03. Who Is She?

164 28 9
                                    

"dia ada dikamarnya"

Seseorang meneriaki Khaotung yg berjalan tergesa gesa setelah mendapat panggilan dari Dokter Force tadi. Wajah pria yg biasanya terlihat manis itu kini berubah menjadi khawatir sekaligus marah. Langkah kakinya terhenti tepat didepan pintu ruangan pasien VIP dilantai 3 rumah sakit.

"Aku tidak mau... Jangan menyentuh barang barangku."

Seorang wanita berparas cantik menangis memegangi boneka kelinci yg sudah sangat lusuh, bahkan satu kakinyaya sudah berbeda warna. Tapi entah kenapa wanita itu tidak pernah mau melepaskan boneka mengenaskan itu. Bahkan dia bisa mengamuk seperti sekarang jika ada orang yg menyentuh apalagi memindahkannya tanpa ijin.

"Khao"

Kecuali Khaotung...
Wanita berambut panjang itu sangat dekat dgn Khaotung. Khaotung adalah satu satunya orang di rumah sakit yg bisa bebas berinteraksi dgn wanita itu tanpa menyebabkan keributan.

"Ada apa, Namtan?"

Dia adalah Namtan,
Wanita cantik berkulit putih yg menghabiskan 10 tahun hidupnya di rumah sakit jiwa. Namtan tinggal di rumah sakit sejak berusia 18 tahun. Tidak ada yg tau alasan pasti kenapa wanita cantik itu bisa mengalami gangguan jiwa. Yang mereka tau hanya Namtan adalah anak dari donatur tetap rumah sakit yg mengalami depresi dan stres karena gagal saat ujian masuk perguruan tinggi. Karena anak seorang donatur tetap, Namtan mendapatkan perlakuan istimewah dari rumah sakit. Tapi sayangnya, selama 10 tahun terakhir tidak ada satu orang pun yg mengunjungi wanita malang itu. Cukup aneh, tapi tidak ada yg berani menggalih lebih dalam tentang latar belakang Namtan.

"Tidak apa, aku sudah disini. Tenanglah jangan menangis lagi."

Khaotung mengusap pelan punggung Namtan yg mendekapnya dgn erat dan terisak didadanya. Ini bukan pertama kalinya, kejadian ini sudah sangat sering terjadi. Tapi belakangan ini Namtan mengamuk lebih sering, entah apa yg mengganggunya.

Karena hanya ada dirinya, Namtan, dan Force di ruangan itu, Khaotung melirik ke arah pria berjas putih yg bersandar pada dinding dgn kedua tangannya yg terlipat didepan dada.

"Aku tidak melakukan apapun." Lirih Force.

Karena mendapat tatapan dari Khaotung yg seakan menuduhnya, Force pun mulai bersuara dan membela dirinya. Wajar Khaotung menuduhnya karena hanya ada Force dan Namtan saat Khaotung masuk kedalam ruangan itu.

Khaotung membaringkan Namtan yg sudah merasa tenang itu. Tidak lupa juga dia letakan boneka kelinci kesayangan Namtan tepat dipelukannya. Perlahan Khaotung meninggalkan Namtan yg mulai setengah tertidur itu. Dan akhirnya drama kedua pagi ini bisa dia lewati meskipun dgn perasaan yg mulai lelah.

"Apa yg kau lakukan padanya?"

Belum juga tangan Force terlepas dari gagang pintu ruangan Namtan yg baru saja dia tutup, Khaotung sudah memberinya tuduhan lagi.

"Khao, aku tidak melakukan apapun. Kenapa kau selalu menuduhku setiap kali Namtan seperti itu?"

Force berjalan didepan Khaotung yg mengekorinya. Meskipun Force tidak melihat Khaotung secara langsung, tapi dia bisa merasakan tatapan Khaotung yg mematikan berada pada tengkuk lehernya.

"Ini sudah yg kesekian kalinya Force dan kau ingin aku untuk tidak curiga padamu?" Khaotung menarik tangan Force yg ingin masuk kedalam ruangannya.

"Aku dokternya Khao, wajar kalau aku juga sering berada didalam ruangannya."

"Tapi kenapa dia selalu seperti itu setiap kali kau berada disana?"

Force memutar bola matanya karena Khaotung terus saja menyerangnya.

(Don't) Leave Me - FirstKhaotung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang