18. Inikah Akhirnya?

154 27 9
                                    

Khaotung mengucek kedua matanya yg terasa sangat panas setelah berjam-jam menatap monitor dan beberapa map yg ada di atas meja. Setelah mendengarkan dongeng yg di ceritakan oleh Namtan, Khaotung tidak membuang waktu sedikitpun dan langsung mencari tau kebenarannya.

Khaotung juga tidak menyangka sosok penjahat di dalam dongeng tersebut begitu dekat dgn dirinya selama ini. Anehnya Khaotung tidak sedikitpun menyadari tentang hal itu. Penjahat itu berkamuflase dgn cukup baik ternyata.

Ya, Force,
Bisa bisanya Khaotung tidak menyadari jika pria itu ada di balik segala trauma dan ketakutan First juga Namtan selama ini. Pantas saja selama ini Khaotung tidak terlalu menyukai Force, sepertinya alam bawah sadar Khaotung sudah merasakan ketidak nyamanan itu sejak awal. Dan lagi setelah mengingat kembali, Force juga lah anak kecil yg membuatnya pingsan ketika bersembunyi beberapa tahun yg lalu. Bodohnya Khaotung tidak mengetahui itu lebih awal.

Namtan sudah menceritakan semuanya, tentang jahatnya Force yg mempengaruhi perkembangan mental First, tentang Force yg mengancamnya di masa lalu, memanipulasi segala keburukannya dgn mengkambinghitamkan First, juga kejadian beberapa minggu yg lalu dimana Force menuduh Namtan yg melukai First dan juga dirinya.

"Mau kemana dia?"

Khaotung yg keluar dari apartemennya bermaksud untuk membeli kopi tanpa sengaja melihat Force yg baru saja memasuki lift. Sudah pukul tiga pagi, kemana pria itu ingin pergi?

Alhasil, Khaotung yg penasaran pun dgn sengaja mengikuti Force secara diam diam. Mengingat bagaimana Force bersikap tidak baik pada First dan Namtan tentu saja Khaotung takut jika Force akan pergi menemui mereka di rumah sakit.

Namun sepertinya dugaan Khaotung salah, itu bukan ke arah rumah sakit. Khaotung mengenali jalanan ini, jalan menuju tempat tinggal lama First. Khaotung semakin penasaran apa yg ingin di lakukan Force di tempat tersebut.

Ada sebuah mobil yg sudah terparkir di depan sebuah rumah dimana Force juga berhenti disana. Awalnya Khaotung hanya menunggu di dalam mobilnya sampai dia benar-benar bosan karena Force tidak kunjung keluar dari dalam sana. Hampir satu jam lamanya Khaotung dgn setia duduk di dalam mobilnya. Sampai akhirnya di putuskannya untuk menyelinap masuk ke dalam rumah yg cukup besar itu.

"Tidak, jangan lakukan itu. Kami akan membawanya padamu lagi, jangan sakiti kami. Kami mohon"

Samar samar terdengar oleh telinga Khaotung suara seorang pria dan wanita yg silih berganti memohon pada seseorang lainnya. Sembari menajapkan pendengarannya, Khaotung mulai mengikuti dari mana arah sumber suara tersebut.

Khaotung menutup mulutnya sepenuhnya setelah melihat apa yg terjadi di balik salah satu pintu ruangan. Seorang wanita terjatuh bersimbah darah ke atas lantai, sepertinya wanita itu baru saja kehilangan nyawanya disana.

"Force?"

Dan betapa terkejutnya Khaotung ketika melihat sosok Force yg juga berada di dalam sana dgn sebilah kayu berlumuran darah di tangan kirinya serta pisau tajam di tangan kanannya yg juga berbalut cairan merah. Buru-buru Khaotung mengeluarkan ponselnya dan mengabadikan apa yg terjadi. Ini kesempatannya untuk menghentikan Force, dan kejadian ini akan menjadi buktinya untuk menjerat Force dan membawanya ke kantor polisi.

"Bukankah itu— "

Khaotung semakin di buat tidak bisa berkata-kata lagi setelah mengetahui siapa wanita dan pria yg tengah di siksa sampai mati oleh Force. Itu memang mereka, Khaotung masih sangat mengingat wajahnya, itu adalah orang tua First.

Tangan Khaotung yg bergetar berusaha memasukkan kembali ponsel ke dalam sakunya. Tubuhnya sedikit limbung ketika berdiri setelah menyaksikan adegan pembunuhan yg di lakukan oleh Force. Dan setelahnya Khaotung berusaha sesunyi mungkin keluat dari dalam sana. Dia akan menghubungi polisi secepat mungkin.

(Don't) Leave Me - FirstKhaotung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang