16. Kebenaran Lainnya

162 23 11
                                    

Namtan sepenuhnya terdiam ketika sosok pria yg sangat dia kenal berdiri dgn angkuh dihadapannya. Wanita cantik itu tidak henti hentinya dikejutkan oleh takdir.

Setelah kedua orang tuanya membawanya pergi dari rumah sakit, mereka membawa Namtan ke perumahan lamanya. Bukan kembali ke rumah yg sempat di tinggali oleh First, tapi Namtan di bawa ke rumah orang yg sangat dia benci.

Force, si pemilik rumah yg kini berdiri dgn tatapan nyalangnya. Sementara ayah dan ibu Namtan berdiri tepat dibelakang pria tersebut.

Apa Tuhan sedang mempernainkan takdirnya?
Ada apa di antara orang tuanya dan Force?
Sepertinya ada banyak hal yg terlewatkan oleh Namtan.

"Terkejut?"

Senyum itu, ingin sekali Namtan merobek mulut Force. Kenapa Tuhan harus menciptakan manusia semanipulatif itu. Namtan menyesal pernah mengasihani Force kecil yg dulu sering menderita. Anak kecil yg sering terluka dulu kini justru tumbuh menjadi monster yg menjijikkan.

"Kenapa kalian bisa bersama Force?"

Pria dan wanita tua itu saling bertatap beberapa saat sebelum menyeret kaki mereka perlahan untuk menghampiri anak perempuan kesayangan mereka itu. Namtan sedikit menjauh ketika tangan sang ibu hampir menyentuh wajahnya. Takut? Tentu saja.

"Namtan kami terpaksa melakukannya." Sang ayah mulai berbicara.

"Ini semua demi keselamatanmu. Force berjanji untuk menjagamu selama ini asalkan kami menjauh darimu. Kau juga seharusnya tidak mencari adikmu, untuk apa kau menemui anak itu? Apa kau lupa dia yg membuatmu seperti ini dan harus berakhir di rumah sakit jiwa?"

Namtan menghempaskan tangan ibunya yg sedari tadi menggenggam erat dirinya. Namtan sama sekali tidak menyangka sang ibu akan mengatakan hal sedemikian jahatnya tentang First.

"Jangan pernah sekalipun menyalahkan adikku. Kalian yg meninggalkan ku di rumah sakit, kalian yg menganggapku gila. First tidak pernah membuatku kehilangan akal sedikitpun. Tapi dia-- "

Jarinya menunjuk kearah Force yg tersenyum miring disana. Laki-laki yg sudah membuat First seakan menjadi satu satunya yg jahat disini. Tapi pada kenyataannya justru dia satu satunya penjahat disini. Force yg membuat First berubah menjadi anak aneh yg dibenci banyak orang, dia juga yg membuat Namtan depresi dan ketakutan dgn terus menerus mengatakan kalau dia akan membunuh First suatu hari nanti. Force, dia yg paling pantas untuk dipersalahkan disini bukan First.

"Apa yg aku lakukan, Namtan? Ayo katakan apa yg aku lakukan?"

Force mendekati Namtan dan ikut berlutut didepan Namtan yg duduk dgn gelisah diatas sofa. Tangan beruratnya terulur merapikan beberapa helai rambut yg menutupi wajah Namtan. Namun sayangnya sentuhan lembut itu justru semakin membuat Namtan tidak nyaman.

"First menjadi anak aneh itu bukan salahku. Dia saja yg terlalu penakut dan mudah kasihan. Aku hanya sedikit mengajarinya agar tidak selalu menjadi anak baik. Harusnya kau berterima kasih padaku, adikmu menjadi pria dewasa yg pemberani sekarang."

Tawanya pecah begitu keras, begitu nyaring hingga membuat telinga Namtan sakit.

"Ah tentang mereka berdua?"

Force kembali mengeraskan rahangnya. Matanya bergantian menatap marah pada dua manusia yg hanya bisa diam dgn wajah tertunduk.

"Kau tau, di dunia ini ada dua tipe manusia. Mereka yg melihat lalu melupakan, dan satu lagi mereka yg melihat dan memutuskan untuk terlibat."

Apa maksudnya?
Sungguh Namtan sama sekali tidak mengerti sedikitpun tentang apa yg di bicarakan oleh Force.

"Kalau saja orang tua mu lebih memilih melupakan apa yg mereka lihat ketika itu mungkin kau tidak akan berakhir di rumah sakit jiwa."

(Don't) Leave Me - FirstKhaotung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang