violet hyacinth blossom lll

321 37 5
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Setelah hampir satu tahun lebih, Heeseung akhirnya bisa memasuki apartemen Jaeyun yang tak berpenghuni. Sudah lama ia ingin mengetahui kabar mantan tunangannya yang menghilang tanpa jejak setelah memberikan izin untuk menikah dengan Jay. Selama setahun ini, Heeseung sangat sibuk mengambil alih perusahaan milik ayahnya, sehingga tak sempat mengecek apartemen Jaeyun, terlebih lagi nomor Jaeyun yang tidak aktif membuatnya semakin sulit untuk dihubungi

Dengan langkah yang berat dan hati yang penuh pertanyaan, Heeseung akhirnya berhasil membuka pintu apartemen Jaeyun dengan bantuan petugas apartemen. Begitu masuk, ia langsung disergap oleh aroma khas Jaeyun yang masih tertinggal di ruangan yang mulai berdebu. Barang-barang di apartemen tersebut tampak tak berubah sama sekali, kecuali satu hal yang membuat Heeseung terkejut-bingkai foto dirinya dan Jaeyun yang biasanya terpajang di meja, kini menghilang

Heeseung terdiam sejenak, mengingat kembali senyum cantik Jaeyun, suara lembutnya, dan binar mata lucunya. Semakin banyak memori yang muncul di benaknya, semakin besar rasa rindu yang menggelayuti hatinya. Kenangan-kenangan manis mereka berdua mengalir seperti film, membuatnya tersenyum pahit. Bagaimana mungkin ia bisa begitu sibuk hingga mengabaikan seseorang yang pernah begitu dekat dengannya?

Dengan hati yang penuh tanda tanya, Heeseung memutuskan untuk menjelajahi apartemen tersebut, dari ruang tamu, dapur, hingga kamar tidur Jaeyun. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan Jaeyun. Lemari pakaian pun kosong, tak ada sehelai benang pun yang tertinggal. Ketika ia melangkah ke kamar mandi, tidak ada yang mencurigakan-kecuali satu hal. Di tempat sampah, mata Heeseung membulat saat melihat sesuatu yang tidak terduga: sebuah tes pack dengan garis samar dua

Pikiran Heeseung langsung berputar, mencoba mengingat apakah ia pernah berhubungan intim dengan Jaeyun. Dan ya, ingatan itu kembali menghampirinya. Ia pernah menyentuh Jaeyun, walau ingatannya kabur, ia masih dapat mengingat bagaimana wajah cantik Jaeyun saat di bawahnya, tatapan sayunya, bibirnya yang bengkak, dan tubuhnya yang dipenuhi tanda-tanda cinta

Tentu Heeseung panik memikirkan kondisi Jaeyun saat ini. Tanpa berpikir lama, dia setengah berlari menuju ruang khusus untuk melihat rekaman CCTV. Sesampainya di sana, dia segera meminta petugas untuk mencarikan rekaman CCTV dari setahun yang lalu. Sementara petugas itu sibuk mencari rekaman, Heeseung dengan cemas menghubungi pengawal pribadinya, Jungwon, melalui ponselnya

Setelah beberapa saat, petugas berhasil menemukan rekaman yang diinginkan. Dari layar, Heeseung bisa melihat dengan jelas plat nomor taksi yang dinaiki Jaeyun. Tanpa menunda waktu, Heeseung segera memberi perintah, "Jungwon, tolong carikan keberadaan taksi dengan plat nomor 2**** dari tahun 2***, tanggal 0*, dengan nama penumpang Jaeyun"

Jungwon, yang selalu sigap menerima perintah, langsung mulai mengecek komputer untuk melacak keberadaan taksi tersebut dan rute yang mungkin ditempuhnya. Namun, waktu terus berjalan. Sudah hampir tiga hari berlalu, dan keberadaan Jaeyun masih belum ditemukan

Di kantor, Heeseung duduk di kursi kebesarannya, memijat pelipisnya yang berdenyut karena pusing. Jay, yang baru saja tiba untuk membawakan makan siang untuk suaminya, memperhatikan betapa lelahnya Heeseung. Dengan perlahan, dia mendekati Heeseung dan mengelus tangannya dengan lembut

"Sudahlah, Heeseung, istirahatlah sebentar saja. Kau pasti sangat kelelahan, pekerjaan menumpuk ditambah lagi kau harus mencari adikku," kata Jay dengan suara pelan

Heeseung menatap wajah manis istrinya itu, lalu menggenggam tangan Jay dan mengecupnya lembut sebelum menghela napas panjang. Jay merasa sedikit salah tingkah dengan perlakuan lembut itu. Meskipun Heeseung memperlakukannya dengan sangat baik, seperti seorang suami yang penuh kasih sayang, di dalam hatinya Jay masih merasakan keraguan

Apakah Heeseung benar-benar mencintainya sekarang, atau apakah hati suaminya itu masih tertambat pada Jaeyun? Perasaan cemburu yang sesak mulai menggerogoti hatinya, terutama karena Heeseung rela bersusah payah menemukan Jaeyun, seperti nya jay lupa pernikahaan adik nya hancur karena dirinya yang mengandung,

Jay tersentak dari lamunannya ketika Heeseung berbicara, "Kau tak apa-apa?" Jay tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. Ia merapatkan jari-jarinya, berusaha mengalihkan perasaan yang mengganggu. "Ah, tidak apa-apa, aku hanya sedikit kelelahan," jawabnya dengan nada ringan

Heeseung, yang telah menyelesaikan makan siangnya, perlahan mendekati Jay. Dia memeluk istrinya dengan hangat, mencoba menenangkan pikiran yang tampak berkecamuk di benak Jay. "Maaf akhir-akhir ini aku tak ikut menjaga Baby Uhyeon," ucap Heeseung dengan nada menyesal

Jay semakin mempererat pelukan itu, merasa hangat oleh perhatian Heeseung. "Tak apa, aku tahu tugasmu sedang banyak. Lagipula, aku dibantu oleh baby sitter," jawab Jay, berusaha menguatkan dirinya sendiri dan suaminya

Namun, kehangatan itu segera terganggu oleh dering telepon yang tiba-tiba. Heeseung dengan cepat melepaskan pelukan dan meraih telepon yang tergeletak di atas meja. "Hyung, aku sudah menemukan taksinya," suara Jungwon terdengar di seberang. "Taksi itu menuju ke bandara, dan aku juga sudah mengecek penerbangan terakhir Jaeyun. Ia pergi ke Jepang. Aku akan terus mengecek keberadaannya"

Mendengar itu, Heeseung berdiri lebih tegak, sorot matanya menjadi lebih serius. "Ya, terima kasih, Jungwon. Tolong sekarang daftarkan aku penerbangan ke Jepang segera," perintahnya tanpa ragu

"Siap, hyung," jawab Jungwon dengan sigap.

Jay yang menyaksikan perubahan ekspresi Heeseung menjadi serius, mulai merasa bingung dan gelisah. "Ada apa, Hee?" tanyanya dengan nada cemas. Heeseung, meskipun sedikit panik, berusaha menenangkan dirinya dan menjawab dengan tenang, "Jaeyun berada di Jepang. Aku harus ke sana sekarang"

Jay merasakan jantungnya berdegup kencang. "Aku akan mempersiapkan barang-barangmu," ucapnya sambil bergegas menuju kamar khusus milik heeseung yang berada di kantor tidak terlalu banyak yang di bawa hanya beberapa pakaian yang cukup untuk beberapa hari

Beberapa saat kemudian, Jungwon muncul di lobi gedung milik Heeseung dan Jay. Penampilannya santai sekali, seperti seseorang yang akan berlibur, bukan menjalankan misi penting. Ia mengenakan celana pendek, kaos polos, dan sandal, dengan kacamata hitam yang bertengger di atas kepalanya. Senyum lebar terpancar di wajahnya, menambah kesan ceria yang jarang terlihat saat ia sedang bertugas

Ketika Heeseung turun ke lobi menggunakan lift, ia terkejut melihat penampilan Jungwon. "Hyung! Ayo, sudah siap, kan? Kita akan pergi sekarang!" teriak Jungwon dengan santai, tanpa peduli bahwa beberapa pegawai yang lalu lalang di sekitar lobi menatapnya dengan heran

Heeseung hanya bisa menghela napas panjang. Meskipun Jungwon adalah sepupunya dan pengawal pribadinya, sikap santai dan terkadang kurang ajar itu selalu membuat Heeseung merasa campur aduk. Di satu sisi, ia menghargai kesetiaan dan keberanian Jungwon, tetapi di sisi lain, ia sering dibuat kewalahan dengan sikapnya yang seenaknya

"Hei, kau tahu kan kita akan ke Jepang, bukan ke pantai?" ujar Heeseung dengan nada bercanda yang samar, namun tetap mengandung teguran

Jungwon hanya tertawa kecil, mengangkat bahunya dengan santai. "Hyung, Jepang itu negeri yang menyenangkan. Lagipula, kalau kita terlalu serius, kita malah akan cepat stres. Percayalah, kita perlu sedikit bersantai sambil mencari Jaeyun."

Heeseung menggelengkan kepala, tak bisa menahan senyum. Meski cara berpikir Jungwon seringkali tak konvensional, Heeseung tahu bahwa sepupunya itu selalu serius ketika situasi mendesak. "Baiklah, ayo kita pergi. Tapi ingat, fokus utama kita adalah menemukan Jaeyun"

Jungwon mengangguk sambil tersenyum lebar. "Tentu saja, hyung! Aku sudah mengatur segalanya. Kita akan tiba di Jepang dengan selamat dan tepat waktu"






























*ga nyangkaa bangett udah hampir seribu yang bacaa 🥲, congratulations to me, jangan cape ya tunggu aku update, oh ya kaya nya satu chapter lagi bakal end deh

A Short Piece of Fiction [HeejakeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang