kakakmu. Sepertinya dia juga sedang sendirian dirumah."

Kata-kata itu, tatapan marah itu, suaranya yg bergetar, bayangan itu seakan menghantui First yg berusaha secepat mungkin masuk kedalam rumahnya. Kaki kecilnya sempat tersandung dan membuatnya terjatuh didepan pintu rumahnya. Tapi hal itu tidak menghentikan langkahnya yg terus berlari masuk mencari keberadaan kakak perempuannya.

Jantungnya sempat berhenti berdetak ketika mendegar suara tawa seorang anak laki-laki yg sangat keras dari dalam kamar kakak perempuan First. Tangannya yg sempat gemetar hebat itu dia beranikan untuk membuka pintu yg sudah sedikit terbuka itu.

"Apa yg kau lakukan pada kakakku?"

Setelah berhasil mengumpulkan keberaniannya yg sempat tercerai-berai akhirnya First meneriaki seseorang yg kini berdiri disamping tubuh kakak perempuannya yg sepertinya sudah tidak sadarkan diri itu.

"Namtan..."

Air matanya terjatuh....
Kakak perempuan satu-satunya yg sangat mengerti keadaannya kini terlihat sangat mengenaskan. Pergelangan kaki kirinya berdarah, terlihat jelas bekas cakaran kuku yg cukup dalam disana. Dress selutut dgn motif kupu-kupu itu juga sudah robek di bagian pinggangnya. Bibir manis yg biasanya tersenyum pun ikut mengeluarkan darah pada sudutnya. Terlihat mengenaskan untuk seorang remaja perempuan yg masih berusia 18 tahun itu.

"First.. kenapa kau disini? Bukankah kau tidak ingin bermain denganku lagi?"

"Ap-pa yg kau lakukan pada kakakku?"

Satu kakinya bergerak mundur seiring dgn orang didepannya yg semakin mendekat. First benar benar takut, tapi dia juga harus menolong kakaknya dari iblis itu.

"Jangan mendekat."

Sebilah pisau yg dia ambil dari dapur sebelumnya kini dia acungkan pada sosok anak laki-laki berusia 16 tahun dihadapannya itu. Tangannya sedikit gemetar saat melihat lawannya mulai tersenyum menakutkan.

"Lihatlah kau sekarang mulai berani menggunakan pisau. Sepertinya aku berhasil mengajarimu dgn baik."

Senyumnya, tatapannya, pergerakannya, semua sangat menakutkan dimata First. Dia tidak menyangkah sosok kakak laki-laki yg selama ini dia kagumi ternyata menyimpan iblis didalam dirinya.

First baru menyadari hal itu ketika kakak laki-lakinya itu mulai terobsesi untuk menyakiti Khaotung. Dia cemburu dan merasa terbaikan setiap kali First bermain dgn Khaotung. Dan itu membuat dirinya merasa marah dan berfikir harus menyingkirkan Khaotung agar First hanya bermain dan berteman dgn dirinya saja.

(Don't) Leave Me - FirstKhaotung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang