violet hyacinth blossom IV

323 27 2
                                    

Happy Reading

disarankan besarkan volume agar vibes nya terasa

disarankan besarkan volume agar vibes nya terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Kini, Heeseung dan Jungwon sudah berada di rumah sakit tempat terakhir kali Jaeyun terlihat. Mereka baru mengetahui keberadaan Jaeyun dari tetangganya yang melihat Jaeyun pergi ke rumah sakit ini. Jika tetangganya tidak menanyakan hal tersebut, mungkin Jungwon harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari. Keadaan Heeseung tentu sangat gelisah, perasaannya campur aduk antara takut dan sedih, terutama setelah mendengar bahwa Jaeyun tidak terlihat lagi. Pikiran negatif mulai muncul, meski dari luar Heeseung tampak biasa saja, tetapi di dalam pikirannya dan hatinya terus merasakan sesak yang entah mengapa terasa begitu dalam. Tubuh Heeseung bergerak gelisah, dan Jungwon pun bisa merasakan bagaimana bosnya sedang dilanda kekhawatiran yang hebat

Mereka sedang menunggu dokter yang membantu Jaeyun melahirkan, namun karena dokter itu sedang ada jadwal operasi, Heeseung harus menunggu sekitar 15 hingga 20 menit. Heeseung terus saja melihat ke jam tangannya, entah mengapa waktu terasa berjalan lebih lama dari biasanya. Dari arah seberang lorong, terlihat seorang dokter berjalan ditemani oleh seorang perawat

"Dengan Pak Heeseung, ya?" ucap perawat tersebut, sementara dokter yang baru saja selesai operasi itu langsung masuk ke dalam ruangannya. Heeseung mengangguk "Silakan masuk, Pak. Maaf sudah lama menunggu" Heeseung menarik napas panjang sebelum memasuki ruangan kerja dokter tersebut

"Ya, saya yang bantu dari kontrol awal sampai Jaeyun melahirkan" jawab Ni-ki, nada bicaranya sedikit lebih serius "Maaf, kalau boleh tahu, Pak Heeseung ini siapa jaeyun ya?

"Saya kakak iparnya," kata Heeseung dengan sedikit getaran dalam suaranya. Mendengar itu, tatapan Ni-ki semakin tajam, seakan menilai sesuatu dari penampilan Heeseung. Dokter muda itu kemudian berdeham, beranjak dari kursinya, dan berjalan ke sebuah lemari di pojok ruangan, tempat di mana berkas-berkas biasanya disimpan. Heeseung dibuat bingung dengan tingkah sang dokter, tetapi tetap menunggu

Beberapa saat kemudian, Ni-ki kembali dengan selembar kertas di tangannya. Dia duduk kembali di kursinya dan menyodorkan sebuah gambar USG kepada Heeseung. Gambar itu menunjukkan janin yang sangat kecil, sekitar 3 minggu, yang belum terlalu jelas terbentuk. Heeseung memperhatikan gambar itu dengan seksama

"Itu foto USG pertama kali saat Jaeyun baru datang ke sini. Waktu itu, dia dalam kondisi depresi berat, hampir saja mengalami keguguran. Saya sempat menyarankan untuk mempertimbangkan apakah dia mau mempertahankan atau tidak, tapi Jaeyun bersikeras untuk mempertahankan bayinya, meskipun kondisi mental dan fisiknya kurang memungkinkan"

Heeseung mendengarkan dengan seksama, perasaannya semakin sesak. Dia mulai membayangkan betapa sulitnya perjuangan Jaeyun, yang harus menghadapi semuanya sendirian tanpa ada yang menemani. Ni-ki memandang bingkai foto yang ada di meja kerjanya. Foto itu menampilkan Jaeyun yang sudah hamil sekitar 6 bulan, tersenyum manis ke arah kamera. Ni-ki tersenyum tipis, mengingat kenangan bersama Jaeyun

A Short Piece of Fiction [HeejakeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang