Turnamen II

274 21 5
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Lagi-lagi Shaka menghela napas panjang. Semester ini benar-benar membuatnya gila. Jadwal SKS yang semakin berat, ditambah banyaknya tugas dari dosen, membuat kepalanya nyaris meledak. la merasa mungkin cuti semester kali ini perlu diambil untuk menjaga kesehatan mental dan fisiknya, memberi sedikit ruang untuk self-reward.

Saat ia berjalan menuju parkiran, tangannya mengacak-ngacak rambut, berusaha mengusir penat. Langkahnya sempat berbelok ke WC, sekadar membasuh muka guna menghilangkan rasa kantuk yang terus menghantui

Air dingin yang menyentuh wajahnya langsung menyegarkan pikiran Shaka. Setidaknya, kantuk sedikit mereda walaupun tubuhnya masih terasa remuk akibat duduk berjam-jam di kelas. Saat ia berdiri di depan wastafel, tiba-tiba bulu kuduknya meremang. Dari WC paling pojok, samar-samar terdengar isakan tangis. Meski suaranya tak begitu jelas, rasa penasaran menguasai Shaka

Dengan langkah hati-hati, ia mendekat. Semakin ia berjalan menuju sumber suara, isakan itu semakin jelas terdengar. Di antara rasa takut dan penasaran, Shaka memilih untuk memberanikan diri membuka pintu WC. Di dalam, ia melihat sosok seorang laki-laki sedang meringkuk di lantai, memeluk lututnya dengan kepala tertunduk. Tubuhnya bergetar, seperti menahan sesuatu yang tak tertahankan

"Lo gapapa?" tanya Shaka, mencoba memahami situasi. Namun, laki-laki itu tak menjawab. Isakannya semakin kencang, dan di antara tangisnya, Shaka mendengar gumaman samar, "Sakit... sangat sakit..."

Shaka, yang merasa simpati, mendekat pelan-pelan, berniat menenangkan laki-laki itu. Namun saat baru ingin menyentuhnya, tiba-tiba Shaka terdorong ke lantai. Laki-laki itu, yang ternyata bernama Anna, dengan sengaja mendorongnya. Anna kemudian berlari keluar dari WC, meninggalkan Shaka yang masih duduk terkejut di lantai

Merasa ada sesuatu yang mengusik hatinya, Shaka langsung bangkit dan mengejar Anna. Sejak beberapa hari terakhir, wajah Anna terus menghantui pikirannya, dan kini Shaka merasa harus mengejarnya. la berlari kencang, hingga akhirnya berhasil menangkap lengan Anna dan menariknya ke dalam dekapan

Shaka tak mengerti mengapa ia bertindak seperti ini, tetapi tubuhnya bertindak refleks. Di dalam pelukannya, Anna tak melawan, hanya terdiam sebelum tangisnya pecah lagi

"Takut... Anna... takut..." suara isakan Anna terdengar di sela-sela tangisnya, membuat baju Shaka basah oleh air mata. Namun, Shaka tidak peduli. Dengan lembut, ia mengelus rambut Anna dan berbisik "Keluarkan saja, jangan ditahan"

Tubuh Anna bergetar hebat, namun ia tetap tak membalas pelukan Shaka. Tangisannya terus berlanjut, hingga setelah beberapa menit, isakannya mulai mereda. Anna sedikit menjauh dari Shaka, mengangkat kepalanya untuk melihat wajah orang asing yang memeluknya. Pandangan polos Anna membuat Shaka salah tingkah, dan ia buru-buru melepaskan pelukannya

Anna masih terpaku menatap Shaka. Namun, tiba-tiba tubuhnya melemah, pandangannya berkunang-kunang, hingga akhirnya ia pingsan. Dengan sigap, Shaka menangkap tubuh Anna yang hampir jatuh ke tanah

Kini, keduanya berada di parkiran kampus. Shaka tak punya pilihan lain selain membawa Anna masuk ke mobilnya

Shaka terdiam, memandangi Anna yang masih tak sadarkan diri di jok mobilnya. Selama beberapa menit, ia terus saja memandang wajah Anna yang begitu rupawan. Ada sesuatu yang membuatnya tak bisa melepaskan pandangannya-sesuatu yang begitu memikat dari sosok Anna. Wajahnya yang manis, meski ia adalah laki-laki seperti Shaka, membuat hati Shaka bergetar dengan cara yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Tangan Shaka tanpa sadar bergerak, mengusap lembut rambut Anna yang lembut. Jemarinya perlahan turun, menyentuh wajah Anna dengan sentuhan yang halus, seperti takut membangunkan sosok yang tampak begitu damai dalam tidurnya. Mata Anna tertutup, bulu matanya lentik, dan bibirnya-ah, bibirnya-membuat Shaka terdiam lebih lama

"cantikk..." gumam Shaka dalam hati, merasa takjub. Anna memiliki semua keindahan yang biasanya ia temukan pada seorang perempuan-mata yang polos, bulu mata lentik, bibir yang berwarna merah muda dan tampak begitu lembut. Bibir itu, pikirnya, pasti terasa manis seperti madu, sesuatu yang bisa membuat siapa pun kecanduan

Tanpa sadar, jemari Shaka bergerak semakin dekat, mengusap bibir Anna dengan perlahan. Sentuhannya begitu ringan, namun cukup untuk membuat jantung Shaka berdebar lebih kencang. Tatapannya berubah, dari yang semula sekadar memuja, kini berubah menjadi tatapan penuh hasrat. Ada tarikan yang begitu kuat-sesuatu yang membuatnya semakin mendekat, sampai akhirnya kepala Shaka perlahan mendekati wajah Anna

Dan sebelum ia menyadari apa yang terjadi, bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir Anna

Sentuhan itu awalnya lembut, hampir seperti tidak disengaja. Namun, dalam hitungan detik, sentuhan itu berubah menjadi lumatan yang semakin dalam. Bibir Anna terasa manis, lebih manis dari yang Shaka bayangkan. Bagaikan madu yang menetes perlahan, setiap gerakan bibir Shaka semakin dalam, menyesap rasa yang selama ini ia pendam dalam hatinya

Shaka tenggelam dalam ciuman itu, dalam manisnya bibir Anna yang begitu memabukkan. Sesaat, dunia di sekitarnya menghilang, dan yang tersisa hanyalah dirinya dan Anna-dua sosok yang terhubung oleh sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pertemuan tak sengaja

Namun, tiba-tiba tubuh Anna bergerak. Shaka tersentak, segera melepaskan ciuman itu dengan jantung yang berdetak kencang. Anna mengerjapkan matanya perlahan, masih setengah pingsan, tidak sepenuhnya sadar dengan apa yang baru saja terjadi. Wajahnya tampak bingung, seakan tidak mengerti di mana ia berada

Shaka menelan ludah, tiba-tiba diselimuti perasaan bersalah. Apa yang baru saja ia lakukan? Mengapa ia kehilangan kendali?






















*helowww maaf teman² aku baru bisaa lanjutin cerita nya, sebenarnya mau buat pas punya ide nya lupa muluu,sampai akhirnya kelupaan sama alur nyaa yahhh gitu dehh, entr kalau ini udh selesai sama pratishka udh selesaii boleh lahh request ceritaa biar aku ga bingung bingung amat kalau lagi ga punya idee hehheh😁

A Short Piece of Fiction [HeejakeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang