Happy Reading
Helaan napas terdengar mengalun dari belah bibir Jemian saat ia baru saja memasuki mansion besar yang menyerupai kastil itu. Tubuhnya terasa berat, seolah beban di pundaknya tak kunjung lepas. Fisik dan pikirannya berteriak meminta istirahat. Rumah besar ini, yang seharusnya penuh kehangatan, hanya diisi oleh dirinya, Harrison, dan beberapa maid yang bertugas menjaga agar semuanya terlihat bersih dan terawat
Langkahnya pelan namun pasti, membawa tubuh lelahnya menuju kamar yang ia bagi dengan suaminya. Jemian membuka pintu kamar, namun seketika auranya berubah. Udara terasa dingin, mencekam. Cahaya redup dari lampu ruang kerja Harrison, yang terhubung langsung ke kamar mereka, membuat suasana semakin berat
Di sana, Harrison duduk di kursinya dengan wajah datar yang nyaris tidak manusiawi. Matanya tajam, penuh emosi yang ia coba kendalikan. "Dari mana saja kau, Jemian?" tanyanya dingin
Jemian tidak menjawab. Ia malah sibuk melepaskan perhiasan yang menghiasi tubuh indahnya. Gelang emas, anting berlian, semuanya ia letakkan di atas meja kecil di sampingnya. Sikap acuh tak acuhnya membuat amarah Harrison mendidih
"JEMIAN EMBERYLN, JAWAB JIKA SEDANG DI TANYA! AKU INI SUAMI MU!" bentak Harrison, suaranya menggema di ruangan yang sunyi
Jemian berhenti sejenak, lalu perlahan menoleh ke arah suaminya. Ia menatap Harrison dengan ekspresi datar, lalu terkekeh kecil. "Mau aku pergi ke mana pun, kau tidak akan peduli. Lebih baik kau urus saja Bianca," ucapnya dengan nada tajam yang menyayat
Wajah Harrison mendadak membeku. Detak jantungnya berpacu cepat. "Mengapa terdiam?" Jemian menyambung, suaranya semakin dingin. "Bukankah dia darah dagingmu dengan Shane, jalangmu itu? Iya, kan?"
Jemian tertawa kecil, menikmati ekspresi Harrison yang kini penuh keterkejutan dan rasa bersalah. "Kau pikir aku tidak tahu? Kau masih berhubungan badan dengan Shane bahkan sampai sekarang," katanya dengan tenang namun mematikan
Keringat dingin mengalir di pelipis Harrison. Fakta yang selama ini ia sembunyikan kini terungkap tanpa ia duga. "Itu... hanya kesalahan tak disengaja, Jemian" katanya dengan nada yang terdengar lemah dan defensif
Jemian menahan tawanya, berjalan mendekat dengan langkah pelan tapi penuh intensi "Kau dan aku sama-sama brengsek, Harrison. Jadi tidak ada yang perlu dibicarakan lagi" katanya, suaranya kini lebih rendah namun penuh kekuatan "Dan satu hal lagi, tolong berhenti memanggilku dengan nama margamu itu. Menjengkelkan"
Harrison hanya bisa terpaku di kursinya, tubuhnya tegang dengan emosi yang meluap-luap. Kata-kata Jemian terus bergema di kepalanya, menampar harga dirinya sebagai seorang suami. Ia merasa terpojok, tak berdaya untuk membalas. Namun, rasa marah dan frustrasinya mencapai puncak
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Piece of Fiction [HeejakeHoon]
Fanfichanya perkumpulan one shot story tentang tiga serangkai manusia ⚠️WARNING!!! [kalau ga suka skipp!! no hujatan] B×B ff (fanfiction) harsh language/bahasa baku 18+(tidak disaran kn untuk bocil di bawah umur) 100% Typo ...