hanya perkumpulan one shot story tentang tiga serangkai manusia
⚠️WARNING!!! [kalau ga suka skipp!! no hujatan]
B×B
ff (fanfiction)
harsh language/bahasa baku
18+(tidak disaran kn untuk bocil di bawah umur)
100% Typo
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah hari yang ideal untuk bersantai—baik di rumah atau bermain di luar. Banyak orang memanfaatkan hari ini untuk beraktivitas, baik di dalam rumah atau di luar. Beberapa memilih piknik di taman atau mengobrol santai di café bersama teman. Namun, berbeda dengan banyak remaja lainnya yang sibuk beraktivitas, Arsa, pemuda kelahiran Februari, memutuskan untuk mengurung diri di kamar. Ia ditemani oleh snack dan minuman ringan, serta menonton Netflix di kamar tanpa perlu repot-repot pergi ke bawah untuk mengambil camilan lagi. Kamar Arsa memang seperti surga bagi para introvert, lengkap dengan lemari khusus untuk snack dan minuman, serta rak khusus yang penuh dengan buku dan koleksi komik dari manhwa, manga, hingga manhua
Namun, momen me-time Arsa harus terganggu ketika salah satu temannya, Kiel, tiba-tiba masuk tanpa meminta izin. Kiel langsung duduk di ujung kasur tanpa basa-basi. "Gimana nge-date-nya, lancar?" tanya Arsa sambil masih sibuk menonton film terbaru yang sedang trending
"Hancur banget," jawab Kiel dengan wajah datar dan ekspresi kosong, menatap ke depan tanpa emosi. Arsa, yang sudah menanggalkan posisi tengkurapnya dan kini duduk, langsung menghentikan film yang sedang seru-serunya. Ia menggeser tubuh Kiel agar menghadap kepadanya
"Loh, kok bisa hancur sih?" tanya Arsa dengan rasa penasaran. Ia ingat betul bagaimana semangatnya Kiel ketika akan pergi kencan, karena ini adalah pengalaman pertama kali baginya. Tapi Kiel hanya diam, air mata mengalir dari matanya tanpa suara. Arsa tertegun melihat temannya yang biasanya ceria kini tampak begitu rapuh
Kiel berusaha menahan isak tangis, tapi kenangan akan kejadian yang membuatnya trauma terlintas kembali. Ia merasa canggung dan bingung, tak tahu harus mulai bercerita dari mana. Arsa, yang melihat betapa terguncangnya temannya, duduk lebih dekat dan menepuk pundak Kiel dengan lembut, memberikan dukungan tanpa kata-kata
flashback:
Kiel berdiri di depan cermin, kedua sudut bibirnya terangkat. Penampilannya tampak sempurna untuk kencan siang itu. Ia mengenakan kemeja broken white yang dipadukan dengan rompi dan celana bahan berwarna coklat susu. Hari itu, Kiel siap untuk kencan pertamanya dengan gebetan yang baru dikenalnya beberapa bulan yang lalu
Meskipun biasanya Kiel lebih suka menghabiskan waktu di rumah, kali ini dia tidak bisa menolak ajakan keluar. Film yang sangat ia nantikan baru saja dirilis beberapa hari yang lalu, dan gebetannya mengajaknya untuk menonton bersama. Semangatnya begitu tinggi sehingga ia tidak sabar untuk siang itu
Setelah merasa penampilannya sudah sempurna, Kiel melihat cermin sekali lagi. Ia memastikan poni rambutnya tidak menghalangi wajahnya, lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Tiba-tiba, suara notifikasi ponsel terdengar, menandakan bahwa jemputannya sudah tiba
Kiel turun ke bawah dengan perasaan yang gugup. Di depan pintu, ia bertemu dengan Haidar, gebetan virtual yang kini berdiri di hadapannya. Haidar tampak terpaku, terpesona dengan penampilan Kiel yang menggemaskan. Kiel dengan tatapan polosnya, membuat Haidar semakin terpikat
"Kenapa? Ada yang salah ya sama penampilan aku?" tanya Kiel, sedikit cemas saat melihat reaksi Haidar
Haidar tersadar dari lamunannya dan cepat-cepat menggeleng. "Nggak kok, udah bagus," jawabnya sambil tersenyum. Ia tak menyangka bahwa Kiel, yang selama ini hanya dilihatnya melalui layar, ternyata begitu imut dan menarik dalam kenyataan. Hatinya hampir tak tahan, ingin sekali memeluk calon kekasihnya yang begitu manis di hadapannya
Jujur, selama di perjalanan, Kiel merasa risih dengan lirikan Haidar yang sesekali terlihat di spion motor. Ia merasa canggung dan berusaha menjaga jarak agar tidak terlalu dekat. Sebenarnya, Kiel ingin sekali mencurahkan isi hatinya, mengatakan bahwa ia tidak memiliki perasaan yang mendalam terhadap Haidar. Ia hanya merasa bosan dan ingin memiliki teman ngobrol selain Arsa, sahabat baiknya. Namun, tampaknya Haidar menanggapi semua interaksi mereka dengan serius, hingga akhirnya mengajak Kiel berkencan
Di sisi lain, Haidar merasa senang. Di balik helmnya, ia tersenyum lebar saat mereka sesekali bertukar pandang melalui spion. Melihat reaksi Kiel yang membuang muka dan bersembunyi di punggung lebarnya, Haidar merasa ada sesuatu yang istimewa di antara mereka. Ia mengira Kiel malu-malu karena tertarik padanya, tanpa mengetahui perasaan sebenarnya yang ada di hati Kiel
Saat tiba di parkiran bioskop, Haidar mengelus pelan tangan Kiel yang masih memeluk erat tubuhnya. Tadi di tengah jalan, Haidar sengaja menaikkan kecepatan motor, membuat Kiel panik dan memeluknya erat-erat. Sambil tertawa kecil, Haidar merasa senang bisa merasakan kedekatan dengan Kiel tanpa ada jarak di antara mereka. Dengan lihai, ia menyalip kendaraan lain di jalan, menikmati momen itu
Begitu mereka sampai di tujuan, Kiel perlahan membuka matanya dan menghela napas lega. Sebelum turun dari motor, ia menyempatkan diri mencubit perut Haidar, yang tadi membuatnya panik. Haidar hanya tertawa kecil melihat reaksi Kiel yang kini memasang ekspresi cemberut. Bibir Kiel mempoutkan, dan matanya menatap tajam ke arah Haidar, bukan dengan marah, tetapi lebih seperti anak kecil yang ngambek
Kiel yang masih merasa kesal dan sedikit merasa dipermainkan, langsung berjalan cepat memasuki pintu masuk bioskop. Haidar yang menyadari hal itu segera mengejar, merasa khawatir telah membuat Kiel marah. "Kiel, sorry! Ga sengaja tadi!" serunya dengan nada penuh penyesalan, sambil mencoba mengejar langkah Kiel yang cepat
*ilustrasi outfit kiel
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.