ilfiel II

557 32 1
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Dalam suasana bioskop yang gelap, Kiel duduk terpaku, matanya terpaku pada layar besar di depan mereka. Adegan demi adegan bergulir, menariknya semakin dalam ke dalam alur cerita film yang mereka tonton. Begitu fokusnya Kiel, dia bahkan tidak menyadari ketika Haidar dengan lembut mengusap tangannya. Minuman Kiel pun diambil oleh Haidar tanpa disadari, karena Kiel begitu terhipnotis oleh adegan yang sedang berlangsung

Di sisi lain, Haidar hampir tidak memperhatikan film tersebut. Sejak awal hingga akhir, matanya lebih sering tertuju pada Kiel. Setiap ekspresi wajah Kiel tampak begitu menggemaskan bagi Haidar. Sesekali, Haidar membiarkan pikirannya melayang, membayangkan hal-hal yang tak seharusnya ia pikirkan. Bagaimana ekspresi Kiel jika ia mendominasi? Pasti jauh lebih memikat, pikir Haidar

Setelah film usai, mereka berdua menuju restoran ramen atas keinginan Kiel yang tiba-tiba. Haidar hanya tersenyum dan mengikuti langkah Kiel, menikmati setiap momen yang mereka habiskan bersama. Di sepanjang perjalanan, Kiel bercerita dengan penuh semangat tentang film yang baru saja mereka tonton. Dia merasa sangat puas karena ekspektasinya terhadap film tersebut terpenuhi

Di restoran, Kiel terus bercerita dengan antusias, membuat beberapa orang di sekitar mereka melirik karena manisnya senyuman Kiel. Haidar pun tidak bisa melepaskan pandangannya dari Kiel. Dia bahkan meraih lengan Kiel, menggenggamnya erat seolah ingin memastikan Kiel tetap dekat dengannya

sepanjang jalan haidar memikiran bagaimana cara nya agar tak pulang cepat iya ingin terus dekat dan ingin mengenal jauh kiel sampai akhir nya ia lambatkan laju motor "mau mampir ke cafe dulu ga?" ucp nya agak keras agar bisa terdengar " kiel memasang ekpresi berpikir sebenarnya ia ingin langsung pulang kangen rebahan di kasur empuk tapi karna tak enak hati ia menyetujui

"yaudah boleh" haidar belokan stir nya menuju tempat cafe yang biasa ia kunjungi dengan teman teman tongkrongan nya sesampai nya mereka berdua di cafe kiel turun ia melihat sekeliling ternyata temoat nya memang sangat pas untuk sekedar bersantai dan mengerjakan tugas kuliah nuansa cafe yang sejuk dan adem banyak pohon rimbun yang mengeliling mebuat suasana sangat pas di pakai bersantai

"mau di lantai atas atau bawah?" tanya haidar keduanya memasuki cafe "bawah aja tapi yang outdoor yaa" "yaudah kamu yang milih tempat aku yang pesen minum, mau minum apa kamu?" kiel berhenti sejenak berpikir "aku americano aja" haidar mengganguk sebelum kiel pergi ia sempatkan mengusak rambut kiel

Haidar tersenyum sambil mengusap rambut Kiel dengan lembut, seolah ingin memberikan kenyamanan. Kiel hanya tersenyum kecil dan kemudian berjalan ke arah area outdoor di lantai bawah. Dia memilih meja yang dekat dengan pepohonan rimbun, tempat yang tampak nyaman untuk bersantai sambil menikmati suasana sore.

Sementara itu, Haidar menuju kasir untuk memesan minuman. Setelah beberapa saat, dia kembali dengan dua cangkir kopi, satu untuk dirinya dan satu untuk Kiel. Haidar duduk di seberang Kiel dan menyodorkan minuman tersebut. "Ini americano-nya. Aku pesan latte untuk diri sendiri," katanya dengan senyum

Kiel mengambil cangkirnya dan menghirup aroma kopi yang segar. "Terima kasih," ucapnya sambil tersenyum. Mereka berdua mulai menikmati minuman mereka, diselingi obrolan ringan tentang kuliah, hobi, dan hal-hal lain yang mereka sukai

Kiel merasa perlu pergi ke toilet di tengah obrolan mereka. Setelah mencuci tangan, ia berkaca, memperhatikan penampilannya dan memeriksa apakah lip balm yang ia bawa dalam tas kecilnya sudah terpakai dengan baik. Selesai memperbaiki penampilannya, ia menyemprotkan parfum dengan aroma segar dan lembut. Namun, baru saja kembali ke tempat duduknya, langkahnya terhenti melihat Haidar mencium seorang perempuan asing

Perasaan senang yang sebelumnya dirasakan Kiel berubah menjadi rasa sesak di dada. Banyak pertanyaan muncul dalam benaknya, dan rasa sakit itu semakin terasa saat Haidar menaruh tangannya di pinggang ramping perempuan itu. Daripada berlama-lama merasakan sakit hati, Kiel segera keluar dari kafe, kebetulan ada taksi yang lewat. Di perjalanan pulang, Kiel termenung. Meskipun ia belum sepenuhnya menyukai Haidar, ia merasa nyaman berada di dekatnya. Kiel berusaha keras menahan air matanya yang mulai mengalir

flashback off

Arsa mendengar cerita sahabatnya, yang membuatnya ikut merasakan sesak. Ia membayangkan bagaimana jika dirinya berada di posisi Kiel, dengan napas yang tersengal-sengal dan air mata yang terus mengalir

"Arsa, asal lo tau aja, ceweknya tuh cantik banget. Gw jadi makin sakit liatnya," kata Kiel suaranya gemetar

Arsa langsung memeluk tubuh sahabatnya itu, lalu mengusap pelan, berusaha menenangkan. "Stop, udah. Gak usah dibahas lagi," ujarnya dengan lembut

Hampir beberapa menit, Kiel berhenti menangis walau masih sesenggukan. Arsa di situ agak marah dan dendam ke si Haidar "bangsat tuh cwo awas aja sampe buat nangis lagi gw hajar aja sampe babak belur," pikir Arsa

Deringan ponsel Kiel berbunyi. Kiel yang melihat, langsung menunjukkannya ke Arsa. Arsa menekuk alisnya, "Coba angkat"

Kiel mengangguk, menghapus air mata yang tersisa lalu menepuk kedua pipinya agar tak kelihatan seperti orang menangis. "Kiel, kamu kemana? Kok nggak balik-balik?" suara Haidar terdengar dari ponsel

Kiel menutup matanya sebelum menjawab. Ia memegang satu tangan Arsa dan meremas kuat, dengan nada yang pura-pura biasa saja agar tak kelihatan menangis. "Sorry, Haidar. Aku tadi di telepon papa, disuruh pulang ada urusan penting Yaudah, aku langsung pulang"

"Terus kamu pulang naik apa?" tanya Haidar

"Ah, tadi aku pulang naik taksi," Kiel berbohong

"Ter-" baru saja Haidar ingin berkata lagi, tapi ucapannya dipotong. "Eh, sorry! Papa ku manggil. Udah dulu yaa, bye," Kiel segera menekan tombol merah, tak ingin berlama-lama lagi mendengar suara pria brengsek itu

Arsa langsung tersenyum melihat tingkah sahabatnya. "Yuk" kata Arsa sambil melirik ke arah laptop yang dari tadi menganggur, menampilkan film yang terjeda "Gas"

Akhirnya mereka berdua menonton film sampai tengah malam. Memang sudah biasa bagi Kiel menginap di rumah Arsa. Kadang, mereka berdua sering dipanggil kembaran, meskipun mereka berdua heran

end










*ikeuu paling lucuu seduniaaaaa🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ikeuu paling lucuu seduniaaaaa🥺

A Short Piece of Fiction [HeejakeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang