14. Playing Victim

158 23 22
                                    

Prok
Prok
Prok
Prok

Tepuk tangan Force mengalihkan kedua saudara itu untuk kembali memberikan tatapan padanya. Jujur saja, ada perasaan ingin menghabisi Force saat itu juga. Tapi ketakutannya seakan menghentikan segala keinginannya tersebut.

"Air mataku hampir saja terjatuh menyaksikan drama kalian, sangat mengharukan." Force berdecak remeh diakhir kalimatnya.

"Kau tau First, kenapa aku masih membiarkan kakakmu dan juga Khaotung hidup dgn nyaman disini selama ini?"

Force berjalan dgn angkuh ke arah dua saudara yg seakan kehilangan keberanian mereka untuk berbicara. Tatapan tajam pria itu menguasai seisi ruangan yg semakin lama semakin terasa menakutkan.

"Karena aku tau kau akan datang kemari untuk menemuinya. Dan saat itu tiba, aku bisa dgn mudah mendapatkanmu kembali."

"Apa yg sebenernya kau inginkan dariku?"

First yg mendapat sedikit keberanian kini mulai mendekati Force yg satu langkah lebih jauh darinya. Namtan sempat menahan adiknya tapi sama sekali tidak dihiraukan.

"Aku hanya ingin bersama mu First, itu saja. Aku tidak suka melihat mu lebih dekat dgn orang lain."

Force menyentuh wajah First secara perlahan, "terutama Khaotung, aku sangat tidak suka kau berdekatan dgn anak itu." sedikit menaikkan nada bicaranya, tangan Force juga mulai memegang erat rahang First.

First memegangi tangan Force berusaha melepaskan cengkeraman pada rahangnya yg mulai terasa menyakitkan. First sungguh tidak mengerti apa yg sudah dia lakukan hingga membuat sosok Force sangat terobsesi padanya. Bahkan tidak segan untuk menyakiti siapapun yg mencoba menjauhkannya dari Force.

Meskipun masih terbayangi dgn ketakutannya di masalalu, tapi ini bukan saatnya untuk menjadi lemah. Sudah cukup membiarkan orang orang yg dia sayangi mengalami penderitaan karenanya. First menarik dgn kuat tangan Force hingga terlepas darinya. Dengan mata marahnya First memegangi erat krah pakaian Force yg tidak bergeming sedikitpun.

"Kau pikir dgn cara seperti itu akan membuatku memilihmu? Tidak akan, tidak lagi."

Force menahan tawanya mendengar perkataan First. Anak kecil yg dulu slalu menurut padanya itu kini sudah berani membangkang dan membentaknya dgn berani.

"Sedikit saja kau menyentuh orang orang ku, aku sendiri yg akan membunuhmu."

Satu pukulan dilayangkan oleh First pada wajah tampan Force yg kini tersungkur dilantai memegangi rahangnya. Belum sempat bangkit, First kembali mendatangi Force dgn kedua tangannya yg sudah menekan erat leher Force, mencekik pria itu hingga hampir kehilangan separuh nafasnya.

"First tidak... Hentikan... First... "

Namtan yg melihat adiknya kehilangan akal pun dibuat panik. Beberapa kali Namtan mencoba menarik First agar menjauh dari Force, tapi sayang First sudah terlanjur gelap mata dan tidak menghiraukannya.

"Aku mohon First, jangan menjadi pembunuh."

Lagi lagi permohonan Namtan tidak bisa menyadarkan First sedikitpun.

"Kau lihat... Adikmu benar benar... Mirip denganku bukan?... Ayolah First... Bunuh aku... Kau bisa melakukannya..." Meskipun dgn kesadaran yg hampir hilang, Force terus berusaha memprovokasi First.

"Yah benar... Jangan biarkan orang yg menyakitimu tersenyum... Kau harus membalasnya... Seperti yg aku ajarkan padamu dulu... Bunuh mereka First.."

Mendengar apa yg dikatan oleh Force, seketika First menarik tubuhnya dan menjauhi Force yg mulai terbatuk merasakan oksigen kembali memasuki tubuhnya.

(Don't) Leave Me - FirstKhaotung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang